Thursday, July 10, 2014

MENDUKAKAN ROH KUDUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Juli 2014

Baca:  Efesus 4:17-32

"Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan."  Efesus 4:30

Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus rasul Paulus mengingatkan agar kita tidak lagi mendukakan Roh Kudus.  Mendukakan dapat berarti membuat sedih, mempermalukan dan juga menghina.  Namun Alkitab menyatakan:  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Maka  "...kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia."  (Efesus 4:17).  Jadi kita harus benar-benar mengenakan  'manusia baru'  dengan menanggalkan segala perbuatan dan karakter lama kita yang tidak berkenan kepada Tuhan.

     Melakukan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan, selain memadamkan Roh, juga merupakan tindakan mendukakan Roh Kudus.  Itu sama artinya kita sedang menghalangi dan menghentikan pekerjaan Roh Kudus sehingga Ia tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.  Dalam Efesus 1:13 dikatakan:  "...ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu."  Meterai dari Roh Kudus menempatkan kita pada posisi yang aman karena kita berada di pihak Tuhan dan Tuhan ada di pihak kita.  "TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"  (Mazmur 118:6).  Tuhan menjadi perlindungan, naungan dan pembela kita.  Namun apabila Roh Kudus kita dukakan kita akan kehilangan meterai dari Roh Kudus.  Akibatnya kita tidak lagi mengalami penyertaan dan perlindunganNya secara sempurna.

     Alkitab memperingatkan:  "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan."  (Efesus 4:31).  Perkara-perkara inilah yang membuat Roh Kudus berduka dan akhirnya meninggalkan kita.  Karena itu mulai detik ini mari kita tinggalkan segala kejahatan dan hiduplah sebagai manusia baru di dalam Tuhan.

Tanpa Roh Kudus kita tidak punya kekuatan apa-apa, karena itu jangan sekali-kali mendukakan Dia dengan pelanggaran-pelanggaran kita.

Wednesday, July 9, 2014

MEMADAMKAN ROH: Hidup Dalam Kejahatan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Juli 2014

Baca: 1 Tesalonika 5:19-22

"Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan."  1 Tesalonika 5:22

Sebagai umat tebusan Tuhan kita dituntut untuk tetap mengerjakan keselamatan yang telah kita terima itu dengan hati yang takut dan gentar  (baca  Filipi 2:12), artinya kita harus hidup dalam ketaatan dan memiliki hati yang takut akan Tuhan sebagai respons atas keselamatan yang telah kita terima.  Jadi ketaatan adalah suatu perintah yang tidak bisa ditawar lagi.  Jika kita taat kepada Tuhan maka roh kita akan tetap terpelihara dengan sempurna.  Jangan sampai api itu redup dan menjadi padam,  "Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam."  (Imamat 6:13).

     Supaya api roh itu terus menyala kita harus berupaya supaya Roh Kudus merasa comfortable tinggal di dalam kita.  Roh Kudus akan betah tinggal dan berdiam di dalam kita apabila kita hidup dalam kebenaran dan kekudusan karena Dia adalah Roh yang kudus.  Maka dari itu  "Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus."  (1 Petrus 1:14-16).  Hidup dalam kebenaran dan kekudusan berarti menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan dan tidak lagi berkompromi dengan dosa;  dan jika Roh Kudus berdiam di dalam kita secara permanen, secara otomatis segala tindakan kita akan dituntun kepada kebenaran.  "Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."  (Yohanes 14:26), sehingga kehidupan kita selaras dengan apa yang Tuhan mau.

     Tetapi ketika roh yang ada pada kita itu padam karena ketidaktaatan dan segala kejahatan yang telah kita perbuat, kita tidak lagi punya kekuatan untuk mengalahkan segala tipu muslihat Iblis karena kedagingan kita menjadi sangat dominan.  Ibadah yang kita lakukan akhirnya hanya sebatas rutinitas belaka dan kita pun semakin kehilangan kepekaan rohani.  Akhirnya, melakukan kejahatan kita anggap sebagai hal yang biasa.

"Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu."  (Galatia 6:8).