Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Oktober 2014
Baca: Efesus 4:1-16
"tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita
bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala." Efesus 4:15
Kalau hati kita sudah beres kita pasti akan mengerjakan segala sesuatu dengan motivasi yang benar dan tanpa ada keterpaksaan. Hati yang beres adalah hati yang sudah dijamah oleh Roh Kudus.
Jika Roh Kudus sudah menjamah hatimu, "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu
dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan
kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu
hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada
peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya." (Yehezkiel 36:26-27). Sebelum dijamah Roh Kudus hatimu tentu dipenuhi keinginan dan ambisi pribadi, semua terfokus pada diri sendiri. Setelah mengalami jamahan-Nya hatimu dipenuhi belas kasihan dan empati, dan sesuai perintah Tuhan, "Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu." (Efesus 4:2b), serta "...marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran." (1 Yohanes 3:18).
Ketika kita menyadari akan panggilan Tuhan kita pasti akan bersemangat dan sangat antusias untuk mengerjakan perkara-perkara rohani. "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11). Karena sadar bahwa kita ada sebagaimana kita ada sekarang ini semata-mata karena anugerah dan campur tangan Tuhan, maka kita pun tidak serta-merta hanya puas menerima anugerah Tuhan, melainkan kita rindu untuk melangkah ke tingkat kehidupan yang dikehendaki Tuhan yaitu hidup dan menjadi berkat dan kesaksian bagi orang lain, karena itu kita berkomitmen untuk mempersembahkan hidup kita untuk melayani Tuhan. "Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus," (Efesus 4:11-12).
Tindakan kasih dan memberi diri untuk dipakai Tuhan dalam pelayanan adalah bukti nyata seseorang mengerjakan panggilan Tuhan dalam hidupnya.
Saturday, October 11, 2014
Friday, October 10, 2014
MENGERJAKAN PANGGILAN: Menjaga Sikap Hati
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Oktober 2014
Baca: Efesus 4:1-16
"Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu." Efesus 4:1
Tuhan memanggil kita untuk menjadi berbeda dari dunia ini, sebab "...kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:" (1 Petrus 2:9). Apakah kita memiliki kehidupan yang berpadanan dengan panggilan Tuhan ini?
Setelah kita dipanggil, keberadaan kita bukan lagi seperti orang biasa lagi melainkan menjadi orang-orang pilihan Tuhan. Karena kita adalah orang-orang pilihan, secara otomatis kita memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar yaitu memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Tuhan, yaitu menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia ini; dan mengerjakan panggilan Tuhan harus diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan sekedar berteori atau berkata-kata muluk seperti biasa dilakukan orang-orang yang sedang berkampanye. Itulah yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus ini. Bukti kalau seseorang memiliki kehidupan yang berpadanan dengan panggilan Tuhan adalah "...rendah hati, lemah lembut, dan sabar." (Efesus 4:2a). Tanpa sikap hati yang benar sulit hidup berpadanan dengan panggilan Tuhan. Semua itu dimulai dari hati. Mengapa? "Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu." (Amsal 27:19), sebab "...apa yang keluar dari mulut berasal dari hati...Karena dari hati timbul segala pikiran jahat," (Matius 15:18-19). Maka dari itu "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23).
Jadi, dalam mengerjalan panggilan Tuhan penting sekali kita menjaga hati kita agar tetap "humble", lemah lembut dan sabar, "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b). Apabila hati kita sudah teruji, kita akan mengerjakan panggilan Tuhan itu tanpa persungutan, keluh kesah, tidak mudah kecewa dan tetap kuat meski berada di situasi-situasi sulit.
Jaga sikap hati dalam mengerjakan panggilan Tuhan!
Baca: Efesus 4:1-16
"Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu." Efesus 4:1
Tuhan memanggil kita untuk menjadi berbeda dari dunia ini, sebab "...kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:" (1 Petrus 2:9). Apakah kita memiliki kehidupan yang berpadanan dengan panggilan Tuhan ini?
Setelah kita dipanggil, keberadaan kita bukan lagi seperti orang biasa lagi melainkan menjadi orang-orang pilihan Tuhan. Karena kita adalah orang-orang pilihan, secara otomatis kita memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar yaitu memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Tuhan, yaitu menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia ini; dan mengerjakan panggilan Tuhan harus diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan sekedar berteori atau berkata-kata muluk seperti biasa dilakukan orang-orang yang sedang berkampanye. Itulah yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus ini. Bukti kalau seseorang memiliki kehidupan yang berpadanan dengan panggilan Tuhan adalah "...rendah hati, lemah lembut, dan sabar." (Efesus 4:2a). Tanpa sikap hati yang benar sulit hidup berpadanan dengan panggilan Tuhan. Semua itu dimulai dari hati. Mengapa? "Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu." (Amsal 27:19), sebab "...apa yang keluar dari mulut berasal dari hati...Karena dari hati timbul segala pikiran jahat," (Matius 15:18-19). Maka dari itu "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23).
Jadi, dalam mengerjalan panggilan Tuhan penting sekali kita menjaga hati kita agar tetap "humble", lemah lembut dan sabar, "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b). Apabila hati kita sudah teruji, kita akan mengerjakan panggilan Tuhan itu tanpa persungutan, keluh kesah, tidak mudah kecewa dan tetap kuat meski berada di situasi-situasi sulit.
Jaga sikap hati dalam mengerjakan panggilan Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)