Saturday, October 18, 2014

TAKUT AKAN TUHAN: Memiliki Penguasaan Diri

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Oktober 2014

Baca:  2 Korintus 5:11-21

"Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan Allah, dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan kamu."  2 Korintus 5:13

Perwujudan lain dari orang yang takut akan Tuhan adalah memiliki penguasaan diri.  Sebuah kapal besar yang berada di laut lepas pasti dikendalikan oleh kemudi.  Kemudi adalah bagian yang kecil dari sebuah kapal, namun bila kemudi tersebut dikendalikan dengan semestinya maka kemudi dapat mengarahkan kapal kepada suatu tujuan dengan selamat.  Demikian juga penguasaan diri sangat penting dalam perjalanan iman orang percaya.  Penguasaan diri bisa diartikan kemampuan untuk menahan dan menguasai diri sendiri dari segala keinginan yang berlawanan dengan kehendak Tuhan.

     Sebagai manusia kita memiliki kecenderungan lost control.  Lalu bagaimana kita bisa menguasai diri kita?  Kita bisa menguasai diri jika mau tunduk kepada pimpinan Roh Kudus.  Kita bisa menguasai diri jika ada Roh Kudus di dalam hati kita karena penguasaan diri adalah salah satu dari sembilan buah roh  (baca  Galatia 5:22-23).  Roh Kudus akan memberi kita kekuatan dan kemampuan untuk bisa menguasai diri:  menguasai emosi, mengendalikan pikiran, perasaan dan tindakan kita.  Dalam 1 Petrus 4:7b dikatakan,  "Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa."  Artinya kalau kita tidak bisa menguasai diri, kita takkan bisa tenang dan kalau tidak bisa tenang, kita pun tidak akan bisa berdoa.  Hanya orang yang bisa menguasai dirilah yang dapat bersikap tegas untuk tidak berkompromi dengan dosa dan terus mengenakan  'manusia baru'.

     Seseorang yang lain memiliki penguasaan diri tidak akan mudah menilai orang lain dengan kacamata manusia.  "Sebab kasih Kristus yang menguasai kami,"  (2 Korintus 5:14), sehingga kita pun tidak akan mudah menghakimi dan mencari-cari kesalahan orang lain.  Karena itu  "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi."  (Matius 7:1), dan mulai dari sekarang  "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain."  (Galatia 6:4).  Maka dari itu kuasailah dirimu di segala keadaan!

"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."  Amsal 16:32

Friday, October 17, 2014

TAKUT AKAN TUHAN: Selalu Menjaga Hati

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Oktober 2014

Baca:  2 Korintus 5:11-21

"Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang."  2 Korintus 5:11

Hingga sekarang masih banyak orang Kristen kurang memahami arti 'takut akan Tuhan'.  Mereka seringkali menyamakan seperti ekspresi ketakutan ketika melihat film horor atau hal-hal yang menakutkan lainnya.  Benarkah demikian?

     Takut akan Tuhan adalah sikap respek kita kepada Tuhan, sehingga kita memandang Dia dengan penuh kekaguman, penghormatan dan menghormati-Nya sebagai Tuhan karena kekudusan, keagungan, kemuliaan dan kuasa-Nya yang besar.  Takut akan Tuhan berarti kalau kita membuat pelanggaran kita akan segera minta ampun kepada Tuhan, karena Dia adalah Tuhan yang tidak berkompromi dengan dosa.  Takut akan Tuhan adalah jalan yang mengantarkan kita melihat kemuliaan Tuhan, sebab  "Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia,"  (Mazmur 33:18).

     Wujud nyata dari orang yang takut akan Tuhan adalah selalu menjaga hati.  "Bagi Allah hati kami nyata dengan terang dan aku harap hati kami nyata juga demikian bagi pertimbangan kamu."  (2 Korintus 5:11b).  Tuhan sama sekali tidak tertarik dengan kecantikan atau ketampanan seseorang;  Dia tidak butuh kemampuan dan kecakapan kita;  Dia tidak berminat dengan seberapa fasih lidah kita berbicara tentang isi Alkitab;  kita boleh saja tampak sibuk dengan pelayanan atau banyak memberi sumbangan untuk gereja dan hamba Tuhan, tapi hal itu tidak secara otomatis membuat-Nya tertarik dan berminat pada kita.  Yang Tuhan hendak lihat dan perhatikan adalah apakah kita memiliki hati yang bersih dan murni, karena segala perbuatan jahat yang terjadi di muka bumi ini dimulai dan bersumber dari hati  (baca  Matius 15:18-19).  Bahkan Yeremia pun mengakuinya,  "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu,"  (Yeremia 17:9).  Bukankah ada banyak orang Kristen yang melayani Tuhan atau melakukan perbuatan-perbuatan baiknya bukan bertujuan untuk menyenangkan hati Tuhan, tapi hanya sekedar ingin dipuji dan dihormati manusia?

"Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."  Yeremia 17:10