Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 November 2014
Baca: Yakobus 1:2-8
"sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." Yakobus 1:3
Semua orang pasti tidak suka mendengar kata ujian, masalah atau pergumulan. Umumnya kita lebih suka mendengar kata-kata tentang berkat, mujizat, kemenangan dan perkara-perkara besar lainnya, karena hal-hal itulah yang sedang dicari dan diinginkan oleh manusia. Namun kita lupa bahwa setiap berkat, mujizat, kemenangan, kesembuhan dan perkara-perkara besar selalu didahului dan diawali oleh ujian, masalah dan juga pergumulan yang tidak mudah. Namun justru di balik hal-hal yang tidak menyenangkan inilah terkandung berkat, mujizat dan kemenangan besar.
Kata ujian memiliki arti sesuatu yang dipakai untuk menguji kualitas sesuatu, misal kepandaian, kemampuan, hasil belajar dari seseorang. Karena itu dalam dunia pendidikan ada yang namanya ujian akhir yaitu ujian untuk menentukan kenaikan tingkat atau kelulusan seorang siswa; ada pula ujian masuk perguruan tinggi negeri yaitu ujian memasuki suatu universitas negeri. Bagi seorang siswa ujian adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, menegangkan, tapi sangat menentukan, sebab di balik ujian pasti ada hasil; dan untuk mencapai hasil maksimal, yang sesuai dengan harapan dan keinginan, setiap siswa pasti akan mempersiapkan diri begitu rupa: ada yang rajin mengikuti try out; bagi yang berkantong tebal akan mengikuti bimbingan belajar atau memanggil guru private. Orang yang mampu menghadapi ujian dengan baik pasti mendapatkan hasil yang baik pula. Sebaliknya, yang tidak mempersiapkan diri dengan baik sedari awal, yang hanya belajar keras saat menjelang ujian dengan 'SKS' (sistem kebut semalam), akan mendapatkan hasil yang pasti tidak akan pernah maksimal, mengecewakan dan mungkin akan gagal.
Jadi sebelum menghadapi ujian perlu sekali kita menguji diri sendiri terlebih dahulu, artinya mengukur dan menilai sejauh mana kesiapan kita dalam menghadapi ujian. Mungkin secara mental kita sudah siap, tapi ketika kita diuji ternyata banyak materi yang belum kita ketahui. Atau sebaliknya kita sudah tahu materi, tapi ketika ujian datang ternyata kita secara mental belum siap: panik, was-was, kuatir dan takut.
"Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik." 1 Tesalonika 5:21
Thursday, November 6, 2014
Wednesday, November 5, 2014
SETIA SETIAP SAAT (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 November 2014
Baca: Titus 3:1-14
"...taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik." Titus 3:1
Seseorang dalam keadaan siap sedia dapat terlihat dari setiap tindakan dan perbuatannya. Ia bukanlah pemalas tapi orang yang tekun mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya; tak pernah berhenti mengisi hati dan pikirannya dengan firman Tuhan setiap hari, seperti yang diperbuat Daud: "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari." (Mazmur 119:97), sebab "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105), sehingga kita tidak akan menyimpang ke kanan atau ke kiri.
Orang yang siap sedia pasti akan menggunakan waktu dan kesempatan yang ada sebaik mungkin, sebab sadar bahwa "...akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4). Karenanya ia terus bersemangat dan memiliki roh yang menyala-nyala dalam melayani Tuhan di tengah situasi yang tidak mendukung sekalipun. Nasihat Paulus kepada Timotius, "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Timotius 4:2). Didasari oleh hati yang berbeban terhadap jiwa-jiwa yang belum diselamatkan membuat orang tidak bisa menahan diri untuk selalu bersaksi dan memberitakan Injil kepada orang lain, entah itu di lingkungan tempat tinggal, sekolah, kantor, di pabrik dan lain-lain. Inilah yang kurang disadari bahwa sesungguhnya dunia ini adalah ladang pelayanan bagi orang percaya.
Orang yang siap sedia pasti memiliki hati yang takut akan Tuhan, sehingga akan berpikir seribu kali untuk berbuat dosa, sebab sadar bahwa "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu," (Ibrani 2:2-3). Sehingga tidak mau lagi berkompromi dengan dosa sekecil apa pun. Dosa membuat hidup seseorang dihantui oleh rasa bersalah, takut, kuatir, gelisah dan tertekan. Berbeda bila kita memiliki hati yang takut akan Tuhan, artinya kita terus melekat kepada Tuhan, kita akan beroleh kekuatan menghadapi segala perkara karena selalu dalam keadaan siap sedia setiap saat!
Orang yang siap sedia akan mampu berdiri meski berada di tengah badai!
Baca: Titus 3:1-14
"...taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik." Titus 3:1
Seseorang dalam keadaan siap sedia dapat terlihat dari setiap tindakan dan perbuatannya. Ia bukanlah pemalas tapi orang yang tekun mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya; tak pernah berhenti mengisi hati dan pikirannya dengan firman Tuhan setiap hari, seperti yang diperbuat Daud: "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari." (Mazmur 119:97), sebab "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105), sehingga kita tidak akan menyimpang ke kanan atau ke kiri.
Orang yang siap sedia pasti akan menggunakan waktu dan kesempatan yang ada sebaik mungkin, sebab sadar bahwa "...akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4). Karenanya ia terus bersemangat dan memiliki roh yang menyala-nyala dalam melayani Tuhan di tengah situasi yang tidak mendukung sekalipun. Nasihat Paulus kepada Timotius, "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Timotius 4:2). Didasari oleh hati yang berbeban terhadap jiwa-jiwa yang belum diselamatkan membuat orang tidak bisa menahan diri untuk selalu bersaksi dan memberitakan Injil kepada orang lain, entah itu di lingkungan tempat tinggal, sekolah, kantor, di pabrik dan lain-lain. Inilah yang kurang disadari bahwa sesungguhnya dunia ini adalah ladang pelayanan bagi orang percaya.
Orang yang siap sedia pasti memiliki hati yang takut akan Tuhan, sehingga akan berpikir seribu kali untuk berbuat dosa, sebab sadar bahwa "...setiap pelanggaran dan ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal, bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu," (Ibrani 2:2-3). Sehingga tidak mau lagi berkompromi dengan dosa sekecil apa pun. Dosa membuat hidup seseorang dihantui oleh rasa bersalah, takut, kuatir, gelisah dan tertekan. Berbeda bila kita memiliki hati yang takut akan Tuhan, artinya kita terus melekat kepada Tuhan, kita akan beroleh kekuatan menghadapi segala perkara karena selalu dalam keadaan siap sedia setiap saat!
Orang yang siap sedia akan mampu berdiri meski berada di tengah badai!
Subscribe to:
Posts (Atom)