Sunday, September 14, 2014

PENYEMBAHAN: Penyerahan Diri

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 September 2014

Baca:  Roma 6:12-14

"Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya."  Roma 6:12

Bukanlah perkara mudah memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan.  Secara naluriah manusia lebih suka hidup bebas, tinggal dalam comfort zone, dan tidak berada di bawah kendali atau tekanan pihak luar mana pun.  Ketika mendengar kata  'menyerahkan diri'  kita pun memaknainya dengan konotasi negatif.  Terbayang dalam pikiran kita penjahat yang tertangkap aparat dan kemudian diserahkan kepada pihak yang berwajib untuk diadili.  Menyerahkan diri kita anggap kekalahan yang mamalukan alias seperti pecundang.

     'Menyerahkan diri'  yang dimaksud adalah wujud respons seseorang yang telah mengalami dan merasakan kasih Tuhan yang besar dalam hidupnya.  Ketika kita menyerahkan diri kepada Tuhan bukan berarti kita dalam kondisi pasrah secara pasif  (karena sedang mengalami jalan buntu), tetapi berbicara tentang kerelaan kita mengorbankan seluruh hidup untuk dibentuk Tuhan dan mempercayai-Nya sebagai pemegang kendali hidup kita.  Jadi, percaya adalah unsur yang sangat diperlukan seseorang untuk berserah diri.  Hal ini akan semakin mudah apabila kita menyadari akan kasih Tuhan yang unconditional  (tanpa syarat)  itu, di mana  "...Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."  (Roma 5:8).  Menyerahkan diri kepada Tuhan berbicara tentang harga yang harus kita bayar, yaitu bersedia menaati perintah-perintah-Nya, tunduk kepada kehendak-Nya dengan menyalibkan keinginan-keinginan tubuh alias menolak menyerahkan anggota-anggota tubuh kita kepada dosa, melainkan mempersembahkannya kepada Tuhan untuk dipakai sebagai senjata kebenaran.

     Tuhan Yesus adalah teladan terbesar dan terutama dari penyerahan diri.  Dia menyerahkan diri secara penuh kepada Bapa dengan berkata,  "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."  (Matius 26:39).  Inilah penyembahan yang menyenangkan hati Bapa!

Harga sebuah penyembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah sebuah penyerahan diri!

Saturday, September 13, 2014

PENYEMBAHAN: Persembahan Hidup

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 September 2014

Baca:  Kejadian 22:1-19

"Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"  Kejadian 22:7

Malaikat dari penyembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah mempersembahkan diri sebagai korban.  Inilah standar yang ditetapkan Tuhan!  Artinya tanpa mempersembahkan atau menjadikan diri kita sebagai korban maka penyembahan kepada Tuhan akan menjadi sia-sia dan tidak mungkin berkenan kepada-Nya.

     Abraham yang rela mempersembahkan Ishak, anak semata wayangnya.  "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."  (Kejadian 22:2).  Abraham membawa korban yang terbaik dalam hidupnya sebagai persembahan kepada Tuhan.  Korban atau persembahan yang terbaik di hadapan Tuhan adalah ketika kita mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada-Nya.

     Pada zaman Perjanjian Lama tugas seorang imam dalam penyelenggaraan sebuah ibadah adalah menjaga supaya api di atas mezbah Tuhan tetap dalam keadaan menyala.  Agar api bisa menyala terus-menerus, di atas mezbah harus selalu ada yang dipersembahkan atau dikorbankan.  Begitu pula keberadaan orang percaya adalah imam-imam Tuhan yang telah dipanggil dan diutus melayani Dia, karena itu kita juga harus mempersembahkan korban di atas mezbah Tuhan yaitu dengan mempersembahkan tubuh dan segenap kehidupan kita.  Bagaimana caranya?  Mari bertekad memisahkan diri dari dunia dan tidak lagi menjadi serupa dengan dunia, dengan jalan berkomitmen untuk mati terhadap dosa sehingga tubuh kita benar-benar layak menjadi persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Tuhan.  "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"  (1 Korintus 6:20).

     Inilah penyembahan yang berkenan dan menyenangkan hati Tuhan, di mana kita mempersembahkan keberadaan kita secara total untuk melayani Dia dan menjadi alat kemuliaan-Nya, karena Tuhan telah lebih dulu berkorban bagi kita.

"Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia,"  2 Korintus 5:15