Saturday, May 17, 2014

CARILAH TUHAN SELAGI DAPAT DITEMUI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Mei 2014

Baca:  1 Tawarikh 16:7-36 

"Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!"  1 Tawarikh 16:11

Pada umumnya manusia lebih banyak dikuasai pancainderanya sehingga apa yang kita lihat, kita rasa dan kita dengarlah yang lebih dominan mempengaruhi kehidupan kita, sehingga yang menjadi fokus hidup kita pun adalah hal-hal lahiriah atau duniawi.  Namun kita tahu bahwa semua yang ada di dunia ini adalah sementara alias fana.  Alkitab tegas menyatakan bahwa jika kita terus bersahabat dengan dunia ini berarti kita memutuskan untuk menjadi musuh Allah  (baca  Yakobus 4:4).  Semakin kita fokus kepada dunia semakin kita akan jauh dari Tuhan, bahkan keinginan untuk mengenal Tuhan juga semakin menipis.  Maka dari itu  "...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada,...Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi."  (Kolose 3:1-2).

     Mencari Tuhan adalah sebuah kebutuhan, keharusan dan juga perintah bagi semua manusia.  Selagi ada waktu dan kesempatan marilah kita mencari Tuhan dengan seluruh keberadaan hidup kita, bukan hanya sebatas formalitas atau lahiriah saja, melainkan harus melibatkan hati dan pikiran, sebab  "TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita."  (1 Tawarikh 28:9).  Jangan sampai kita hanya datang mendekat kepada Tuhan secara lahiriah sementara hati dan pikiran jauh dari Tuhan, seperti yang diperbuat oleh bangsa Israel:  "...bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,"  (Yesaya 29:13).  Ibadah yang demikian adalah kebencian Tuhan.  "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu."  (Amos 5:21).

     Biarlah teguran Tuhan ini menjadi peringatan keras bagi kita supaya kita tidak lagi bermain-main dengan ibadah kita.  Tuhan menegur bukan berarti Dia kejam dan tidak mengasihi kita, justru menunjukkan bahwa Tuhan sangat mempedulikan kita.  "...perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,"  (Amsal 6:23).  Karena itu carilah Tuhan segera selagi Ia berkenan untuk kita temui.

Berbahagialah orang yang mencari Tuhan dengan segenap hati!  (baca  Mazmur 119:2)

Friday, May 16, 2014

HATI YANG MENGASIHI: Dasar Pelayanan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Mei 2014

Baca:  Yohanes 21:15-19

"Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"  Yohanes 21:17

Seiring berjalannya waktu, di mana banyak sekali problematika hidup terjadi, gairah dan kasih seseorang kepada Tuhan pun acapkali menjadi luntur dan memudar.  Meski secara kasat mata tampak rajin ke gereja dan aktif melayani pekerjaan Tuhan bisa saja hal itu hanya sebatas menjalankan kewajiban, rutinitas atau tuntutan profesi saja;  atau kita melakukan itu semua karena berharap mendapatkan upah, pujian dan hormat dari manusia.  Pelayanan yang dilakukan tanpa kasih dan disertai motivasi yang tidak benar pasti tidak akan bertahan lama.  Begitu terbentur oleh masalah, gesekan, konflik, tantangan dan ujian sedikit saja kita akan mudah sekali kecewa dan putus asa.

     Jemaat di Efesus secara kasat mata bukanlah jemaat yang adem ayem atau pasif, tapi mereka adalah jemaat yang aktif, super sibuk dan tampak sibuk dengan berbagai aktivitas pelayanan,  "Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu."  (Wahyu 2:2).  Bukan hanya itu,  "...engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah."  (Wahyu 2:3).  Kurang apakah mereka?  Namun dengan tegas Tuhan mencela mereka karena mereka telah meninggalkan kasih yang mula-mula.  Jikalau kita melayani Tuhan tanpa kasih, maka pelayanan kita tidak akan berkenan di hati Tuhan.

     Yang Tuhan kehendaki adalah kita tetap memelihara kasih yang semula kepadaNya supaya kita menjadi berkat dan berdampak bagi orang lain.  Jika tidak, Tuhan  "...Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya,"  (Wahyu 2:5).  Apa maksudnya?  Tanpa didasari kasih kepada Tuhan, segala perbuatan baik, jerih lelah, semangat dan ketekunan kita dalam melayani pekerjaan Tuhan tidak akan bersinar seperti kaki dian.  Pelayanan kita tidak akan berdampak bagi orang lain.  Pelayanan yang dikehendaki Tuhan adalah pelayanan yang didasari hati yang mengasihi Tuhan.  Itulah sebabnya Tuhan bertanya kepada Petrus sejauh mana ia mengasihiNya sampai tiga kali.

"Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,"  Amsal 3:3-4