Saturday, November 1, 2014

MENGAPA TIDAK BERJAGA-JAGA? (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 November 2014

Baca:  Kolose 4:1-6

"Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur."  Kolose 4:2

Berjaga-jaga berarti waspada terhadap segala kemungkinan, terutama dalam hal-hal negatif.  Berjaga-jaga juga berarti sikap bersiap-siap, awas atau berhati-hati.  Mengapa kita harus selalu berjaga-jaga?  Karena hari-hari yang kita jalani ini penuh kejutan, perubahan, percepatan atau hal-hal tak terduga yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu.  Tak ada seorang pun tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari, karena itu  "Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu."  (Amsal 27:1).  Samuel Taylor Coleridge dengan sangat bijak berkata,  "Kita tidak tahu bagaimana hari esok, yang bisa kita lakukan ialah berbuat sebaik-baiknya dan berbahagia pada hari ini."

     Ada beberapa faktor mengapa orang tidak berjaga-jaga:  1.  Terlalu percaya diri atau over confidence.  Rasa percaya diri yang berlebihan membuat orang merasa dirinya cukup kuat sehingga dalam segala hal mengandalkan kekuatan sendiri.  Orang yang demikian sulit sekali menerima nasihat dan teguran orang lain.  Alkitab memperingatkan:  "...janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri... Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak,"  (Amsal 3:5, 7).  Rasul Paulus juga memperingatkan,  "...siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!"  (1 Korintus 10:12);  "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri;"  (Galatia 6:4).  Jika saat ini kita tegak berdiri dan menang atas pencobaan, jangan takabur, sebab Iblis tidak akan pernah menghentikan usahanya sebelum misinya berhasil yaitu mencuri, membunuh dan membinasakan  (baca  Yohanes 10:10a).  2.  Kurangnya pengenalan akan Tuhan dan firman-Nya.  "Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu."  (Hosea 4:6).  Seseorang yang tidak memiliki pengenalan yang benar tentang Tuhan  (pribadi, kuasa, kasih, kehendak-Nya dan sebaginya)  akan cenderung mengisi hari-harinya dengan perbuatan-perbuatan sia-sia.  Ia lupa bahwa setiap tindakan ada konsekuensinya.

Jangan merasa diri kuat, tapi makin mendekatlah kepada Tuhan supaya kita dapat bertahan!

Friday, October 31, 2014

HIDUP PENUH KEJUTAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Oktober 2014

Baca:  Ayub 14:1-22

"Seperti bunga ia berkembang, lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan."  (Ayub 14:2).

Suatu kenyataan hidup yang tak dapat dipungkiri bahwa perjalanan hidup manusia di dunia ini selalu diwarnai dengan kejutan-kejutan:  kadang ada tawa, sekejap kemudian berganti dengan tangis;  ada keberhasilan, tapi tidak sedikit pula yang harus menelan pahitnya kegagalan.  Kejutan demi kejutan kadangkala seperti sebuah hantaman palu yang datang secara bertubi-tubi.  Kejutan ini bisa menghampiri siapa saja, baik itu orang Kristen awam atau bahkan seorang hamba Tuhan sekalipun.

     Kejutan juga menghampiri orang yang paling dekat dengan Tuhan Yesus sekalipun yaitu sebuah keluarga di kota Betania yang sangat mengasihi dan dikasihi Tuhan, yaitu keluarga Marta, Maria dan Lazarus  (baca  Yohanes 11:44).  Kejutan yang amat menyakitkan sengaja diijinkan Tuhan terjadi dan menimpa keluarga ini karena keterlambatan Tuhan Yesus tiba di rumah mereka.  Kematian menimpa salah seorang anggota keluarga ini yaitu Lazarus.  Kita tahu bahwa kematian seseorang selalu membawa kepedihan hati dan duka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.  Memang, kejutan yang berupa masalah atau pun penderitaan itu bisa menimpa setiap orang, tak terkecuali orang percaya.  Namun satu hal yang menguatkan kita adalah Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan, melainkan rancangan damai sejahtera untuk memberikan hari depan yang penuh harapan  (baca  Yeremia 29:11).  Di tengah kejutan-kejutan yang terjadi dalam kehidupan ini kita harus percaya  "...bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  (Roma 8:28).

     Jika Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatunya tidak ada perkara yang mustahil bagi orang percaya.  Lazarus, yang walaupun sudah empat hari mati dan dikuburkan, Tuhan sanggup membangkitkannya.  Sungguh, Tuhan Yesus adalah kebangkitan dan hidup  (baca  Yohanes 11:25).  Rasul Paulus menyatakan bahwa Tuhan turut bekerja dalam  'segala sesuatu'.  Kata  'segala sesuatu'  artinya di semua aspek kehidupan kita tanpa terkecuali.

Tuhan memakai setiap  'kejutan'  yang ada untuk menyatakan kuasa-Nya!