Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Oktober 2014
Baca: 2 Petrus 1:3-15
"Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya
panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya,
kamu tidak akan pernah tersandung." 2 Petrus 1:10
Dalam perlombaan iman, ada banyak sekali tantangan yang siap menghadang, menghalangi, melemahkan serta menghentikan langkah kita. Rasul Petrus pun turut mengingatkan agar kita berusaha dengan sungguh supaya panggilan kita makin teguh. Supaya makin teguh perlu sebuah perjuangan. Mengapa kita harus berjuang? Karena ada musuh yang selalu mengintai dan siap menghancurkan jika kita lengah.
Iblis adalah musuh utama orang percaya. Iblis tahu benar bahwa di dalam diri orang percaya ada kuasa Roh Kudus, "...lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4). Hal itu mendorongnya untuk mencari celah sekecil apapun kelemahan kita. Karena itu di segala keadaan kita harus tetap berjuang dan senantiasa berjaga-jaga agar tidak lengah. "...aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya," (1 Korintus 9:27). Musuh terbesar lainnya adalah kedagingan kita sendiri. "roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). Daging tak pernah berhenti menguji kita, bahkan terus berusaha mengikat kita supaya kita takluk kepadanya dan menuruti segala keinginannya. Bukankah ada banyak orang Kristen, baik itu jemaat awam dan tak terkecuali mereka yang sudah terlibat dalam pelayanan, tetap saja memiliki cara hidup yang sangat duniawi sebagai bukti ketidakmampuan mereka menaklukkan keinginan daging.
Adalah sangat mudah bagi Tuhan untuk menyingkirkan semua tantangan yang ada, tapi justru Tuhan hendak memakai tantangan sebagai alat penguji ketekunan kita agar kita mau berjuang. Berjuang bukan dengan kekuatan sendiri melainkan di dalam penyertaan Roh Kudus. Anugerah kemenangan dan keberhasilan sudah dirancangkan Tuhan bagi kita, adapun bagian kita adalah berjuang melawan tipu muslihat Iblis dan kedagingan kita.
Kerelaan kita untuk dibentuk Tuhan melalui tantangan yang ada dan semakin memperteguh panggilan Tuhan dalam hidup kita.
Thursday, October 9, 2014
Wednesday, October 8, 2014
DALAM PERLOMBAAN IMAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Oktober 2014
Baca: 1 Korintus 9:24-27
"Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!" 1 Korintus 9:24
Rasul Paulus mengumpamakan perjalanan kehidupan rohani orang percaya itu seperti olahragawan (pelari dan petinju) yang sedang bertanding di arena pertandingan. Apa maksudnya? Melalui perumpamaan ini Paulus hendak mengingatkan dan mendorong semua orang percaya agar mau berjuang sedemikian rupa dalam perlombaan iman demi meraih tujuan akhir yaitu mendapatkan mahkota kehidupan, sebagaimana seorang olahragawan yang tampil habis-habisan demi mewujudkan keinginannya menjadi juara dalam setiap pertandingan yang diikutinya.
Tidak pernah ada di kamus mana pun yang menyatakan bahwa seorang olahragawan yang tidak pernah berlatih keras, tidak punya kedisiplinan dan gampang putus asa akan merasakan indahnya berada di atas podium juara. Pula, tak seorang pun olahragawan yang berkeinginan menjadi pecundang, semuanya pasti ingin meraih prestasi setinggi langit dan menjadi yang terbaik! Yang harus selalu kita ingat adalah bahwa dalam setiap pertandingan olahraga (cabang apa pun) hanya akan menghasilkan satu orang pemenang saja, dialah yang berhak atas mahkota juara atau medali emas. Meski mahkota yang diperolehnya hanya bersifat fana, semua olahragawan bertanding dengan semangat tinggi dan antusias, bahkan berjuang sampai titik darah penghabisan.
Terlebih-lebih dalam hal pertandingan iman, di mana pemenanganya akan mendapatkan mahkota yang abadi yaitu kehidupan kekal, maka sudah selayaknya kita berjuang lebih keras lagi. Karena itu "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (Roma 12:11), sebab tidak ada kemajuan atau kedewasaan rohani terjadi secara instan atau datang tiba-tiba seperti durian runtuh dari langit. Kesemuanya harus melalui proses panjang: ada latihan keras, ada disiplin diri dan pantang menyerah. Inilah harga yang harus kita bayar!
"Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." Wahyu 2:10b
Baca: 1 Korintus 9:24-27
"Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!" 1 Korintus 9:24
Rasul Paulus mengumpamakan perjalanan kehidupan rohani orang percaya itu seperti olahragawan (pelari dan petinju) yang sedang bertanding di arena pertandingan. Apa maksudnya? Melalui perumpamaan ini Paulus hendak mengingatkan dan mendorong semua orang percaya agar mau berjuang sedemikian rupa dalam perlombaan iman demi meraih tujuan akhir yaitu mendapatkan mahkota kehidupan, sebagaimana seorang olahragawan yang tampil habis-habisan demi mewujudkan keinginannya menjadi juara dalam setiap pertandingan yang diikutinya.
Tidak pernah ada di kamus mana pun yang menyatakan bahwa seorang olahragawan yang tidak pernah berlatih keras, tidak punya kedisiplinan dan gampang putus asa akan merasakan indahnya berada di atas podium juara. Pula, tak seorang pun olahragawan yang berkeinginan menjadi pecundang, semuanya pasti ingin meraih prestasi setinggi langit dan menjadi yang terbaik! Yang harus selalu kita ingat adalah bahwa dalam setiap pertandingan olahraga (cabang apa pun) hanya akan menghasilkan satu orang pemenang saja, dialah yang berhak atas mahkota juara atau medali emas. Meski mahkota yang diperolehnya hanya bersifat fana, semua olahragawan bertanding dengan semangat tinggi dan antusias, bahkan berjuang sampai titik darah penghabisan.
Terlebih-lebih dalam hal pertandingan iman, di mana pemenanganya akan mendapatkan mahkota yang abadi yaitu kehidupan kekal, maka sudah selayaknya kita berjuang lebih keras lagi. Karena itu "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (Roma 12:11), sebab tidak ada kemajuan atau kedewasaan rohani terjadi secara instan atau datang tiba-tiba seperti durian runtuh dari langit. Kesemuanya harus melalui proses panjang: ada latihan keras, ada disiplin diri dan pantang menyerah. Inilah harga yang harus kita bayar!
"Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." Wahyu 2:10b
Subscribe to:
Posts (Atom)