Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 September 2014
Baca: Mazmur 9:1-21
"sebab musuhku mundur, tersandung jatuh dan binasa di hadapan-Mu." Mazmur 9:4
Memuji Tuhan bisa diartikan kita berbicara kepada Tuhan dengan kata-kata yang dibalut dengan iman, serta memandang wajah-Nya dengan penuh rasa hormat dan pengagungan. Tidakkah Tuhan tersentuh hati ketika melihat umat-Nya berbuat demikian? Pasti yang terjadi adalah Tuhan akan semakin mengarahkan mata-Nya dan juga menyendengkan telinga-Nya ke arah kita. Inilah mujizat dari puji-pujian! Saat kita memuji-muji Tuhan berarti kita sedang mengundang hadirat Tuhan, di mana kehadiran hadirat-Nya selalu disertai dengan mujizat dan karya-karya-Nya yang heran dan dahsyat.
Di sini lain, puji-pujian kepada Tuhan adalah hal yang menakutkan bagi musuh. Siapakah musuh yang dimaksudkan di sini? Bukankah sebagai orang percaya kita harus mengasihi semua orang, termasuk musuh kita? Musuh yang dimaksudkan bukanlah sesama kita, melainkan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, seperti roh-roh jahat di udara (baca Efesus 6:12). Jadi, musuh utama kita adalah Iblis. Iblis akan bertekuk lutut dan tak berkutik saat mendengar puji-pujian. Saat kita memuji-muji Tuhan kita sedang menyerahkan segala pergumulan kita kepada Tuhan dan mempercayai Dia berperang ganti kita. Tuhan akan bertindak untuk menghancurkan Iblis dengan segala pekerjaan dan rencana jahatnya sehingga jarahan-jarahan yang sudah dicuri Iblis dapat direbut kembali.
Jadikan pujian kepada Tuhan sebagai gaya hidup kita sehari-hari, bukan hanya saat keadaan sedang baik, sehat, keberkatan atau berhasil, tapi di segala keadaan. "Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita." (Mazmur 95:1), karena sorak-sorai untuk Tuhan itu mengundang perhatian-Nya. Sorak-sorai itu memperlihatkan semangat, rasa percaya diri dan tekad, serta bersifat nubuatan dan membangun iman. Firman-Nya serta bersifat nubuatan dan membangun iman. Firman-Nya memerintahkan kita untuk bersorak-sorai, "...elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai!" (Mazmur 47:2), karena ada kuasa yang besar dalam sebuah sorak-sorai. Saat kita menyerukan nama Yesus dengan sorak-sorai segala belenggu dan tembok-tembok persoalan akan runtuh!
Saat kita memuji-muji Tuhan, "TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." Keluaran 14:14
Saturday, September 20, 2014
Friday, September 19, 2014
PUJIAN: Menghancurkan Musuh (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 September 2014
Baca: Mazmur 8:1-10
"Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam." Mazmur 8:3
Tidak ada pribadi yang lebih layak dipuji dan disembah selain daripada Tuhan kita Yesus Kristus. Hanya Dia yang layak menerima pujian dan pengagungan kita. Saat kita memuji-Nya hati Tuhan disenangkan, sebaliknya Iblis benci. Iblis tidak sanggup bertahan mendengar puji-pujian kita, ia akan lari tunggang langgang sebab puji-pujian itu ibarat senjata tajam, siap menghujam, menghancurkan dan memporak-porandakan pertahanan Iblis. Karena itu jangan sekali-kali meremehkan kuasa puji-pujian kepada Tuhan. Tuhan sudah meletakkan kekuatan di mulut bayi-bayi dan anak-anak untuk membungkam musuh dengan puji-pujian (ayat nas), artinya ada kekuatan dahsyat di balik pujian.
Daud adalah manusia biasa sama seperti kita yang tak luput dari masalah, kesesakan, tekanan, dan ujian. Namun hal itu tidak membuatnya larut dalam keputusasaan, justru ia semakin menguatkan hati, bahkan memaksa jiwanya untuk tetap memuji Tuhan, "Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (Mazmur 42:5-6). Daud percaya ketika ia secara intensif memuji Tuhan pintu-pintu kesempatan semakin terbuka untuk mengubah yang mustahil menjadi mungkin, mengubah kekalahan menjadi kemenangan, serta mengubah kepedihan menjadi sukacita besar, oleh karena Tuhan hadir di setiap pujiannya.
Paulus dan Silas juga mengalami dampak dari kuasa pujian! Saat keduanya berada di dalam penjara, "...kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka." (Kisah 16:25), maka terjadilah gempa bumi yang hebat, sendi-sendi penjara itu goyah, sehingga semua pintu dan belenggu pun terlepas.
Dalam situasi buruk sekali pun tetaplah perkatakan iman melalui puji-pujian bagi Tuhan!
Baca: Mazmur 8:1-10
"Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam." Mazmur 8:3
Tidak ada pribadi yang lebih layak dipuji dan disembah selain daripada Tuhan kita Yesus Kristus. Hanya Dia yang layak menerima pujian dan pengagungan kita. Saat kita memuji-Nya hati Tuhan disenangkan, sebaliknya Iblis benci. Iblis tidak sanggup bertahan mendengar puji-pujian kita, ia akan lari tunggang langgang sebab puji-pujian itu ibarat senjata tajam, siap menghujam, menghancurkan dan memporak-porandakan pertahanan Iblis. Karena itu jangan sekali-kali meremehkan kuasa puji-pujian kepada Tuhan. Tuhan sudah meletakkan kekuatan di mulut bayi-bayi dan anak-anak untuk membungkam musuh dengan puji-pujian (ayat nas), artinya ada kekuatan dahsyat di balik pujian.
Daud adalah manusia biasa sama seperti kita yang tak luput dari masalah, kesesakan, tekanan, dan ujian. Namun hal itu tidak membuatnya larut dalam keputusasaan, justru ia semakin menguatkan hati, bahkan memaksa jiwanya untuk tetap memuji Tuhan, "Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (Mazmur 42:5-6). Daud percaya ketika ia secara intensif memuji Tuhan pintu-pintu kesempatan semakin terbuka untuk mengubah yang mustahil menjadi mungkin, mengubah kekalahan menjadi kemenangan, serta mengubah kepedihan menjadi sukacita besar, oleh karena Tuhan hadir di setiap pujiannya.
Paulus dan Silas juga mengalami dampak dari kuasa pujian! Saat keduanya berada di dalam penjara, "...kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka." (Kisah 16:25), maka terjadilah gempa bumi yang hebat, sendi-sendi penjara itu goyah, sehingga semua pintu dan belenggu pun terlepas.
Dalam situasi buruk sekali pun tetaplah perkatakan iman melalui puji-pujian bagi Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)