Tuesday, August 12, 2014

PEMBERSIHAN: Proses Pembentukan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Agustus 2014

Baca:  Yohanes 15:1-8

"Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya."  Yohanes 15:1

Pernyataan Tuhan Yesus,  "Akulah pokok anggur yang benar"  adalah sebagai penegasan bahwa Dia adalah satu-satunya Pokok Anggur yang asli dan sah, tidak ada yang lain.  Sebagai satu-satunya Pokok Anggur, setiap ranting harus melekat kepada-Nya.  Itulah satu-satunya cara untuk bisa menghasilkan buah!

     Melekat berarti memiliki persekutuan yang erat secara kontinyu dengan Pokok Anggur.  Tanpa melekat kepada Pokok Anggur ranting-ranting itu akan kering, dan cepat atau lambat pasti akan mati, karena tidak ada kehidupan di dalamnya, sebab Pokok Anggur adalah sumber kehidupan.  "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."  (Yohanes 14:6).  Jadi tanpa Pokok Anggur ranting tidak punya kekuatan apa-apa dan tidak bisa berbuat apa-apa.  Tuhan Yesus juga menambahkan,  "Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah."  (Yohanes 15:2).  Kita tahu bahwa setiap pemilik kebun pasti berharap bahwa benih yang ia taburkan di tanah kelak akan menghasilkan buah.  Ia tidak hanya sekedar menabur benih dan menanam, tapi juga mengolah tanahnya sedemikian rupa serta merawatnya.  Dan ketika benih itu tumbuh dan mulai mengeluarkan ranting-ranting si pemilik kebun makin bekerja secara ekstra.  Jika ada ranting yang kering akan dipotongnya dan dibuang, sedangkan ranting yang hidup tak luput dari perhatian si pemilik kebun, dibersihkannya ranting itu supaya bukan sekedar lebat daunnya, tapi supaya ada buah yang dihasilkan.

     Saat masuk dalam proses  'pembersihan'  inilah mau tidak mau kita akan merasakan sakit, tidak enak dan terluka.  Namun bukan berarti Tuhan jahat, kejam dan tidak mengasihi kita, karena Dia melakukannya sesuai dengan hikmat dan kasih-Nya.  Ingat, jika kita tidak dibersihkan, sampai kapan pun kita tidak akan pernah bertumbuh dan berbuah.  Tuhan membersihkan segala hal yang menghalangi kita untuk bertumbuh.  Jadi pembersihan dari Tuhan memiliki arah dan tujuan karena Dia selalu tahu apa yang terbaik bagi kita dan sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti kita.

Pembersihan inilah yan disebut pembentukan dari Tuhan, sebagai wujud pendisiplinan dari Tuhan.

Monday, August 11, 2014

SERI UTUSAN TUHAN: Tinggal Dalam Firman (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Agustus 2014

Baca:  Mazmur 119:1-8

"Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati,"  Mazmur 119:2

Hidup benar dan kudus di tengah-tengah dunia yang jahat ini, bagi orang-orang di luar Tuhan, adalah perkara yang sangat mustahil.  Bagaimana dengan orang percaya?

     Kita pun tidak akan pernah bisa bila kita bersandar pada pengertian sendiri dan mengandalkan kekuatan sendiri.  Namun kita tahu bahwa hidup benar dan kudus adalah kehendak Tuhan bagi orang percaya!  Asal kita mau tunduk kepada pimpinan dan kehendak Tuhan sepenuhnya hal itu bukanlah perkara yang mustahil, karena di dalam kita ada kuasa yang bekerja dengan tak terbatas yaitu Roh Kudus,  "...Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;"  (Yohanes 16:13).  Jadi tidak ada alasan bagi orang percaya untuk tidak hidup dalam kebenaran dan kekudusan.

     Tuhan mempunyai banyak cara untuk menyatakan kehendak-Nya dan salah satunya adalah melalui firman yang tertulis di dalam Alkitab ini.  Bagian kita adalah membuka hati dan menerima firman Tuhan dengan lemah lembut seperti tanah yang gembur, supaya benih firman yang ditabur itu tertanam di hati, lalu tumbuh dan menghasilkan buah seperti yang dikehendaki oleh Tuhan.  Kunci untuk hidup benar dan kudus adalah tinggal di dalam firman-Nya, karena kuasa firmanlah yang dapat mengubah dan memperbaharui hidup kita dari hari ke sehari,  "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."  (Ibrani 4:12).  "...Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Itulah sebabnya kita harus mau dan siap untuk diajar, ditegur, diperbaiki, bahkan ditelanjangi oleh firman Tuhan,  "...ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah."  (Yohanes 15:2).

Utusan Tuhan harus siap menerima  'makanan keras'  ini supaya pancainderanya kian terlatih  (baca  Ibrani 5:14), bukti bahwa kita sudah dewasa rohani.

Tanpa tinggal di dalam firman-Nya kita tidak akan mampu menjadi pelaku firman.