Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Agustus 2014
Baca: Yohanes 4:16-30
"Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau." Yohanes 4:26
Banyak orang beranggapan sumber kepuasan dan kebahagiaan ada dalam harta benda atau materi, sehingga mereka berupaya sedemikian rupa dan berlomba-lomba mendapatkan harta sebanyak mungkin. Dengan cara demikian mereka berharap kepuasan dan kebahagiaan pasti didapat. Faktanya? Tidak. Justru keresahan, kegelisahan, ketakutan, kegersangan dan kekeringan yang mereka rasakan.
Apa pun yang manusia lakukan adalah sia-sia, seperti yang dialami oleh perempuan Samaria pada kisah kemarin. Perempuan ini memiliki kehidupan yang 'tidak biasa'; demi mengejar kepuasan dan kebahagiaan, perempuan ini selalu berganti-ganti suami. Bahkan saat bertemu dengan Tuhan Yesus perempuan ini sedang tidak bersuami, tetapi hidup dengan laki-laki yang bukan suaminya. Ini membuktikan betapa kering dan gersangnya kehidupan perempuan ini. Bersyukur sekali akhirnya ia bertemu Yesus yang membawa kabar sukacita dan menawarinya 'Air Hidup' yang bisa memberikan kepuasan dan kebahagiaan sejati. "...barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya." (Yohanes 4:14). Perempuan itu pun meminta air itu kepada Yesus. Dan dengan cara-Nya yang luar bisa Tuhan Yesus menyatakan siapa diri-Nya yang sebenarnya dan menegor perempuan itu dari kehidupannya yang kelam. Tuhan Yesus pun menunjukkan jalan yang benar untuk mendapatkan kebahagiaan sejati, bukan kepuasan dan kebahagiaan semu yang membuat orang semakin merasakan kegersangan dan kekeringan. Akhirnya perempuan Samaria itu membuka hatinya untuk menerima 'Air Hidup' yang mendatangkan kebahagiaan dan kepuasan sejati itu.
Air kehidupan yang dimaksud oleh Tuhan Yesus melambangkan Roh Kudus. Jika hidup kita dialiri dan dipenuhi oleh 'Air Hidup' yang diberikan Tuhan Yesus ini, kita tidak akan merasa haus lagi, dahaga kita akan dipuaskan, bahkan 'Air Hidup' ini akan menjadi mata air di dalam diri kita yang terus-menerus memancar. Inilah kabar baik bagi setiap orang yang mendambakan kepuasan, sukacita dan kebahagiaan sejati yang tidak akan pernah mereka dapatkan dari dunia ini.
Bukalah hati dan milikilah rasa haus akan Roh Kudus-Nya, maka Dia akan menjadi air kehidupan bagi kita!
Wednesday, August 27, 2014
Tuesday, August 26, 2014
ROH KUDUS: Air Kehidupan (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Agustus 2014
Baca: Yohanes 4:1-15
"...barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Yohanes 4:14
Salah satu kebutuhan pokok semua makhluk hidup di dunia ini adalah air. Tidak hanya bagi manusia, air juga merupakan kebutuhan penting bagi ciptaan Tuhan lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Tanpa air semua makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup alias mati. Tak terkecuali manusia, yang sebagian besar tubuhnya terdiri dari air, sekitar tiga perempat atau 73%. Mungkinkah manusia bertahan hidup jika tanpa air? Tentu tidak! Jadi potensi air adalah pemberi kehidupan bagi semua makhluk. Air bukan sekedar pelepas dahaga, tapi juga untuk keperluan hidup sehari-hari: mandi, memasak, mencuci. Bidang kehidupan lainnya pun memerlukan air: pertanian, perindustrian, pembangkit tenaga listrik, alat transportasi dan sebagainya. Hal itu menunjukkan bahwa kebutuhan akan air adalah mutlak adanya.
Saat melintasi daerah Samaria Tuhan Yesus bertemu dengan seorang perempuan setempat yang hendak menimba air. Terjadilah percakapan antara Tuhan Yesus dengan perempuan itu di dekat sumur Yakub. Berbicara tentang sumur adalah sangat identik dengan mataair, karena dari sumur tersebut orang bisa mendapatkan air bersih untuk segala kebutuhannya. Namun untuk mendapatkan air dari sumur bukanlah pekerjaan yang mudah, diperlukan tali dan juga ember untuk menimba air dari dalam sumur itu. Adapun sumur tempat di mana Tuhan Yesus bertemu dengan perempuan Samaria adalah sumur peninggalan Yakub, berarti sumur itu dibuat ribuan tahun silam sebelum momen pertemuan Yesus dengan perempuan itu, alias sudah tua; dan kalau setiap hari orang menimba air di situ bisa dipastikan semakin hari airnya akan semakin berkurang dan permukaan airnya makin dalam. Itu berarti kalau orang ingin mendapatkan air tersebut diperlukan usaha yang lebih keras lagi dan juga tali yang lebih panjang.
Itulah cara yang harus ditempuh untuk mendapatkan air, meski kita tahu bahwa air yang berasal dari sumur sampai kapan pun tidak akan pernah memberikan kepuasan. "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi," (Yohanes 4:13). (Bersambung)
Baca: Yohanes 4:1-15
"...barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Yohanes 4:14
Salah satu kebutuhan pokok semua makhluk hidup di dunia ini adalah air. Tidak hanya bagi manusia, air juga merupakan kebutuhan penting bagi ciptaan Tuhan lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Tanpa air semua makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup alias mati. Tak terkecuali manusia, yang sebagian besar tubuhnya terdiri dari air, sekitar tiga perempat atau 73%. Mungkinkah manusia bertahan hidup jika tanpa air? Tentu tidak! Jadi potensi air adalah pemberi kehidupan bagi semua makhluk. Air bukan sekedar pelepas dahaga, tapi juga untuk keperluan hidup sehari-hari: mandi, memasak, mencuci. Bidang kehidupan lainnya pun memerlukan air: pertanian, perindustrian, pembangkit tenaga listrik, alat transportasi dan sebagainya. Hal itu menunjukkan bahwa kebutuhan akan air adalah mutlak adanya.
Saat melintasi daerah Samaria Tuhan Yesus bertemu dengan seorang perempuan setempat yang hendak menimba air. Terjadilah percakapan antara Tuhan Yesus dengan perempuan itu di dekat sumur Yakub. Berbicara tentang sumur adalah sangat identik dengan mataair, karena dari sumur tersebut orang bisa mendapatkan air bersih untuk segala kebutuhannya. Namun untuk mendapatkan air dari sumur bukanlah pekerjaan yang mudah, diperlukan tali dan juga ember untuk menimba air dari dalam sumur itu. Adapun sumur tempat di mana Tuhan Yesus bertemu dengan perempuan Samaria adalah sumur peninggalan Yakub, berarti sumur itu dibuat ribuan tahun silam sebelum momen pertemuan Yesus dengan perempuan itu, alias sudah tua; dan kalau setiap hari orang menimba air di situ bisa dipastikan semakin hari airnya akan semakin berkurang dan permukaan airnya makin dalam. Itu berarti kalau orang ingin mendapatkan air tersebut diperlukan usaha yang lebih keras lagi dan juga tali yang lebih panjang.
Itulah cara yang harus ditempuh untuk mendapatkan air, meski kita tahu bahwa air yang berasal dari sumur sampai kapan pun tidak akan pernah memberikan kepuasan. "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi," (Yohanes 4:13). (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)