Thursday, September 4, 2014

JANJI PEMBEBASAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 September 2014

Baca:  Mazmur 49:1-21

"Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan menarik aku."  Mazmur 49:16

Dalam Lukas 24:51 dikatakan bahwa ketika Yesus naik ke sorga Dia tidak pergi meninggalkan murid-muridNya begitu saja, tapi Ia dalam posisi memberkati umat-Nya sebagai bukti kepedulian dan kasih-Nya yang besar kepada umat.  "Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."  (Kisah 1:11), artinya Tuhan Yesus yang naik ke sorga suatu saat kelak pasti akan datang kembali keduakalinya untuk menjemput umat-Nya  dan sebagai umat Tuhan kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut kedatangan-Nya itu, karena siap atau tidak siap Dia pasti akan datang kembali.

     Alkitab menyatakan bahwa ketika Yesus naik ke sorga Ia tidak hanya memberkati, tapi juga  "...membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia."  (Efesus 4:8).  Makna rohaninya adalah Tuhan akan melepaskan dan membebaskan umat-Nya dari segala belenggu yang selama ini mengikat dan menindas kehidupan mereka dan membawa mereka kepada kehidupan yang dipulihkan dan berkemenangan, sehingga semua tawanan mendapatkan kebebasan/kelepasan dari ketertawanannya,  "sebab Ia telah memandang dari ketinggian-Nya yang kudus, TUHAN memandang dari sorga ke bumi, untuk mendengar keluhan orang tahanan, untuk membebaskan orang-orang yang ditentukan mati dibunuh,"  (Mazmur 102:21).  Dari situ dapat disimpulkan bahwa yang menjadi dasar pelayanan Tuhan Yesus adalah kasih, karena Dia  "...datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Markus 10:45).

     Melalui pelayanan Yesus orang buta dapat melihat, yang lumpuh dapat berjalan, yang kusta menjadi tahir, yang tuli dapat mendengar, bahkan yang mati dibangkitkan-Nya.  Kedatangan-Nya benar-benar untuk menyelamatkan dan membebaskan.  Inilah yang seharusnya juga menjadi dasar pelayanan kita yaitu kasih kepada jiwa-jiwa yang tersesat dan membebaskan mereka dari segala keterikatan.

Bagi setiap orang yang percaya:  ada pertolongan, kelepasan dan juga pembebasan!
 

Wednesday, September 3, 2014

KASIH TUHAN TAK TERBILANG

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 September 2014

Baca:  Mazmur 63:1-12

"Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau."  Mazmur 63:4

Dapatkah kita menghitung kasih dan kebaikan Tuhan dalam hidup ini?  Tak satu pun yang sanggup menghitungnya.  "...betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, ...Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,"  (Efesus 3:18, 20).  Jika hal itu senantiasa kita sadari maka hati kita akan senantiasa berlimpah dengan ucapan syukur.

     Namun fakta yang terjadi justru sebaliknya, ada banyak orang Kristen yang sulit sekali bersyukur kepada Tuhan, enggan memuliakan nama Tuhan, padahal kalau kita renungkan hidup ini, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari tak sedikit pun terlewatkan campur tangan Tuhan.  Contoh nyata:  tahukah Saudara berapa harga oksigen di rumah sakit?  Harganya adalah Rp 25.000/liter.  Sedangkan nitrogen adalah seharga Rp 10.000/liter.  Kita tahu bahwa oksigen dan nitrogen adalah unsur yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia.  Tahukah pula Saudara bahwa dalam sehari umumnya manusia menghirup 2.880 liter oksigen dan 11.376 liter nitrogen?  Jika semua itu dihargai dengan uang, maka oksigen dan nitrogen yang kita hirup akan mencapai Rp 185 juta setiap harinya.  Coba Saudara kalikan kebutuhan manusia akan oksigen dan nitrogen dalam satu bulan saja, yaitu Rp 185 juta x 30 hari = Rp 5,5 miliar/orang!  Bahkan seorang konglomerat atau orang yang paling kaya sedunia sekali pun tidak akan pernah sanggup melunasi seluruh biaya nafas untuk hidupnya, apabila Tuhan mau hitung-hitungan dengan kita secara matematika atau menggunakan rumus dagang seperti yang dilakukan oleh manusia.

     Seringkali kita hitung-hitungan dengan Tuhan dan merasa sayang berkorban bagiNya:  waktu, tenaga, pikiran, apalagi korban materi untuk pekerjaan-Nya.  Itu baru sebatas kebutuhan nafas saja seharusnya kita membayar Rp 5,5 M/bulan kepada Tuhan, namun selama ini kita menerimanya secara cuma-cuma, belum kebutuhan hidup lainnya.

"Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!"  Mazmur 117:2