Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Juni 2014
Baca: Yohanes 3:14-24
"Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia." Yohanes 3:17
Keselamatan adalah kebutuhan yang mutlak diperlukan setiap orang. Namun banyak orang kurang memahami arti keselamatan. Mereka tidak tahu bagaimana mendapatkan keselamatan itu sendiri.
Sering kita dengar mereka berkata, "Banyak jalan menuju Roma", artinya banyak jalan menuju sorga. Benarkah? "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia,
sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan
kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah 4:12). Artinya jalan untuk memperoleh keselamatan hanya ada satu saja yaitu melalui Yesus Kristus. Dia berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6). Jadi, tak seorang pun akan mencapai Kerajaan Sorga jika mereka tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Berbicara tentang keselamatan berarti berbicara tentang karya penebusan yang dilakukan Yesus Kristus melalui kematian dan kebangkitanNya. OlehNya manusia memperoleh pengharapan untuk diselamatkan, asal ia percaya kepadaNya. "...setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Apa arti keselamatan? Yaitu dilepaskan atau dibebaskan dari hukuman, kutuk dan akibat-akibat dari dosa. Keselamatan tidak dapat kita raih dengan kekuatan sendiri. Manusia berusaha mengatasi perbuatan dosanya dengan berbuat baik (beramal) dan melakukan ajaran agama, dengan harapan dosa-dosanya diampuni dan bisa masuk sorga. Perbuatan baik saja tidak bisa menebus dosa-dosa kita dan dijadikan ukuran untuk mendapatkan keselamatan, artinya manusia tidak dapat memperoleh keselamatan melalui usahanya sendiri. "Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan," (Titus 3:5).
Puji syukur, Allah telah menyediakan keselamatan dan jalan sampai kepada sorga yaitu melalui pengorbanan AnakNya Yesus Kristus.
Percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah jalan keselamatan!
Sunday, June 15, 2014
Saturday, June 14, 2014
SIKAP MENANTIKAN TUHAN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Juni 2014
Baca: 1 Tesalonika 5:1-11
"Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar." 1 Tesalonika 5:6
Bosan dan jenuh adalah perasaan yang seringkali timbul ketika seseorang sedang menanti, apalagi yang dinantikan itu belum kunjung datang juga. Semakin kita meremehkan dan menyepelekan sebuah penantian, semakin kita akan bertindak sembrono. Demikian halnya pada masa-masa penantian kita akan kedatangan Tuhan keduakalinya ini. Ada banyak orang Kristen yang justru tidak lagi menggebu-gebu dalam Tuhan. Sebaliknya mereka malah tenggelam dalam aktivitas-aktivitas duniawi dan melenakan.
Dalam masa-masa penantian ini seharusnya kita semakin giat melayani Tuhan dan tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah (baca: Ibrani 10:25), tapi terus melatih diri dalam hal ibadah, karena "...ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:8), artinya kita mempersiapkan diri dengan baik sambil terus bekerja dan berkarya bagi Tuhan. Berhenti bekerja dan berhenti melayani Tuhan sementara kita menanti-nantikan kedatangan Tuhan adalah sebuah tindakan yang bodoh dan keliru. Jika berlaku demikian kita tak ubahnya seperti lima gadis yang bodoh yang membawa pelitanya tetapi tidak membawa persediaan minyak. Kita harus menanti kedatangan Tuhan Yesus dengan tetap melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab kita sebaik-baiknya, karena tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui secara persis waktu kedatangan Tuhan Yesus. Ada tertulis, "Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang." (Matius 24:46).
Paulus memberikan gambaran kedatangan Tuhan seperti pencuri yang datang di malam hari dan seperti seorang perempuan hamil yang mengalami sakit bersalin; artinya kedatangan Tuhan bisa terjadi secara tiba-tiba, tidak terduga, tidak dapat diramalkan secara tepat, namun pasti akan terjadi. "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:15-16).
Berjaga-jaga berarti sadar akan keberadaan kita yang adalah anak-anak terang, sehingga kita tidak lagi hidup dalam kegelapan.
Baca: 1 Tesalonika 5:1-11
"Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar." 1 Tesalonika 5:6
Bosan dan jenuh adalah perasaan yang seringkali timbul ketika seseorang sedang menanti, apalagi yang dinantikan itu belum kunjung datang juga. Semakin kita meremehkan dan menyepelekan sebuah penantian, semakin kita akan bertindak sembrono. Demikian halnya pada masa-masa penantian kita akan kedatangan Tuhan keduakalinya ini. Ada banyak orang Kristen yang justru tidak lagi menggebu-gebu dalam Tuhan. Sebaliknya mereka malah tenggelam dalam aktivitas-aktivitas duniawi dan melenakan.
Dalam masa-masa penantian ini seharusnya kita semakin giat melayani Tuhan dan tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah (baca: Ibrani 10:25), tapi terus melatih diri dalam hal ibadah, karena "...ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang." (1 Timotius 4:8), artinya kita mempersiapkan diri dengan baik sambil terus bekerja dan berkarya bagi Tuhan. Berhenti bekerja dan berhenti melayani Tuhan sementara kita menanti-nantikan kedatangan Tuhan adalah sebuah tindakan yang bodoh dan keliru. Jika berlaku demikian kita tak ubahnya seperti lima gadis yang bodoh yang membawa pelitanya tetapi tidak membawa persediaan minyak. Kita harus menanti kedatangan Tuhan Yesus dengan tetap melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab kita sebaik-baiknya, karena tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui secara persis waktu kedatangan Tuhan Yesus. Ada tertulis, "Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang." (Matius 24:46).
Paulus memberikan gambaran kedatangan Tuhan seperti pencuri yang datang di malam hari dan seperti seorang perempuan hamil yang mengalami sakit bersalin; artinya kedatangan Tuhan bisa terjadi secara tiba-tiba, tidak terduga, tidak dapat diramalkan secara tepat, namun pasti akan terjadi. "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:15-16).
Berjaga-jaga berarti sadar akan keberadaan kita yang adalah anak-anak terang, sehingga kita tidak lagi hidup dalam kegelapan.
Subscribe to:
Posts (Atom)