Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Juli 2014
Baca: Yeremia 29:11-14
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera
dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan
yang penuh harapan." Yeremia 29:11
Tuhan memiliki rancangan yang indah atas kehidupan umatNya yaitu rancangan damai sejahtera dan hari depan yang penuh harapan. Rancangan itu bukan sekedar janji atau basa-basi, tapi rancanganNya adalah ya dan amin.
Contoh nyata adalah rancangan Tuhan atas kehidupan bangsa Israel. Pada waktu itu bangsa Israel mengalami penderitaan oleh karena penindasan bangsa Mesir. Tuhan tahu persis apa yang dialami oleh umat Israel ini karena Dia adalah Tuhan yang "...tidak terlelap dan tidak tertidur..." (Mazmur 121:4). Tuhan berkata, "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah
Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh
pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang
Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang
baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya," (Keluaran 3:7-8). Rencana Tuhan atas bangsa Israel adalah hidup menempati Tanah Kanaan. Kanaan adalah Tanah Perjanjian yang di dalamnya tersimpan kelimpahan dan perlindungan, serta berlimpah susu dan manu. Namun untuk dapat memasuki Tanah Perjanjian tersebut umat Israel harus berjuang dan berperang mengalahkan musuh-musuh mereka. Secara manusia hal itu bukanlah perkara yang mudah, karena menurut laporan dari sepuluh orang pengintai yang diutus oleh Musa, Kanaan "...adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami
lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal
dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan
demikian juga mereka terhadap kami." (Bilangan 13:32-33), sehingga mereka merasa takut dan pesimis.
Berbeda respons Kaleb dan Yosua yang punya iman, "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!" (Bilangan 13:30).
Rancangan Tuhan selalu yang terbaik untuk umatNya!
Monday, July 14, 2014
Sunday, July 13, 2014
MENGAPA TIDAK OPTIMAL?
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Juli 2014
Baca: 1 Timotius 4:10-16
"Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya." 1 Timotius 4:10
Bukan karena kasih Tuhan yang kurang atau janji Tuhan yang tidak tersedia secara maksimal jika banyak orang Kristen yang tidak pernah menjalani kehidupan rohaninya secara optimal. Apa masalahnya?
Pertama, kita tidak tahu secara detil tentang janji Tuhan itu karena kita sendiri tidak mau tinggal di dalam firmanNya. Bagaimana mau 'tinggal di dalam firman' jika kita tidak menyediakan waktu untuk membaca dan merenungkan firmanNya? Padahal Kitab Suci berisikan janji-janji berkat Tuhan yang luar biasa, "...baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:8). Tuhan Yesus berkata, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7).
Kedua, tidak mau melakukan segala sesuatunya secara optimal meski tahu persis Tuhan telah melakukan yang terbaik bagi kita dalam segala hal. Nasihat rasul Paulus, "...giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58). Jadi, semua sangat tergantung pada respons kita terhadap apa yang sudah Tuhan perbuat bagi kita. Petani tidak akan pernah menuai hasil panen secara maksimal bila tidak terlebih dahulu bekerja keras mengolah tanah pertaniannya dan juga menabur benih. "Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya." (2 Timotius 2:6). Pula atlet, tanpa mau berlatih keras mustahil meraih kemenangan di setiap laga yang diikutinya. Ini menunjukkan bahwa untuk menghasilkan kehidupan yang optimal kita harus mau membayar harga. Seberapa besar kita membayar harga, sebesar itulah akan kita peroleh!
Ketidakmauan kita membayar harga menjadi penyebab kegagalan kita menghasilkan kehidupan yang optimal. Karena itu jangan pernah menyalahkan Tuhan jika selama ini kita tidak mengalami penggenapan janji Tuhan secara maksimal pula.
Segala hal yang dipercayakan Tuhan kepada kita kerjakan itu secara optimal, sebab "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan," Amsal 14:23
Baca: 1 Timotius 4:10-16
"Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya." 1 Timotius 4:10
Bukan karena kasih Tuhan yang kurang atau janji Tuhan yang tidak tersedia secara maksimal jika banyak orang Kristen yang tidak pernah menjalani kehidupan rohaninya secara optimal. Apa masalahnya?
Pertama, kita tidak tahu secara detil tentang janji Tuhan itu karena kita sendiri tidak mau tinggal di dalam firmanNya. Bagaimana mau 'tinggal di dalam firman' jika kita tidak menyediakan waktu untuk membaca dan merenungkan firmanNya? Padahal Kitab Suci berisikan janji-janji berkat Tuhan yang luar biasa, "...baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:8). Tuhan Yesus berkata, "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7).
Kedua, tidak mau melakukan segala sesuatunya secara optimal meski tahu persis Tuhan telah melakukan yang terbaik bagi kita dalam segala hal. Nasihat rasul Paulus, "...giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58). Jadi, semua sangat tergantung pada respons kita terhadap apa yang sudah Tuhan perbuat bagi kita. Petani tidak akan pernah menuai hasil panen secara maksimal bila tidak terlebih dahulu bekerja keras mengolah tanah pertaniannya dan juga menabur benih. "Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya." (2 Timotius 2:6). Pula atlet, tanpa mau berlatih keras mustahil meraih kemenangan di setiap laga yang diikutinya. Ini menunjukkan bahwa untuk menghasilkan kehidupan yang optimal kita harus mau membayar harga. Seberapa besar kita membayar harga, sebesar itulah akan kita peroleh!
Ketidakmauan kita membayar harga menjadi penyebab kegagalan kita menghasilkan kehidupan yang optimal. Karena itu jangan pernah menyalahkan Tuhan jika selama ini kita tidak mengalami penggenapan janji Tuhan secara maksimal pula.
Segala hal yang dipercayakan Tuhan kepada kita kerjakan itu secara optimal, sebab "Dalam tiap jerih payah ada keuntungan," Amsal 14:23
Subscribe to:
Posts (Atom)