Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Agustus 2014
Baca: Lukas 13:10-17
"Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah." Lukas 13:13
Ketika Tuhan Yesus mengajar di sebuah rumah ibadat atau sinagoga tiba-tiba perhatian-Nya tertuju kepada seorang wanita yang sudah 18 tahun dirasuk oleh roh jahat sehingga menderita sakit; punggungnya bungkuk dan tidak dapat berdiri tegak. Hati Tuhan Yesus pun tergerak oleh belas kasihan sehingga Dia meletakkan tangan-Nya atas wanita itu dan seketika itu juga sembuhlah ia. Wanita itu pun dapat berdiri tegak untuk pertama kalinya setelah 18 tahun!
Sesungguhnya wanita itu memiliki alasan kuat untuk tetap tinggal di rumahnya sepanjang hari karena kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan untuk pergi ke rumah Tuhan, tetapi wanita itu tetap meneguhkan hatinya untuk beribadah kepada Tuhan tanpa mempedulikan sakit yang dialaminya dan mungkin juga cemoohan orang lain. Setan bisa saja menyerang fisik wanita ini tapi tidak berdaya menyerang rohnya, terbukti meski menderita sakit yang luar biasa wanita itu tetap tekun beribadah ke rumah Tuhan! Imannya yang besar ini telah menggerakkan hati Tuhan untuk bertindak sehingga kuasa setan dipatahkan-Nya! Satu-satunya Pribadi yang sanggup melepaskan dan membebaskan manusia dari belenggu setan adalah Tuhan Yesus! Hari itu benar-benar menjadi hari pembebasan baginya; hari yang sangat bersejarah dalam hidupnya karena telah terbebas dari penderitaan jasmani dan rohani yang telah mengikatnya selama belasan tahun! Karena itulah ia memuliakan Tuhan sebagai tanda ucapan syukur.
Hari ini, 69 tahun silam, tepatnya 17 Agustus 1945 adalah hari yang juga sangat spesial dan bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia, karena untuk pertama kalinya bangsa kita memproklamirkan hari kemerdekaannya. Pekik merdeka pun berkumandang di seluruh persada negeri! Merdeka berarti bebas, tidak lagi menjadi budak dari bangsa lain, tidak lagi hidup dalam tekanan dan belenggu, tapi menjadi bangsa yang benar-benar merdeka. Namun ingatlah bahwa kemerdekaan bangsa kita tidak akan pernah bisa diraih tanpa campur tangan Tuhan, karena itu kita wajib untuk memuliakan nama-Nya.
"Jadi apabila Anak itu (Yesus Kristus) memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." Yohanes 8:36
Sunday, August 17, 2014
Saturday, August 16, 2014
JANGAN LARI DARI PANGGILAN!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Agustus 2014
Baca: Yunus 1:1-17
"Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN;" Yunus 1:3
Di masa-masa sekarang ini ada banyak orang Kristen, yang awalnya memiliki semangat menggebu-gebu dalam melayani Tuhan dan begitu antusias mengembangkan talentanya, kini berangsur-angsur surut semangatnya dan tidak lagi setia. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena mereka tidak tahan menghadapi tantangan atau masalah yang ada. Mereka pun berusaha memutar otak mencari alasan untuk menghindarkan diri dari panggilan Tuhan dan mulai menimbang-nimbang jika diutus oleh Tuhan.
Yunus adalah contoh utusan Tuhan yang mencoba lari dari panggilan Tuhan karena takut menghadapi tantangan. Berfirmanlah Tuhan kepada Yunus, "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku." (ayat 2). Pada saat diutus Tuhan untuk pergi ke Niniwe Yunus justru memilih lari dari tanggung jawabnya dan pergi ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Yunus memilih untuk menuruti keinginan dagingnya daripada harus tunduk kepada kehendak Tuhan, padahal keinginan daging itu berlawanan dengan keinginan Roh! "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya." (Galatia 5:24). Akibat lari dari dari panggilan Tuhan ini Yunus harus mengalami masalah yang hebat, "...TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur." (Yunus 1:4). Bahkan Yunus harus mengalami peristiwa paling mengerikan seumur hidupnya yaitu masuk dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam. Namun Tuhan mengasihi Yunus sehingga Dia memberi kesempatan Yunus bertobat. Akhirnya Yunus pergi ke Niniwe dan menjalankan tugasnya sebagai utusan Tuhan. Melalui pelayanannya orang-orang Niniwe bertobat dan seluruh penduduk kota itu diselamatkan.
Jika kita dipercaya Tuhan melayaniNya mari melakukannya dengan setia dan penuh tanggung jawab, karena tidak semua orang beroleh kesempatan yang sama.
"Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." Yohanes 9:4
Baca: Yunus 1:1-17
"Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN;" Yunus 1:3
Di masa-masa sekarang ini ada banyak orang Kristen, yang awalnya memiliki semangat menggebu-gebu dalam melayani Tuhan dan begitu antusias mengembangkan talentanya, kini berangsur-angsur surut semangatnya dan tidak lagi setia. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena mereka tidak tahan menghadapi tantangan atau masalah yang ada. Mereka pun berusaha memutar otak mencari alasan untuk menghindarkan diri dari panggilan Tuhan dan mulai menimbang-nimbang jika diutus oleh Tuhan.
Yunus adalah contoh utusan Tuhan yang mencoba lari dari panggilan Tuhan karena takut menghadapi tantangan. Berfirmanlah Tuhan kepada Yunus, "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku." (ayat 2). Pada saat diutus Tuhan untuk pergi ke Niniwe Yunus justru memilih lari dari tanggung jawabnya dan pergi ke Tarsis, jauh dari hadapan Tuhan. Yunus memilih untuk menuruti keinginan dagingnya daripada harus tunduk kepada kehendak Tuhan, padahal keinginan daging itu berlawanan dengan keinginan Roh! "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya." (Galatia 5:24). Akibat lari dari dari panggilan Tuhan ini Yunus harus mengalami masalah yang hebat, "...TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur." (Yunus 1:4). Bahkan Yunus harus mengalami peristiwa paling mengerikan seumur hidupnya yaitu masuk dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam. Namun Tuhan mengasihi Yunus sehingga Dia memberi kesempatan Yunus bertobat. Akhirnya Yunus pergi ke Niniwe dan menjalankan tugasnya sebagai utusan Tuhan. Melalui pelayanannya orang-orang Niniwe bertobat dan seluruh penduduk kota itu diselamatkan.
Jika kita dipercaya Tuhan melayaniNya mari melakukannya dengan setia dan penuh tanggung jawab, karena tidak semua orang beroleh kesempatan yang sama.
"Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." Yohanes 9:4
Subscribe to:
Posts (Atom)