Sunday, July 20, 2014

HIDUP KEKAL: Mengenal Tuhan Dengan Benar

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juli 2014

Baca:  Yohanes 17:1-5

"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."  Yohanes 17:3

Kata mengenal bukan sekedar kita tahu siapa Tuhan kita.  Mengenal merupakan suatu hubungan yang intim dan benar dengan Tuhan, yang secara otomatis disertai dengan pengalaman pribadi yang menghasilkan buah.

     Buah yang dimaksudkan adalah buah pertobatan.  "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."  (Matius 3:8).  Jika seseorang berkata bahwa ia sudah mengenal Tuhan tetapi tidak ada buah pertobatan yang dihasilkan sebagai bukti pengenalannya, maka dapat dikatakan bahwa ia belum mengenal Tuhan;  dan orang yang belum mengenal Tuhan berarti belum diselamatkan.   Sampai berapa lama kita harus memiliki pengenalan akan Tuhan hingga kita beroleh hidup yang kekal?  Sampai selama-lamanya.  Artinya suatu tindakan yang harus kita lakukan secara terus-menerus, sebab hidup kekal itu bukan sekedar berbicara tentang Kerajaan Sorga, tetapi suatu hubungan yang karib dengan Tuhan sampai selama-lamanya.  Sudahkah kita memiliki keintiman dengan Tuhan secara pribadi?  Semua orang bisa saja berkata bahwa ia telah mengenal Tuhan, namun hal itu tidak menjamin bahwa mereka sudah dikenal oleh Tuhan.  Dikatakan,:  "Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah."  (1 Korintus 8:3).  Jangan sampai kita menjadi orang Kristen selama bertahun-tahun tapi pada akhirnya Tuhan berkata,  "Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"  (Matius 7:23).  Jadi Saudaraku, kita bisa mengasihi Tuhan jika kita memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan.

     Mari kita ingat bahwa kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik yang kita perbuat, tetapi karena kasih karunia, melalui iman kita  (baca  Efesus 2:8-9), di mana iman itu datang dari pengenalan akan Tuhan secara benar, melalui firmanNya.  Adapun iman yang benar mempunyai dua unsur:  percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan percaya kepadaNya sebagai Juruselamat.  "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan."  (Roma 10:9).

Percaya kepada Yesus sebagai Tuhan berarti harus percaya karya penebusanNya.

Saturday, July 19, 2014

SERI BANGSA ISRAEL: Mencobai Tuhan Dengan Persungutan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juli 2014

Baca:  Bilangan 14:1-38

"Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku,"  Bilangan 14:22

Tak terhitung banyaknya kebaikan yang dinyatakan Tuhan kepada bangsa Israel ini.  Terlebih-lebih saat Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir menuju ke Tanah Perjanjian, yang terlebih dahulu harus melewati perjalanan panjang di padang gurun.  Di padang gurun inilah mujizat demi mujizat dinyatakan Tuhan secara luar biasa.  Meski demikian respons mereka terhadap kasih dan kebaikan Tuhan sungguh sangat mengecewakan, mereka terus mencobai Tuhan dengan bersungut-sungut di segala situasi sehingga mereka mati dipagut ular  (baca  1 Korintus 10:9).  Tuhan pun menyebutnya sebagai  "...suatu bangsa yang tegar tengkuk."  (Keluaran 32:9).

     Bangsa Israel tidak pernah merasa puas dengan berkat-berkat yang Tuhan berikan, di antaranya dalam hal makanan dan minuman.  Meski Tuhan telah menyediakan manna mereka tetap saja tidak bisa mengucap syukur, sebaliknya keluhan dan sungut-sungut terus keluar dari mulut mereka,  "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."  (Keluaran 16:3).  Ketika tidak ada air di Masa dan di Meriba mereka pun langsung marah kepada Musa,  "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"  (Keluaran 17:3).  Terus mencobai Tuhan menimbulkan murka Tuhan, termasuk tentang daging burung puyuh  (baca  Bilangan 11:4-23).

     Ujian yang dialami oleh bangsa Israel di padang gurun bukan karena Tuhan jahat, tetapi Tuhan hendak membawa mereka masuk ke dalam kehidupan yang jauh lebih baik yaitu Kanaan.  Sayang, saat dalam proses ini bangsa Israel menunjukkan sikap yang tidak terpuji:  terus mencobai Tuhan dengan bersungut-sungut di segala situasi.  Bersungut-sungut adalah suatu reaksi ketidakpuasan terhadap kasih dan pemeliharaan Tuhan.

Kegagalan sebagian besar umat Israel memasuki Kanaan menjadi peringatan bagi kita supaya kita tidak mengulangi kesalahan yang sama!