Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Juni 2014
Baca: Mazmur 12:1-9
"Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." Mazmur 12:7
Dalam Ibrani 11:1 dikatakan, "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya iman memiliki dua dimensi yaitu dimensi sekarang (masa kini) dan dimensi yang akan datang. Dimensi sekarang berkenaan dengan kehidupan yang sedang kita jalani dan pergumulkan, serta terlihat secara kasat mata. Dimensi kedua yaitu dimensi yang akan datang, berkenaan dengan pengharapan kita di dalam Tuhan, arah pandang yang tertuju kepada janji-janji Tuhan yang saat ini tidak kelihatan dan masih belum terjadi, namun yang kita yakini bahwa pada saat yang tepat Tuhan pasti menggenapiNya, sebab janji Tuhan adalah murni.
'Dimensi janji Tuhan' inilah yang seringkali menjadi sebuah pergumulan yang tidak mudah bagi setiap orang percaya. Ada banyak orang Kristen yang mudah sekali berubah sikap, imannya melemah dan tidak lagi menaruh pengharapan penuh kepada Tuhan karena kenyataan yang ada tidak seperti yang diharapkan. Mereka tidak lagi bersabar menantikan janji Tuhan dan lebih memilih mengandalkan kekuatan sendiri, lari kepada manusia mencari pertolongan. Waspadalah, Iblis akan menggunakan celah ini sebagai kesempatan menabaur benih keraguan dan ketidakpercayaan kepada Tuhan. Alkitab menegaskan: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5).
Jangan sekali pun ragu terhadap janji Tuhan. Cepat atau lambat janjiNya pasti akan digenapi. Di tengah situasi-situasi sulit biarlah kita selalu menguatkan iman percaya kepada Tuhan sehingga kita tetap dapat berkata: "Janji-Mu sangat teruji, dan hamba-Mu mencintainya." (Mazmur 119:140).
"Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia,
sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau
berbicara dan tidak menepatinya?" Bilangan 23:19
Tuesday, June 24, 2014
Monday, June 23, 2014
Seri Pekerja Tuhan: SETIA DAN DAPAT DIPERCAYA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Juni 2014
Baca: 1 Korintus 4:1-5
"Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai." 1 Korintus 4:2
Kesetiaan dan dapat dipercaya adalah dua unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang pekerja Tuhan. Bagaimana kita bisa disebut sebagai pekerja Tuhan yang baik jika kita tidak setia mengerjakan tugas pelayanan yang dipercayakan kepada kita? Tanpa kesetiaan, kita akan mudah sekali kecewa dan putus asa saat diperhadapkan dengan tantangan. Jadi, "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya;" (Amsal 19:22). Tanpa kesetiaan mustahil orang bisa dipercaya untuk sebuah tugas pelayanan. Yusuf dipercaya oleh Potifar untuk mengatur apa yang ada di rumahnya, bahkan segala miliknya berada dalam kuasanya, oleh karena ia terlebih dahulu menunjukkan kesetiaannya. Jika tidak setia, mungkinkah seorang pelayan dipercaya sepenuhnya oleh majikannya? "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10a). Kesetiaan kita dalam mengerjakan perkara-perkara kecil adalah pintu gerbang menuju kepada perkara-perkara besar.
Tuhan tidak pernah menuntut kecerdasan, kecakapan, kemahiran, popularitas dalam diri pekerjaNya; apalah arti semuanya itu jika mereka tidak setia dan tidak bisa dipercaya. Yang Tuhan inginkan adalah para pekerja yang setia melakukan kehendakNya dan yang tidak tergoyahkan dalam komitmen. Inilah yang menjadi alasan mengapa Paulus mengutus Timotius untuk melayani orang-orang di Korintus. Meski masih muda, Timotius telah menunjukkan kesetiaannya dan begitu giat dalam melayani Tuhan, dan karena itulah Paulus mempercayakan pelayanan yang besar kepadanya. Paulus sangat percaya bahwa Timotius tidak akan menyimpang dalam memberitakan kebenaran firman Tuhan. Pesan Paulus, "Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." (1 Timotius 4:16).
Tugas seorang pekerja Tuhan adalah menerima firman Tuhan dan kemudian menyalurkan rahasia firman yang telah diterimanya itu kepada orang lain, tapi ia juga harus menunjukkan sebuah keteladanan hidup.
Setia dan bisa dipercaya adalah syarat mutlak dan essensial bagi pekerja Tuhan!
Baca: 1 Korintus 4:1-5
"Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai." 1 Korintus 4:2
Kesetiaan dan dapat dipercaya adalah dua unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang pekerja Tuhan. Bagaimana kita bisa disebut sebagai pekerja Tuhan yang baik jika kita tidak setia mengerjakan tugas pelayanan yang dipercayakan kepada kita? Tanpa kesetiaan, kita akan mudah sekali kecewa dan putus asa saat diperhadapkan dengan tantangan. Jadi, "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya;" (Amsal 19:22). Tanpa kesetiaan mustahil orang bisa dipercaya untuk sebuah tugas pelayanan. Yusuf dipercaya oleh Potifar untuk mengatur apa yang ada di rumahnya, bahkan segala miliknya berada dalam kuasanya, oleh karena ia terlebih dahulu menunjukkan kesetiaannya. Jika tidak setia, mungkinkah seorang pelayan dipercaya sepenuhnya oleh majikannya? "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10a). Kesetiaan kita dalam mengerjakan perkara-perkara kecil adalah pintu gerbang menuju kepada perkara-perkara besar.
Tuhan tidak pernah menuntut kecerdasan, kecakapan, kemahiran, popularitas dalam diri pekerjaNya; apalah arti semuanya itu jika mereka tidak setia dan tidak bisa dipercaya. Yang Tuhan inginkan adalah para pekerja yang setia melakukan kehendakNya dan yang tidak tergoyahkan dalam komitmen. Inilah yang menjadi alasan mengapa Paulus mengutus Timotius untuk melayani orang-orang di Korintus. Meski masih muda, Timotius telah menunjukkan kesetiaannya dan begitu giat dalam melayani Tuhan, dan karena itulah Paulus mempercayakan pelayanan yang besar kepadanya. Paulus sangat percaya bahwa Timotius tidak akan menyimpang dalam memberitakan kebenaran firman Tuhan. Pesan Paulus, "Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." (1 Timotius 4:16).
Tugas seorang pekerja Tuhan adalah menerima firman Tuhan dan kemudian menyalurkan rahasia firman yang telah diterimanya itu kepada orang lain, tapi ia juga harus menunjukkan sebuah keteladanan hidup.
Setia dan bisa dipercaya adalah syarat mutlak dan essensial bagi pekerja Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)