Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Oktober 2014
Baca: Efesus 4:1-16
"Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena
Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil
berpadanan dengan panggilan itu." Efesus 4:1
Tuhan memanggil kita untuk menjadi berbeda dari dunia ini, sebab "...kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus,
umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:" (1 Petrus 2:9). Apakah kita memiliki kehidupan yang berpadanan dengan panggilan Tuhan ini?
Setelah kita dipanggil, keberadaan kita bukan lagi seperti orang biasa lagi melainkan menjadi orang-orang pilihan Tuhan. Karena kita adalah orang-orang pilihan, secara otomatis kita memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar yaitu memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Tuhan, yaitu menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia ini; dan mengerjakan panggilan Tuhan harus diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan sekedar berteori atau berkata-kata muluk seperti biasa dilakukan orang-orang yang sedang berkampanye. Itulah yang disampaikan Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus ini. Bukti kalau seseorang memiliki kehidupan yang berpadanan dengan panggilan Tuhan adalah "...rendah hati, lemah lembut, dan sabar." (Efesus 4:2a). Tanpa sikap hati yang benar sulit hidup berpadanan dengan panggilan Tuhan. Semua itu dimulai dari hati. Mengapa? "Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu." (Amsal 27:19), sebab "...apa yang keluar dari mulut berasal dari hati...Karena dari hati timbul segala pikiran jahat," (Matius 15:18-19). Maka dari itu "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23).
Jadi, dalam mengerjalan panggilan Tuhan penting sekali kita menjaga hati kita agar tetap "humble", lemah lembut dan sabar, "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b). Apabila hati kita sudah teruji, kita akan mengerjakan panggilan Tuhan itu tanpa persungutan, keluh kesah, tidak mudah kecewa dan tetap kuat meski berada di situasi-situasi sulit.
Jaga sikap hati dalam mengerjakan panggilan Tuhan!
Friday, October 10, 2014
Thursday, October 9, 2014
FOKUS MENGERJAKAN PANGGILAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Oktober 2014
Baca: 2 Petrus 1:3-15
"Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung." 2 Petrus 1:10
Dalam perlombaan iman, ada banyak sekali tantangan yang siap menghadang, menghalangi, melemahkan serta menghentikan langkah kita. Rasul Petrus pun turut mengingatkan agar kita berusaha dengan sungguh supaya panggilan kita makin teguh. Supaya makin teguh perlu sebuah perjuangan. Mengapa kita harus berjuang? Karena ada musuh yang selalu mengintai dan siap menghancurkan jika kita lengah.
Iblis adalah musuh utama orang percaya. Iblis tahu benar bahwa di dalam diri orang percaya ada kuasa Roh Kudus, "...lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4). Hal itu mendorongnya untuk mencari celah sekecil apapun kelemahan kita. Karena itu di segala keadaan kita harus tetap berjuang dan senantiasa berjaga-jaga agar tidak lengah. "...aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya," (1 Korintus 9:27). Musuh terbesar lainnya adalah kedagingan kita sendiri. "roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). Daging tak pernah berhenti menguji kita, bahkan terus berusaha mengikat kita supaya kita takluk kepadanya dan menuruti segala keinginannya. Bukankah ada banyak orang Kristen, baik itu jemaat awam dan tak terkecuali mereka yang sudah terlibat dalam pelayanan, tetap saja memiliki cara hidup yang sangat duniawi sebagai bukti ketidakmampuan mereka menaklukkan keinginan daging.
Adalah sangat mudah bagi Tuhan untuk menyingkirkan semua tantangan yang ada, tapi justru Tuhan hendak memakai tantangan sebagai alat penguji ketekunan kita agar kita mau berjuang. Berjuang bukan dengan kekuatan sendiri melainkan di dalam penyertaan Roh Kudus. Anugerah kemenangan dan keberhasilan sudah dirancangkan Tuhan bagi kita, adapun bagian kita adalah berjuang melawan tipu muslihat Iblis dan kedagingan kita.
Kerelaan kita untuk dibentuk Tuhan melalui tantangan yang ada dan semakin memperteguh panggilan Tuhan dalam hidup kita.
Baca: 2 Petrus 1:3-15
"Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung." 2 Petrus 1:10
Dalam perlombaan iman, ada banyak sekali tantangan yang siap menghadang, menghalangi, melemahkan serta menghentikan langkah kita. Rasul Petrus pun turut mengingatkan agar kita berusaha dengan sungguh supaya panggilan kita makin teguh. Supaya makin teguh perlu sebuah perjuangan. Mengapa kita harus berjuang? Karena ada musuh yang selalu mengintai dan siap menghancurkan jika kita lengah.
Iblis adalah musuh utama orang percaya. Iblis tahu benar bahwa di dalam diri orang percaya ada kuasa Roh Kudus, "...lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4). Hal itu mendorongnya untuk mencari celah sekecil apapun kelemahan kita. Karena itu di segala keadaan kita harus tetap berjuang dan senantiasa berjaga-jaga agar tidak lengah. "...aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya," (1 Korintus 9:27). Musuh terbesar lainnya adalah kedagingan kita sendiri. "roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). Daging tak pernah berhenti menguji kita, bahkan terus berusaha mengikat kita supaya kita takluk kepadanya dan menuruti segala keinginannya. Bukankah ada banyak orang Kristen, baik itu jemaat awam dan tak terkecuali mereka yang sudah terlibat dalam pelayanan, tetap saja memiliki cara hidup yang sangat duniawi sebagai bukti ketidakmampuan mereka menaklukkan keinginan daging.
Adalah sangat mudah bagi Tuhan untuk menyingkirkan semua tantangan yang ada, tapi justru Tuhan hendak memakai tantangan sebagai alat penguji ketekunan kita agar kita mau berjuang. Berjuang bukan dengan kekuatan sendiri melainkan di dalam penyertaan Roh Kudus. Anugerah kemenangan dan keberhasilan sudah dirancangkan Tuhan bagi kita, adapun bagian kita adalah berjuang melawan tipu muslihat Iblis dan kedagingan kita.
Kerelaan kita untuk dibentuk Tuhan melalui tantangan yang ada dan semakin memperteguh panggilan Tuhan dalam hidup kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)