Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 November 2014
Baca: Matius 24:3-14
"Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi
kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya." Matius 24:14
Pemberitaan Injil adalah aktivitas yang sangat penting dan utama sebelum hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Karena itu selagi kita masih bernafas, diberi kesehatan dan memiliki banyak waktu dan kesempatan, mari kita maksimalkan setiap talenta untuk mengerjakan Amanat Agung ini. Tuhan Yesus mengingatkan, "Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai." (Yohanes 4:35). Kita tidak harus menjadi pendeta terlebih dahulu untuk memberitakan Injil!
Semua orang percaya tanpa terkecuali: tua atau muda, jemaat baru atau sudah lama, para pendeta atau jemaat awam dapat mengerjakan bagiannya untuk melayani Tuhan dengan tingkat pelayanan yang berbeda-beda, mulai dari yang paling kecil/sederhana sampai kepada hal-hal yang besar. Pelayanan dasar memberitakan Injil kepada orang lain adalah melalui kesaksian hidup kita. Inilah pelayanan yang sangat efektif yang dapat menjangkau semua orang. "Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam
tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12b). Karena itu kita tidak perlu ragu, takut atau berkecil hati untuk melayani Tuhan karena Tuhan tidak pernah memberikan perintah kepada kita tanpa terlebih dahulu memperlengkapi dan membekali kita. "...kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu
akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8). Kuasa Roh Kudus inilah yang akan menyertai, menguatkan dan memampukan kita untuk mengerjakan tugas ini.
Karena penyertaan Roh Tuhan, Musa yang sebelumnya minder dan merasa tidak mampu, dipakai Tuhan memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir. Begitu pula dengan kedua belas orang yang dipilih Tuhan untuk menjadi murid-murid-Nya, mereka adalah orang-orang biasa dan tidak terpelajar. Mungkin di pemandangan manusia kita ini tidak kaya, tidak terkenal dan bahkan mungkin kita dianggap bodoh oleh dunia, tapi Tuhan mau dan sanggup memakai kita untuk menjadi penjala jiwa di akhir zaman ini.
"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit." Matius 9:37
Sunday, November 9, 2014
Saturday, November 8, 2014
MELAYANI sebagai GAYA HIDUP
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 November 2014
Baca: Matius 4:23-25
"Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu." Matius 4:23
Ayat nas di atas menyatakan bahwa selama berada di bumi Yesus tidak pernah berhenti bekerja. Mengapa? Karena "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." Yohanes 5:17). Sebagai pengikut Kristus mutlak bagi kita meneladani Dia. Sebagaimana "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani" (Matius 20:28) maka kita pun memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama yaitu menjadikan pelayanan sebagai gaya hidup. Karena itu kita harus menjadi anak-anak Tuhan yang aktif, artinya selalu dapat menggunakan kesempatan sebaik mungkin untuk melayani Tuhan dan juga sesama.
Mengapa kita harus terlibat aktif dalam pelayanan? Karena ini adalah sebuah perintah dari Tuhan: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Markus 16:15). Injil harus diberitakan ke seluruh penjuru bumi ini "...karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya," (Roma 1:16). Keselamatan manusia ditentukan oleh iman kepada Yesus, sebab "...keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12). Yesus menegaskan, "Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 16:6b). Itulah sebabnya tugas memberitkan Injil adalah tugas yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Sungguh disayangkan, di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan yang sudah semakin dekat ini masih banyak sekali orang Kristen yang tidak peka rohaninya, sehingga mereka menganggap remeh tugas pemberitaan Injil ini. Jangankan memberitakan Injil, turut terlibat dalam pelayanan di gereja lokal saja kita enggan. Kita maunya hanya dilayani, tapi tidak mau melayani.
Sampai kapan kita mengeraskan hati untuk tidak merespons panggilan Tuhan ini?
Baca: Matius 4:23-25
"Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu." Matius 4:23
Ayat nas di atas menyatakan bahwa selama berada di bumi Yesus tidak pernah berhenti bekerja. Mengapa? Karena "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." Yohanes 5:17). Sebagai pengikut Kristus mutlak bagi kita meneladani Dia. Sebagaimana "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani" (Matius 20:28) maka kita pun memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama yaitu menjadikan pelayanan sebagai gaya hidup. Karena itu kita harus menjadi anak-anak Tuhan yang aktif, artinya selalu dapat menggunakan kesempatan sebaik mungkin untuk melayani Tuhan dan juga sesama.
Mengapa kita harus terlibat aktif dalam pelayanan? Karena ini adalah sebuah perintah dari Tuhan: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk." (Markus 16:15). Injil harus diberitakan ke seluruh penjuru bumi ini "...karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya," (Roma 1:16). Keselamatan manusia ditentukan oleh iman kepada Yesus, sebab "...keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12). Yesus menegaskan, "Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 16:6b). Itulah sebabnya tugas memberitkan Injil adalah tugas yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Sungguh disayangkan, di hari-hari menjelang kedatangan Tuhan yang sudah semakin dekat ini masih banyak sekali orang Kristen yang tidak peka rohaninya, sehingga mereka menganggap remeh tugas pemberitaan Injil ini. Jangankan memberitakan Injil, turut terlibat dalam pelayanan di gereja lokal saja kita enggan. Kita maunya hanya dilayani, tapi tidak mau melayani.
Sampai kapan kita mengeraskan hati untuk tidak merespons panggilan Tuhan ini?
Subscribe to:
Posts (Atom)