Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Juni 2014
Baca: Rut 2:1-23
"TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya
dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah
sayap-Nya engkau datang berlindung." Rut 2:12
Di tengah situasi yang sangat sulit dan serasa di persimpangan Rut membuat sebuah keputusan yang dilandasi oleh iman, suatu keputusan yang sangat menentukan nasib hidupnya di kemudian hari, yakni memilih hidup bersama mertuanya yang juga sudah menjadi janda. Mungkin banyak orang mengatakan bahwa tindakan Rut itu sebuah kebodohan.
Rut rela membayar harga dengan mempertaruhkan hidupnya, meninggalkan sanak keluarga dan bangsanya, memilih hidup di negeri asing dan percaya kepada Allah yang disembah oleh mertuanya itu. Apa yang dilakukan Rut ini bukanlah tindakan coba-coba, tapi suatu tindakan iman, di mana ia sedang menuju kepada suatu kehidupan yang menempatkan dirinya dalam kasih karunia karena ia percaya kepada Allah yang hidup. "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." (Mazmur 91:2). Sebaliknya Orpa lebih memilih untuk meninggalkan Naomi. Artinya ia tidak mau membayar harga, lebih suka pulang ke kampung halamannya, kembali kepada kenyamanan dan kehidupan lamanya. Inilah yang terjadi dengan kebanyakan orang Kristen, memilih untuk meninggalkan Tuhan dan kembali kepada kehidupan lamanya ketika berada dalam masalah dan sedang di persimpangan jalan. Padahal Alkitab menegaskan: "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Kita memilih untuk lari menjauh dari panggilan Tuhan dan rencanaNya.
Tuhan berfirman, "...Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka,
firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan
menerima kamu." (2 Korintus 6:17). Rut tidak mau kembali kepada bangsanya yang kafir dan memilih meninggalkan kehidupan lamanya. Paulus pun demikian, "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah," (Filipi 3:13-14).
Saat di persimpangan jalan inilah kualitas iman seseorang sedang diuji!
Monday, June 2, 2014
Sunday, June 1, 2014
Seri RUT: Pribadi Yang Setia
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Juni 2014
Baca: Rut 1:1-22
"Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" Rut 1:17
Rut dicatat Alkitab dalam silsilah Yesus Kristus (baca Matius 1-16), artinya Rut menjadi wanita yang terhormat dan dipilih Tuhan. Secara latar belakang Rut berasal dari suku Moab, suku yang sesungguhnya dikutuk Tuhan, karena lahir dari hubungan terlarang antara Lot dengan kedua puterinya. Dari hubungan Lot dengan putri pertama lahirlah suku Moab, sedangkan dari putri yang satunya lagi lahirnya suku Amon.
Rut menikah dengan anak laki-laki dari Naomi dan Elimelekh yaitu Mahlon, yang artinya kecil, mungil. Sedangkan anak Naomi lainnya, Kilyon, yang berarti tidak sehat, menikah dengan Orpa. Setelah sepuluh tahun berjalan, kedua anak Naomi itu pun meninggal. Tinggallah Naomi hidup bersama kedua menantunya itu karena suaminya (Elimelekh) juga sudah meninggal. Karena itu Naomi memerintahkan kedua menantunya untuk pulang saja ke daerah asalnya, "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku;" (Rut 1:8). Kedua menantunya itu menolak untuk pergi. Namun belakangan hati Orpa luluh juga sehingga ia berpamitan untuk kembali ke daerah asalnya. Sementara hati Rut tetap berpaut pada mertuanya itu. Meski ditantang sampai tiga kembali ke daerah asalnya ia bersikeras untuk tetap tinggal bersama Naomi, "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan." (Rut 1:16-17a).
Sekalipun kondisi sangat tidak berpihak, Rut tetap setia dan mengasihi mertuanya. Ia rela tinggal di mana pun Naomi tinggal untuk memulai kehidupan baru bersama dengannya. Kesetiaan Rut tidak berubah meski di tengah masalah!
Hidup Rut diberkati dan beroleh peninggian dari Tuhan karena ia seorang yang setia, taat dan punya kerendahan hati!
Baca: Rut 1:1-22
"Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" Rut 1:17
Rut dicatat Alkitab dalam silsilah Yesus Kristus (baca Matius 1-16), artinya Rut menjadi wanita yang terhormat dan dipilih Tuhan. Secara latar belakang Rut berasal dari suku Moab, suku yang sesungguhnya dikutuk Tuhan, karena lahir dari hubungan terlarang antara Lot dengan kedua puterinya. Dari hubungan Lot dengan putri pertama lahirlah suku Moab, sedangkan dari putri yang satunya lagi lahirnya suku Amon.
Rut menikah dengan anak laki-laki dari Naomi dan Elimelekh yaitu Mahlon, yang artinya kecil, mungil. Sedangkan anak Naomi lainnya, Kilyon, yang berarti tidak sehat, menikah dengan Orpa. Setelah sepuluh tahun berjalan, kedua anak Naomi itu pun meninggal. Tinggallah Naomi hidup bersama kedua menantunya itu karena suaminya (Elimelekh) juga sudah meninggal. Karena itu Naomi memerintahkan kedua menantunya untuk pulang saja ke daerah asalnya, "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku;" (Rut 1:8). Kedua menantunya itu menolak untuk pergi. Namun belakangan hati Orpa luluh juga sehingga ia berpamitan untuk kembali ke daerah asalnya. Sementara hati Rut tetap berpaut pada mertuanya itu. Meski ditantang sampai tiga kembali ke daerah asalnya ia bersikeras untuk tetap tinggal bersama Naomi, "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan." (Rut 1:16-17a).
Sekalipun kondisi sangat tidak berpihak, Rut tetap setia dan mengasihi mertuanya. Ia rela tinggal di mana pun Naomi tinggal untuk memulai kehidupan baru bersama dengannya. Kesetiaan Rut tidak berubah meski di tengah masalah!
Hidup Rut diberkati dan beroleh peninggian dari Tuhan karena ia seorang yang setia, taat dan punya kerendahan hati!
Subscribe to:
Posts (Atom)