Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 September 2014
Baca: Kejadian 22:1-19
"Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" Kejadian 22:7
Malaikat dari penyembahan yang berkenan kepada Tuhan adalah mempersembahkan diri sebagai korban. Inilah standar yang ditetapkan Tuhan! Artinya tanpa mempersembahkan atau menjadikan diri kita sebagai korban maka penyembahan kepada Tuhan akan menjadi sia-sia dan tidak mungkin berkenan kepada-Nya.
Abraham yang rela mempersembahkan Ishak, anak semata wayangnya. "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak,
pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban
bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." (Kejadian 22:2). Abraham membawa korban yang terbaik dalam hidupnya sebagai persembahan kepada Tuhan. Korban atau persembahan yang terbaik di hadapan Tuhan adalah ketika kita mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada-Nya.
Pada zaman Perjanjian Lama tugas seorang imam dalam penyelenggaraan sebuah ibadah adalah menjaga supaya api di atas mezbah Tuhan tetap dalam keadaan menyala. Agar api bisa menyala terus-menerus, di atas mezbah harus selalu ada yang dipersembahkan atau dikorbankan. Begitu pula keberadaan orang percaya adalah imam-imam Tuhan yang telah dipanggil dan diutus melayani Dia, karena itu kita juga harus mempersembahkan korban di atas mezbah Tuhan yaitu dengan mempersembahkan tubuh dan segenap kehidupan kita. Bagaimana caranya? Mari bertekad memisahkan diri dari dunia dan tidak lagi menjadi serupa dengan dunia, dengan jalan berkomitmen untuk mati terhadap dosa sehingga tubuh kita benar-benar layak menjadi persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan kepada Tuhan. "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:20).
Inilah penyembahan yang berkenan dan menyenangkan hati Tuhan, di mana kita mempersembahkan keberadaan kita secara total untuk melayani Dia dan menjadi alat kemuliaan-Nya, karena Tuhan telah lebih dulu berkorban bagi kita.
"Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia," 2 Korintus 5:15
Saturday, September 13, 2014
Friday, September 12, 2014
PENYEMBAHAN: Sepenuhnya Tentang Yesus
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 September 2014
Baca: Mazmur 73:25-28
"Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi." Mazmur 73:25
Mengapa penyembahan sepenuhnya tentang Yesus? Karena Dia telah menyelamatkan dan menebus dosa kita. "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Kita dapat menyembah Tuhan dengan sungguh hanya bila kita menyadari kebesaran-Nya, kebaikan-Nya dan segala hal yang telah dikerjakan-Nya bagi kita. Dengan demikian penyembahan merupakan suatu tanggapan dari hati yang mengungkapkan sukacita, ucapan syukur dan kerinduan bersekutu dengan Tuhan. Karena itu ijinkan Ia menjadi Raja atas hidup kita, berotoritas penuh memerintah dan bertahta di hati kita.
Bagaimana seharusnya kita menyembah? "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran;" (Yohanes 4:22-23). Tuhan itu Roh, karena itu kita harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran, bukan dalam daging dan dalam keadaan tidak benar. Menyembah dalam roh artinya menghampiri Tuhan dengan hati yang sungguh dan roh yang benar-benar diarahkan dan kendalikan Roh Kudus; dan karena Tuhan adalah kebenaran, maka mutlak bagi kita yang menyembah-Nya benar-benar diarahkan dan dikendalikan Roh Kudus; dan karena Tuhan adalah kebenaran, maka mutlak bagi kita yang menyembah-Nya benar-benar dalam posisi hidup benar dan berkenan kepada Tuhan.
Ketika bangsa Israel berada dalam perbudakan di Mesir Tuhan mengutus Musa membawa mereka ke luar dari Mesir, sebab Tuhan ingin umat-Nya itu beribadah dan menyembah kepada-Nya secara bebas. Tuhan pun menginginkan kita menyembah Dia dengan kebebasan dan kemerdekaan, tidak dalam keadaan terbelenggu dosa. Melalui karya-Nya di kayu salib Ia sudah melepaskan dan memerdekakan kita dari dosa dan Iblis.
Kita harus menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran karena Dia telah membebaskan kita dari dosa.
Baca: Mazmur 73:25-28
"Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi." Mazmur 73:25
Mengapa penyembahan sepenuhnya tentang Yesus? Karena Dia telah menyelamatkan dan menebus dosa kita. "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Kita dapat menyembah Tuhan dengan sungguh hanya bila kita menyadari kebesaran-Nya, kebaikan-Nya dan segala hal yang telah dikerjakan-Nya bagi kita. Dengan demikian penyembahan merupakan suatu tanggapan dari hati yang mengungkapkan sukacita, ucapan syukur dan kerinduan bersekutu dengan Tuhan. Karena itu ijinkan Ia menjadi Raja atas hidup kita, berotoritas penuh memerintah dan bertahta di hati kita.
Bagaimana seharusnya kita menyembah? "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran;" (Yohanes 4:22-23). Tuhan itu Roh, karena itu kita harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran, bukan dalam daging dan dalam keadaan tidak benar. Menyembah dalam roh artinya menghampiri Tuhan dengan hati yang sungguh dan roh yang benar-benar diarahkan dan kendalikan Roh Kudus; dan karena Tuhan adalah kebenaran, maka mutlak bagi kita yang menyembah-Nya benar-benar diarahkan dan dikendalikan Roh Kudus; dan karena Tuhan adalah kebenaran, maka mutlak bagi kita yang menyembah-Nya benar-benar dalam posisi hidup benar dan berkenan kepada Tuhan.
Ketika bangsa Israel berada dalam perbudakan di Mesir Tuhan mengutus Musa membawa mereka ke luar dari Mesir, sebab Tuhan ingin umat-Nya itu beribadah dan menyembah kepada-Nya secara bebas. Tuhan pun menginginkan kita menyembah Dia dengan kebebasan dan kemerdekaan, tidak dalam keadaan terbelenggu dosa. Melalui karya-Nya di kayu salib Ia sudah melepaskan dan memerdekakan kita dari dosa dan Iblis.
Kita harus menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran karena Dia telah membebaskan kita dari dosa.
Subscribe to:
Posts (Atom)