Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Juni 2014
Baca: 2 Petrus 1:3-15
"Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh." 2 Petrus 1:10
Tantangan dalam melayani pekerjaan Tuhan tidak semata-mata datang dari pihak luar (orang-orang yang belum percaya). Acapkali tantangan terbesar datang dari pihak dalam yaitu orang-orang terdekat, saudara seiman, orang-orang yang kita layani atau bahkan dari sesama pekerja. Mulai dari sikap sinis yang memandang kita dengan sebelah mata tanda meremehkan, menuduh sok suci/sok rohani, dianggap pesaing berat, dan tidak sedikit pula yang memusuhi dan menjauhi kita; mereka diibaratkan 'duri dalam daging'. Namun jangan sampai tantangan yang ada membuat kita down, sebaliknya semakin melecut kita untuk melakukan yang terbaik dan semakin maju dalam melayani.
Rasul Paulus menasihati Timotius, "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah
teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah
lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12). Kata berusahalah (ayat nas) atau usahakanlah mengandung unsur kemauan dan tekad yang kuat dalam mengerjakan tugas pelayanan, sebab setiap saat kita diperhadapkan dengan peperangan rohani di berbagai aspek kehidupan: perang melawan tipu muslihat Iblis, melawan roh-roh jahat di udara, dan melawan hawa nafsu (keinginan daging), sebab "...tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:14).
Untuk menjadi pekerja Tuhan yang baik kita harus punya tekad yang kuat dalam melayani. Bukan hanya motivasi yang harus tulus dan murni, tapi juga harus punya kerelaan untuk menyerahkan hak, keinginan dan kehendak pribadi kepada Tuhan demi mendapatkan perkenanan itu. Inilah yang harus menjadi tujuan utama setiap pekerja di ladang Tuhan. Perkenanan dari Tuhanlah yang membuat pelayanan kita berdampak dan mampu memberkati banyak orang, karena dalam pelayanan ini kita tidak mengandalkan kekuatan sendiri, melainkan Roh Kudus yang bekerja di dalam kita.
Miliki tekad yang kuat dalam melayani hingga beroleh perkenanan dari Tuhan!
Sunday, June 22, 2014
Saturday, June 21, 2014
Seri Pekerja Tuhan: BERTEKAD KUAT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Juni 2014
Baca: 2 Timotius 2:14-26
"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu." 2 Timotius 2:15
Melayani Tuhan adalah suatu anugerah, karena itu kita harus mempergunakan kesempatan dan kepercayaan itu sebaik mungkin. Jangan pernah sia-siakan "...supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya." (Kolose 4:17), sebab ada banyak orang yang tidak melakukannya dengan sepenuh hati. Ada yang sengaja menunda-nunda waktu untuk melayani dan cenderung mengabaikan panggilan pelayanan tersebut, padahal ladang sudah menguning. "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit." (Matius 9:37). Orang-orang yang melayani Tuhan disebut pula sebagai pekerja di ladang Tuhan.
Bukanlah suatu perkara yang mudah untuk menjadi pekerja-pekerja Tuhan karena ada harga yang harus kita bayar. Harus ada usaha agar kita memiliki kehidupan yang benar-benar layak di hadapanNya. Kita harus berjuang untuk mendapatkan perkenanan dari Tuhan. Kapan waktu perkenanan itu? "Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu." (2 Korintus 6:2b). Bila saat ini kita sedang bekerja di ladang Tuhan, marilah kita bekerja dengan sebaik mungkin. Inilah yang diupayakan oleh Paulus: "Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya." (2 Korintus 5:9). Jangan sampai kita melayani pekerjaan Tuhan karena kita hanya ingin menyenangkan hati manusia, supaya dilihat orang dan berharap beroleh pujian dari mereka. Berhati-hatilah! Paulus berkata, "...adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus." (Galatia 1:10).
Jika tujuan kita melayani adalah untuk mencari perkenanan dari manusia semata maka kita tidak layak disebut sebagai hamba Tuhan, dan upah yang kita dapatkan pun hanya sebatas pujian dari manusia itu. Adalah sangat mungkin ketika kita berusaha untuk mendapatkan perkenanan dari Tuhan justru kita semakin diperhadapkan dengan banyak tantangan, dan saat itulah banyak dari kita yang lebih memilih mundur.
Bagaimana dengan kita semua? Bertekad kuatkah kita?
Baca: 2 Timotius 2:14-26
"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu." 2 Timotius 2:15
Melayani Tuhan adalah suatu anugerah, karena itu kita harus mempergunakan kesempatan dan kepercayaan itu sebaik mungkin. Jangan pernah sia-siakan "...supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya." (Kolose 4:17), sebab ada banyak orang yang tidak melakukannya dengan sepenuh hati. Ada yang sengaja menunda-nunda waktu untuk melayani dan cenderung mengabaikan panggilan pelayanan tersebut, padahal ladang sudah menguning. "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit." (Matius 9:37). Orang-orang yang melayani Tuhan disebut pula sebagai pekerja di ladang Tuhan.
Bukanlah suatu perkara yang mudah untuk menjadi pekerja-pekerja Tuhan karena ada harga yang harus kita bayar. Harus ada usaha agar kita memiliki kehidupan yang benar-benar layak di hadapanNya. Kita harus berjuang untuk mendapatkan perkenanan dari Tuhan. Kapan waktu perkenanan itu? "Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu." (2 Korintus 6:2b). Bila saat ini kita sedang bekerja di ladang Tuhan, marilah kita bekerja dengan sebaik mungkin. Inilah yang diupayakan oleh Paulus: "Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya." (2 Korintus 5:9). Jangan sampai kita melayani pekerjaan Tuhan karena kita hanya ingin menyenangkan hati manusia, supaya dilihat orang dan berharap beroleh pujian dari mereka. Berhati-hatilah! Paulus berkata, "...adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus." (Galatia 1:10).
Jika tujuan kita melayani adalah untuk mencari perkenanan dari manusia semata maka kita tidak layak disebut sebagai hamba Tuhan, dan upah yang kita dapatkan pun hanya sebatas pujian dari manusia itu. Adalah sangat mungkin ketika kita berusaha untuk mendapatkan perkenanan dari Tuhan justru kita semakin diperhadapkan dengan banyak tantangan, dan saat itulah banyak dari kita yang lebih memilih mundur.
Bagaimana dengan kita semua? Bertekad kuatkah kita?
Subscribe to:
Posts (Atom)