Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Oktober 2014
Baca: 1 Raja-Raja 3:1-15
"Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini
menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda
dan belum berpengalaman." 1 Raja-Raja 3:7
Pada waktu menjabat sebagai raja atas Israel usia Salomo masih sangatlah muda dan bisa dikatakan belum banyak makan asam garam kehidupan, alias belum punya banyak pengalaman. Usia muda adalah usia yang penuh gejolak, di mana hati dan pikiran dipenuhi oleh banyak keinginan. Misal ada orang yang menjanjikan akan memberikan apa saja permintaan dan keinginan seorang anak muda, tanpa berpikir panjang ia akan mengajukan sederet permintaan demi memuaskan hasrat dan keinginannya: minta pacar yang cantik atau ganteng, minta uang yang banyak, minta mobil, minta rumah atau harta kekayaan lainnya. Itu adalah hal yang sangat wajar, maklum anak muda!
Suatu ketika Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi ketika ia mempersembahkan korban di Gibeon, firmanNya, "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu." (1 Raja-Raja 3:5). Ternyata Salomo tidak meminta hal yang dipikirkan anak-anak muda kebanyakan: uang, emas, perak, harta, melainkan hikmat. Apa itu hikmat? dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hikmat diartikan kebijakan, kearifan, dan bisa pula diartikan dengan kepandaian, kebijaksanaan, pengertian dan pengetahuan. Hikmat adalah hal penting yang sangat dibutuhkan pemimpin atau raja untuk memimpin suatu bangsa. Dengan hikmat Tuhan inilah Salomo beroleh kesanggupan "...menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan
antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi
umat-Mu yang sangat besar ini? Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian." (1 Raja-Raja 3:9-10).
Tuhan memberikan apa yang diinginkan Salomo, bahkan hal berikut ini: "apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun
kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti
engkau di antara raja-raja." (1 Raja-Raja 3:13). Karena berhikmat Salomo dapat menjalankan tugas pemerintahan dan memimpin bangsanya dengan adil dan benar.
"...hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan." 1 Raja-Raja 3:28
Monday, October 13, 2014
Sunday, October 12, 2014
JALAN ORANG FASIK
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Oktober 2014
Baca: Amsal 4:11-27
"Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung." Amsal 4:19
Berkat dan kebahagiaan adalah dua hal yang dirindukan dan diimpikan oleh semua orang. Siapakah di antara kita yang tidak mau diberkati dan bahagia? Tak seorang pun. Itulah sebabnya banyak orang menempuh jalan yang salah guna mewujudkan keinginannya itu.
Bagi orang-orang dunia berkat dan kebahagiaan selalu mereka identikan dengan banyaknya uang, harta yang melimpah, rumah megah, mobil mewah, pangkat dan kedudukan yang tinggi. Akhirnya berbagai cara ditempuh untuk mendapatkan semuanya itu. Sayang, banyak dari mereka yang menempuh jalan yang salah dan sesat. Contoh yang marak dilakukan dan sepertinya sudah menjadi tradisi bagi para pejabat pemerintahan negeri ini yaitu menyalahgunakan jabatan dengan melakukan tindakan korupsi; ada pula yang melakukan bisnis kotor dengan menipu sana-sini; tidak sedikit pula orang yang berduyun-duyun pergi ke dukun, kuburan, gunung Kawi minta pesugihan dan penglaris supaya usaha dan tokonya menjadi laris. Dari tindakan-tindakan ini, benarkah mereka menikmati berkat dan merasakan kebahagiaan yang mereka impikan? "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12). Tidak. Faktanya para koruptor tidak bisa menikmati kekayaannya, bahkan pada akhirnya mereka harus menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji besi. Sedangkan mereka yang menempuh jalan sesat dengan melibatkan kuasa-kuasa gelap, Iblis pasti tidak akan tinggal diam dan berperkara karena semua yang diberikannya itu tidak gratis, melainkan ada harga yang harus dibayar. Jelas dikatakan bahwa Iblis datang "...untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" (Yohanes 10:10a). Tak bisa dibayangkan betapa ngerinya seseorang yang berada dalam belenggu Iblis!
Tidak seharusnya orang percaya mengikuti jalan yang ditempuh oleh orang dunia ini karena kita punya Tuhan yang hidup dan berkuasa, yang adalah sumber berkat dan kebahagiaan itu. Melalui kebenaran firman-Nya Tuhan sudah menunjukkan jalan yang harus kita tempuh untuk mendapatkan semuanya itu.
"Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat." Amsal 4:14
Baca: Amsal 4:11-27
"Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung." Amsal 4:19
Berkat dan kebahagiaan adalah dua hal yang dirindukan dan diimpikan oleh semua orang. Siapakah di antara kita yang tidak mau diberkati dan bahagia? Tak seorang pun. Itulah sebabnya banyak orang menempuh jalan yang salah guna mewujudkan keinginannya itu.
Bagi orang-orang dunia berkat dan kebahagiaan selalu mereka identikan dengan banyaknya uang, harta yang melimpah, rumah megah, mobil mewah, pangkat dan kedudukan yang tinggi. Akhirnya berbagai cara ditempuh untuk mendapatkan semuanya itu. Sayang, banyak dari mereka yang menempuh jalan yang salah dan sesat. Contoh yang marak dilakukan dan sepertinya sudah menjadi tradisi bagi para pejabat pemerintahan negeri ini yaitu menyalahgunakan jabatan dengan melakukan tindakan korupsi; ada pula yang melakukan bisnis kotor dengan menipu sana-sini; tidak sedikit pula orang yang berduyun-duyun pergi ke dukun, kuburan, gunung Kawi minta pesugihan dan penglaris supaya usaha dan tokonya menjadi laris. Dari tindakan-tindakan ini, benarkah mereka menikmati berkat dan merasakan kebahagiaan yang mereka impikan? "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12). Tidak. Faktanya para koruptor tidak bisa menikmati kekayaannya, bahkan pada akhirnya mereka harus menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji besi. Sedangkan mereka yang menempuh jalan sesat dengan melibatkan kuasa-kuasa gelap, Iblis pasti tidak akan tinggal diam dan berperkara karena semua yang diberikannya itu tidak gratis, melainkan ada harga yang harus dibayar. Jelas dikatakan bahwa Iblis datang "...untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;" (Yohanes 10:10a). Tak bisa dibayangkan betapa ngerinya seseorang yang berada dalam belenggu Iblis!
Tidak seharusnya orang percaya mengikuti jalan yang ditempuh oleh orang dunia ini karena kita punya Tuhan yang hidup dan berkuasa, yang adalah sumber berkat dan kebahagiaan itu. Melalui kebenaran firman-Nya Tuhan sudah menunjukkan jalan yang harus kita tempuh untuk mendapatkan semuanya itu.
"Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat." Amsal 4:14
Subscribe to:
Posts (Atom)