Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Oktober 2014
Baca: Mazmur 127:1-5
"sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur." Mazmur 127:2b
Meski sebagai sel terkecil dari masyarakat, keberadaan keluarga justru memiliki peranan yang sangat vital. Jika sebuah keluarga dalam keadaan baik, harmonis dan diberkati, hal ini akan berdampak positif kepada masyarakat secara luas. Sebaliknya bila dari sel terkecil ini (keluarga) sudah punya banyak sekali masalah, hal itu juga akan berdampak buruk bagi masyarakat luar. Contoh: ada banyak kasus kenakalan remaja berawal dari keadaan keluarga yang broken home. Karena itu kita harus mendasari keluarga kita dengan iman yang kuat dengan menanamkan hati yang takut akan Tuhan.
Takut akan Tuhan itu keputusan dan pilihan hidup karena kita memiliki kehendak bebas (free will). Bila kita rindu keluarga kita diberkati dan dipelihara Tuhan, tidak ada pilihan lain selain harus takut akan Tuhan. Inilah berkat keluarga yang takut akan Tuhan: "Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu;" (Mazmur 128:3a). Pohon anggur adalah tanaman yang banyak ditanam di Israel karena air buah anggur merupakan minuman yang sangat menyegarkan. Bila isteri seperti pohon anggur yang subur berarti tidak hanya berdaun lebat, tapi juga menghasilkan buah yang dapat dinikmati oleh seisi keluarga; inilah isteri yang cakap, yang "...adalah mahkota suaminya," (Amsal 12:4) dan "...Ia lebih berharga dari pada permata." (Amsal 31:10). Keberadaan isteri yang demikian tentunya sebagai dampak dari suami yang mampu menjadi imam bagi keluarganya. Berkat berikutnya adalah "anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!" (Mazmur 128:3b). Pohon zaitun adalah pohon yang sangat kuat dan tidak mudah roboh. Dari pohon itu juga dihasilkan minyak yang sangat harum. Melalui keteladanan yang ditunjukkan oleh orangtua yang takut akan Tuhan, anak-anak pun akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang mengasihi Tuhan dan memiliki iman yang kuat sehingga mereka tidak mudah terbawa oleh arus dunia ini.
Ibarat peribahasa "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya", maka "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6).
Kita akan menjadi keluarga yang diberkati Tuhan dan berbahagia bila seisi rumah (suami, isteri dan anak-anak) memiliki hati yang takut akan Tuhan!
Tuesday, October 21, 2014
KELUARGA TAKUT AKAN TUHAN: Banyak Berkatnya (2)
Catatan:
"Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai
suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap
dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah
yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu,
supaya jangan tawar hatinya." Kolose 3:18-21
Monday, October 20, 2014
KELUARGA TAKUT AKAN TUHAN: Banyak Berkatnya (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Oktober 2014
Baca: Mazmur 127:1-5
"Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;" Mazmur 127:1
Orang dunia berprinsip bahwa sebuah keluarga akan berbahagia bila mereka memiliki uang dan harta kekayaan yang berlimpah. Benarkah? Sesungguhnya, apalah artinya berlimpah materi jika kita sendiri tidak menikmatinya. Bukankah ada banyak orang kaya di dunia ini yang hidupnya justru tidak bahagia? Hari-hari mereka dipenuhi kekuatiran, kecemasan, was-was, sakit-sakitan, konflik dan sebagainya. Namun keluarga yang senantiasa mengandalkan Tuhan dan punya rasa takut akan Tuhan selain akan mengalami berkat-berkat Tuhan secara jasmani, juga akan menikmati berkat-berkat rohani yaitu kebahagiaan, ketenteraman, ketenangan, sukacita, perlindungan, dan damai sejahtera.
Tempatkan Tuhan Yesus sebagai yang terutama dalam keluarga, maka Dia akan memimpin dan memberkati apa saja yang kita kerjakan. Berkat-berkat yang disediakan Tuhan bagi keluarga yang takut akan Tuhan di antaranya: "Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!" (Mazmur 128:2). Kita akan menikmati hasil dari setiap jerih payah kita. Jerih payah tangan berbicara tentang pekerjaan, studi, usaha, bisnis dan sebagainya. Banyak orang membanting tulang siang malam tanpa kenal lelah tidak dapat menikmati hasil jerih payahnya karena tidak melibatkan Tuhan. "Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur." (Mazmur 127:2).
Orang yang takut akan Tuhan tidak hidup bergantung dari apa yang diberikan dunia, namun dari apa yang disediakan Tuhan, sebab "Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya." (Amsal 10:22). Orang yang takut akan Tuhan pasti mengerjakan segala sesuatu dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, dari situlah Tuhan akan menyediakan berkat-Nya sebagai upah (baca Kolose 3:23).
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." 1 Korintus 2:9
Baca: Mazmur 127:1-5
"Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;" Mazmur 127:1
Orang dunia berprinsip bahwa sebuah keluarga akan berbahagia bila mereka memiliki uang dan harta kekayaan yang berlimpah. Benarkah? Sesungguhnya, apalah artinya berlimpah materi jika kita sendiri tidak menikmatinya. Bukankah ada banyak orang kaya di dunia ini yang hidupnya justru tidak bahagia? Hari-hari mereka dipenuhi kekuatiran, kecemasan, was-was, sakit-sakitan, konflik dan sebagainya. Namun keluarga yang senantiasa mengandalkan Tuhan dan punya rasa takut akan Tuhan selain akan mengalami berkat-berkat Tuhan secara jasmani, juga akan menikmati berkat-berkat rohani yaitu kebahagiaan, ketenteraman, ketenangan, sukacita, perlindungan, dan damai sejahtera.
Tempatkan Tuhan Yesus sebagai yang terutama dalam keluarga, maka Dia akan memimpin dan memberkati apa saja yang kita kerjakan. Berkat-berkat yang disediakan Tuhan bagi keluarga yang takut akan Tuhan di antaranya: "Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!" (Mazmur 128:2). Kita akan menikmati hasil dari setiap jerih payah kita. Jerih payah tangan berbicara tentang pekerjaan, studi, usaha, bisnis dan sebagainya. Banyak orang membanting tulang siang malam tanpa kenal lelah tidak dapat menikmati hasil jerih payahnya karena tidak melibatkan Tuhan. "Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur." (Mazmur 127:2).
Orang yang takut akan Tuhan tidak hidup bergantung dari apa yang diberikan dunia, namun dari apa yang disediakan Tuhan, sebab "Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya." (Amsal 10:22). Orang yang takut akan Tuhan pasti mengerjakan segala sesuatu dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, dari situlah Tuhan akan menyediakan berkat-Nya sebagai upah (baca Kolose 3:23).
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." 1 Korintus 2:9
Subscribe to:
Posts (Atom)