Friday, May 23, 2014

ABRAHAM: Mengalami Berkat Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Mei 2014

Baca:  Galatia 3:15-29

"Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah."  Galatia 3:29

Menjadi orang Kristen atau pengikut Kristus adalah suatu keuntungan besar, sebab kita bukan hanya disediakan berkat-berkat rohani, yang puncaknya adalah menikmati kehidupan kekal di dalam Kerajaan Sorga, tetapi juga mengalami penggenapan janji-janji Tuhan dalam hidup ini  (berkat-berkat jasmani).  Ada tertulis:  "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."  (Yohanes 10:10b).  Alkitab juga menyatakan bahwa setiap kita yang ada di dalam Kristus berhak menerima segala janji yang diberikan Tuhan kepada Abraham.

     Apa janji-janji Tuhan kepada Abraham?  Dalam Kejadian 12:2-3 Tuhan berfirman kepada Abraham:  "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."  Janji-janji Tuhan kepada Abraham pun digenapiNya:  Abraham diberkati dengan melimpah dan juga menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

     Namun untuk mengalami penggenapan janji Tuhan dalam hidupnya Abraham harus berani membayar harga, di antaranya:  harus meninggalkan negerinya, Ur-Kasdim, artinya berpisah dari sanak saudaranya dan juga rumah bapanya.  "Karena iman Abraham taat,"  (Ibrani 11:8).  Iman Abraham adalah iman yang hidup, iman yang disertai dengan perbuatan.  "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati."  (Yakobus 2:17);  dan ketika Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan seperti bintang di langit banyaknya, meski secara manusia hal itu sangat mustahil, ia pun percaya,  "...maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."  (Kejadian 15:6).  Juga saat diperhadapkan dengan ujian kasih, yaitu diminta untuk mempersembahkan anak semata wayangnya, Ishak, kepada Tuhan, ia pun taat melakukan apa yang diperintahkan kepadanya.  Ini membuktikan bahwa Abraham mengasihi Tuhan lebih dari segala-galanya.

Tuhan memberkati Abraham secara melimpah karena ia punya iman dan ketaatan!

Thursday, May 22, 2014

PENYESALAN DAUD

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Mei 2014

Baca:  1 Tawarikh 21:18-30

"Lalu Daud mendirikan di sana mezbah bagi TUHAN, mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan dan memanggil TUHAN."  1 Tawarikh 21:26a

Daud menyadari kesalahan yang telah dilakukannya.  "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh."  (1 Tawarikh 21:8).

     Penyesalan selalu datang terlambat setelah semuanya terjadi.  Akibat pelanggaran yang dilakukan Daud Tuhan murka kepada umat Israel dengan mendatangkan penyakit sampar, sehingga  "...tewaslah dari orang Israel tujuh puluh ribu orang."  (1 Tawarikh 21:14).  Namun melihat penyesalan mendalam dalam diri Daud surutlah kemarahan Tuhan.  Daud mengakui:  "...Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia."  (Mazmur 86:15).  Melalui Gad, malaikat Tuhan memberikan sebuah petunjuk kepada Daud tentang apa yang harus dilakukannya sebagai jalan pendamaian bagi bangsa Israel, yaitu mendirikan mezbah bagi Tuhan dan mempersembahkan korban bakaran.  Setelah Daud melakukan apa yang diperintahkan itu,  "...TUHAN menjawab dia dengan menurunkan api dari langit ke atas mezbah korban bakaran itu. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada malaikat itu supaya dikembalikannya pedangnya ke dalam sarungnya."  (1 Tawarikh 21:26-27), dan seketika itu tulah pun berhenti menimpa bangsa Israel.

     Mezbah berbicara tentang pendamaian antara manusia dan Tuhan.  Sejak manusia jatuh dalam dosa Tuhan sudah menetapkan bahwa pendamaian hanya dapat terjadi melalui penumpahan darah, sebab  "...tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan."  (Ibrani 9:22).  Demikian pula dengan dosa yang dilakukan Daud, haruslah ada penumpahan darah binatang dan mengorbankannya kepada Tuhan sebagai korban pendamaian, sehingga Tuhan menerimanya.  Ada pun korban-korban Perjanjian Lama ini telah disempurnakan melalui pengorbanan Yesus Kristus di atas Kalvari.  Darah Kristus telah ditentukan sebagai korban pendamaian antara kita dengan Allah, sekali untuk selamanya.  "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."  (1 Yohanes 1:9).

Pertobatan Daud akhirnya membawa pemulihan bagi bangsa Israel.