Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Mei 2014
Baca: Yosua 14:6-15
"...ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel, dengan sepenuh hati." Yosua 14:14
Seberapa konsisten kita mengasihi Tuhan? Apakah kita seperti Kaleb yang mampu mempertahankan gelora kasihnya kepada Tuhan, dari kasih mula-mula sampai ia berusia tua? Kasih Kaleb kepada Tuhan tidak mengenal musim! Tidak hanya setahun atau beberapa tahun, tidak hanya saat diberkati, atau tubuh dalam keadaan kuat dan sehat ia mengasihi Tuhan, tapi kasihnya hingga pada masa tuanya. Mengasihi Tuhan berarti beribadah kepada Tuhan dan melayani Dia dengan sepenuh hati, bukan hanya sebagai aktivitas rutin belaka. Jadi melakukan segala sesuatu untuk Tuhan harus bermuatan kasih. "Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!" (1 Korintus 16:14).
Tanpa kasih mustahil kaleb bertahan mengikut Tuhan dan berpegang pada janjiNya. Kaleb berkata, "Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman
itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun.
Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini;" (Yosua 14:10), sampai akhirnya Tuhan memberikan Hebron sebagai milik pusakanya. 45 tahun bukanlah penantian yang singkat. Siapa kita ini di hadapan Tuhan, sehingga kita mengikut Tuhan dan melayaniNya tanpa kesungguhan hati? Tuhan terlalu mulia dan sangat mulia. Tidaklah cukup sekedar rajin beribadah dan turut terlibat pelayanan tanpa muatan kasih. "Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa
malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong
yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui
segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku
memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku
tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan
menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku." (1 Korintus 13:1-3).
Biarlah waktu-waktu yang ada kita pergunakan untuk lebih bersungguh-sungguh di dalam Tuhan, sebab "...akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4).
Ibadah dan pelayanan kepada Tuhan harus didasari kasih!
Wednesday, May 14, 2014
Tuesday, May 13, 2014
MENCARI YESUS: Kasih dan Kerinduan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Mei 2014
Baca: Yohanes 6:60-66
"Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Yohanes 6:65
Kasih dan kerinduan seharusnya menjadi dasar kita mencari Tuhan, bukan karena yang lain. Milikilah motivasi yang benar saat datang kepada Tuhan! Miliki kerinduan seperti Daud: "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?" (Mazmur 42:2-3).
Ada tiga hal yang seringkali menjadi alasan kebanyakan orang datang kepada Yesus: masalah, berkat dan mujizat. Di masa-masa sukar sekarang ini, di mana banyak orang terhimpit masalah ekonomi, mereka berduyun-duyun mencari Tuhan: rajin mengikuti persekutuan di mana-mana, bahkan semangat ikut pelayanan. Itu bagus! Tapi yang disesalkan acapkali semangat dan kerajinan tersebut tidak bertahan lama, alias musiman. Setelah semua masalah beres, semangat dan kerajinan itu berangsur-angsur surut dan doanya pun tidak lagi menggebu. Apalagi kalau hidupnya sudah keberkatan, urusan rohani tidak lagi prioritas. Mereka hanya berminat mendengar khotbah-khotbah yang bertemakan berkat saja. Tuhan ingin para pengikutNya punya kesetiaan dan kesungguhan mengiring Dia di segala keadaan. Tuhan Yesus berkata, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:24). Siapakah kita?
Akhir-akhir ini banyak orang Kristen yang mundur dan akhirnya menjadi murtad karena mereka merasa bahwa hidup di luar Tuhan lebih menjanjikan daripada harus berjerih lelah mengikut Yesus. Mereka maunya yang enak-enak saja dan tidak mau membayar harga! Banyak hal yang membuat mereka meninggalkan Tuhan yaitu tergiur dengan apa yang dunia tawarkan: jodoh, harta kekayaan, jabatan dan sebagainya. Mengikut Tuhan berarti mengasihi Dia dan taat melakukan kehendakNya; mengikut Tuhan berarti siap meninggalkan kehidupan lama dengan segala konsekuensinya; mengikut Yesus juga berarti berkomitmen: sekali Yesus tetap yesus seumur hidup kita!
"Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia." Yohanes 6:66
Baca: Yohanes 6:60-66
"Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Yohanes 6:65
Kasih dan kerinduan seharusnya menjadi dasar kita mencari Tuhan, bukan karena yang lain. Milikilah motivasi yang benar saat datang kepada Tuhan! Miliki kerinduan seperti Daud: "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?" (Mazmur 42:2-3).
Ada tiga hal yang seringkali menjadi alasan kebanyakan orang datang kepada Yesus: masalah, berkat dan mujizat. Di masa-masa sukar sekarang ini, di mana banyak orang terhimpit masalah ekonomi, mereka berduyun-duyun mencari Tuhan: rajin mengikuti persekutuan di mana-mana, bahkan semangat ikut pelayanan. Itu bagus! Tapi yang disesalkan acapkali semangat dan kerajinan tersebut tidak bertahan lama, alias musiman. Setelah semua masalah beres, semangat dan kerajinan itu berangsur-angsur surut dan doanya pun tidak lagi menggebu. Apalagi kalau hidupnya sudah keberkatan, urusan rohani tidak lagi prioritas. Mereka hanya berminat mendengar khotbah-khotbah yang bertemakan berkat saja. Tuhan ingin para pengikutNya punya kesetiaan dan kesungguhan mengiring Dia di segala keadaan. Tuhan Yesus berkata, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:24). Siapakah kita?
Akhir-akhir ini banyak orang Kristen yang mundur dan akhirnya menjadi murtad karena mereka merasa bahwa hidup di luar Tuhan lebih menjanjikan daripada harus berjerih lelah mengikut Yesus. Mereka maunya yang enak-enak saja dan tidak mau membayar harga! Banyak hal yang membuat mereka meninggalkan Tuhan yaitu tergiur dengan apa yang dunia tawarkan: jodoh, harta kekayaan, jabatan dan sebagainya. Mengikut Tuhan berarti mengasihi Dia dan taat melakukan kehendakNya; mengikut Tuhan berarti siap meninggalkan kehidupan lama dengan segala konsekuensinya; mengikut Yesus juga berarti berkomitmen: sekali Yesus tetap yesus seumur hidup kita!
"Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia." Yohanes 6:66
Subscribe to:
Posts (Atom)