Monday, July 7, 2014

MEMADAMKAN ROH: Tidak Bersukacita

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Juli 2014

Baca:  1 Tesalonika 5:16-22

"Janganlah padamkan Roh,"  1 Tesalonika 5:19

Tekun berdoa, tetap bersukacita dan mengucap syukur dalam segala hal adalah cara untuk mengatasi agar Roh yang ada di dalam kita tidak redup dan padam.  Firman Tuhan mengingatkan,  "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  (Roma 12:11).  Namun akhir-akhir ini ada banyak orang Kristen yang rohnya makin hari makin padam, tidak lagi menyala-nyala bagi Tuhan.

     Ketika kita memadamkan Roh Tuhan yang ada di dalam kita, kita sedang membatasi Dia untuk bekerja di dalam kita.  Kita tahu bahwa Roh Tuhan itu kuasaNya tak terbatas dan Ia  "...lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia."  (1 Yohanes 4:4).  Tak bisa dibayangkan betapa dahsyatnya jika Roh Tuhan bekerja di dalam diri orang percaya.  Sayangnya kita justru seringkali memadamkannya, artinya kita sendiri yang membatasi Roh Tuhan bekerja sehingga Ia tidak dapat berkarya secara leluasa dan bebas.  Sadar atau tidak sadar itu seringkali kita lakukan.  Kapan?  Ialah saat kita bermuram durja atau bersedih hati.  Saat itu pula sesungguhnya kita sedang memadamkan Roh Kudus yang ada di dalam kita.  Firman Tuhan jelas menasihati kita,  "Bersukacitalah senantiasa."  (1 Tesalonika 5:16).  Daud berkata,  "Orang benar akan bersukacita karena TUHAN"  (Mazmur 64:11).  Masalah atau penderitaan yang terjadi dalam kehidupan ini seharusnya tidak dengan serta-merta membuat kita kehilangan sukacita dan semangat dan  "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?"  (Amsal 18:14).

     Dengan keyakinan bahwa  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  (Filipi 4:13), hari-hari Daud senantiasa dipenuhi puji-pujian:  "Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku."  (Mazmur 34:2).  Segala waktu artinya di segala keadaan, baik itu susah maupun senang, suka dan duka.  Bahkan Alkitab mencatat tujuh kali dalam sehari Daud memuji-muji Tuhan  (baca  Mazmur 119:164)!

Bersukacitalah senantiasa supaya Roh Tuhan tidak padam!

Sunday, July 6, 2014

DOA: Kunci Dipimpin Roh Kudus (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Juli 2014

Baca:  Efesus 6:10-20

"Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara."  Efesus 6:20b

Ketika kita bertekun dalam doa kita sedang masuk ke dalam persekutuan dengan Tuhan, yaitu  "...menjadi satu roh dengan Dia."  (1 Korintus 6:17);  artinya semakin kita intim dengan Tuhan melalui doa, kita akan mengalami dan menikmati hadiratNya.  Ini seperti ranting yang melekat pada pokok anggur, sebab kita tahu bahwa  "...ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."  (Yohanes 15:4).  Alkitab menambahkan:  "Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah."  (Yohanes 15:2).  Karena itu kita harus menjadikan doa sebagai gaya hidup kita setiap hari sebagai tanda bahwa kita melekat kepada Tuhan dan punya sikap berjaga-jaga.

     Dengan melekat kepada Tuhan berarti kita memiliki penyerahan penuh kepada Tuhan,  "...sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa."  (Yohanes 15:5b).  Saat itulah Tuhan memberikan kepada kita Penolong yaitu Roh Kudus yang akan menyertai dan memimpin kita kepada kebenaran, karena Ia tahu bahwa kita memiliki banyak kelemahan dan punya kecenderungan untuk mengikuti keinginan dan kehendak sendiri.  Tanpa Roh Kudus sulit bagi kita untuk hidup dalam kebenaran karena setiap hari kita dihadapkan pada perkara-perkara dunia yang membawa kita kepada segala kecemaran dan jauh dari kata kudus.  Ada pun kehendak Tuhan adalah  "...bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus."  (1 Tesalonika 4:7).

     Melalui karya pengorbanan Kristus di Kalvari setiap orang percaya telah diselamatkan, diampuni dosanya dan dikuduskanNya, karena itu kita harus berjuang untuk mempertahankan  'status'  kita ini, yang dulunya sebagai hamba dosa dan yang kini menjadi hamba kebenaran  (baca  Roma 6:17-18)  tersebut dengan hidup seturut kehendak Tuhan.  Untuk itulah kita sangat membutuhkan Roh Kudus, olehNya kita dituntun kepada kebenaran dan memampukan kita berjalan dalam kekudusan.

Roh Kudus akan mengerjakan hal-hal yang kudus sesuai dengan firman Tuhan dalam hidup kita asal kita selalu melekat kepada Tuhan.