Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Mei 2014
Baca: Yohanes 6:60-66
"Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Yohanes 6:65
Kasih dan kerinduan seharusnya menjadi dasar kita mencari Tuhan, bukan karena yang lain. Milikilah motivasi yang benar saat datang kepada Tuhan! Miliki kerinduan seperti Daud: "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?" (Mazmur 42:2-3).
Ada tiga hal yang seringkali menjadi alasan kebanyakan orang datang kepada Yesus: masalah, berkat dan mujizat. Di masa-masa sukar sekarang ini, di mana banyak orang terhimpit masalah ekonomi, mereka berduyun-duyun mencari Tuhan: rajin mengikuti persekutuan di mana-mana, bahkan semangat ikut pelayanan. Itu bagus! Tapi yang disesalkan acapkali semangat dan kerajinan tersebut tidak bertahan lama, alias musiman. Setelah semua masalah beres, semangat dan kerajinan itu berangsur-angsur surut dan doanya pun tidak lagi menggebu. Apalagi kalau hidupnya sudah keberkatan, urusan rohani tidak lagi prioritas. Mereka hanya berminat mendengar khotbah-khotbah yang bertemakan berkat saja. Tuhan ingin para pengikutNya punya kesetiaan dan kesungguhan mengiring Dia di segala keadaan. Tuhan Yesus berkata, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Matius 16:24). Siapakah kita?
Akhir-akhir ini banyak orang Kristen yang mundur dan akhirnya menjadi murtad karena mereka merasa bahwa hidup di luar Tuhan lebih menjanjikan daripada harus berjerih lelah mengikut Yesus. Mereka maunya yang enak-enak saja dan tidak mau membayar harga! Banyak hal yang membuat mereka meninggalkan Tuhan yaitu tergiur dengan apa yang dunia tawarkan: jodoh, harta kekayaan, jabatan dan sebagainya. Mengikut Tuhan berarti mengasihi Dia dan taat melakukan kehendakNya; mengikut Tuhan berarti siap meninggalkan kehidupan lama dengan segala konsekuensinya; mengikut Yesus juga berarti berkomitmen: sekali Yesus tetap yesus seumur hidup kita!
"Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia." Yohanes 6:66
Tuesday, May 13, 2014
Monday, May 12, 2014
MENCARI YESUS: Bukan Ikut-ikutan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Mei 2014
Baca: Yohanes 6:25-40
"Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." Yohanes 6:29
Pada masa pelayananNya Yesus benar-benar berada 'di atas angin'. Kalau seseorang berada di posisi Yesus pastilah merasa bangga dan membusungkan dada karena merasa menjadi figur yang sangat terkenal, berpengaruh dan dirindukan khalayak ramai. Namun Yesus sama sekali tidak merasa bangga. Apalah artinya banyak orang menjadi pengikutNya jika tidak disertai perubahan kualitas hidup mereka. Yesus tidak ingin mereka sekadar ikut-ikutan atau mencari Dia karena ingin mendapatkan sesuatu dariNya.
Yesus berkata kepada orang-orang itu, "...sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." (Yohanes 6:26). Pernyataan Yesus ini menjadi suatu peringatan atau teguran keras bagi kita. Jangan sampai kita mencari Dia karena suatu tendensi atau motivasi yang salah, bukan karena kita ingin mengenal Pribadi Tuhan Yesus lebih dalam, tapi hanya ingin kebutuhan kita terpenuhi: berkat, kesembuhan, pertolongan dan mujizatNya. Berbeda dengan Paulus yang beranggapan demikian: "...pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya." (Filipi 3:8). Tuhan berkata, "...Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran." (Hosea 6:6).
Apa yang mendorong kita bertekun mencari Tuhan? Karena kita sungguh-sungguh mengalami pertobatan dan mengasihi Dia? Ataukah kita menjadikan Yesus sebagai alternatif terakhir setelah semua jalan serasa tertutup? Memang, Tuhan Yesus Mahasanggup: sanggup menolong, memberkati, menyembuhkan, dan juga memulihkan seburuk apa pun keadaan kita. Tetapi janganlah ini menjadi dasar utama kita mencariNya, karena orang yang demikian mudah sekali berubah setelah apa yang diinginkan tercapai atau apa yang diharapkan tidak menjadi kenyataan, seperti 10 orang kusta yang telah disembuhkan Yesus, di mana hanya 1 orang saja yang kembali kepadaNya dan mengucap syukur, yang 9 orang lainnya pergi begitu saja meninggalkan Yesus.
Milikilah hati yang murni dan tulus dalam mencari Tuhan, jangan ada motivasi terselubung!
Baca: Yohanes 6:25-40
"Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah." Yohanes 6:29
Pada masa pelayananNya Yesus benar-benar berada 'di atas angin'. Kalau seseorang berada di posisi Yesus pastilah merasa bangga dan membusungkan dada karena merasa menjadi figur yang sangat terkenal, berpengaruh dan dirindukan khalayak ramai. Namun Yesus sama sekali tidak merasa bangga. Apalah artinya banyak orang menjadi pengikutNya jika tidak disertai perubahan kualitas hidup mereka. Yesus tidak ingin mereka sekadar ikut-ikutan atau mencari Dia karena ingin mendapatkan sesuatu dariNya.
Yesus berkata kepada orang-orang itu, "...sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." (Yohanes 6:26). Pernyataan Yesus ini menjadi suatu peringatan atau teguran keras bagi kita. Jangan sampai kita mencari Dia karena suatu tendensi atau motivasi yang salah, bukan karena kita ingin mengenal Pribadi Tuhan Yesus lebih dalam, tapi hanya ingin kebutuhan kita terpenuhi: berkat, kesembuhan, pertolongan dan mujizatNya. Berbeda dengan Paulus yang beranggapan demikian: "...pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya." (Filipi 3:8). Tuhan berkata, "...Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran." (Hosea 6:6).
Apa yang mendorong kita bertekun mencari Tuhan? Karena kita sungguh-sungguh mengalami pertobatan dan mengasihi Dia? Ataukah kita menjadikan Yesus sebagai alternatif terakhir setelah semua jalan serasa tertutup? Memang, Tuhan Yesus Mahasanggup: sanggup menolong, memberkati, menyembuhkan, dan juga memulihkan seburuk apa pun keadaan kita. Tetapi janganlah ini menjadi dasar utama kita mencariNya, karena orang yang demikian mudah sekali berubah setelah apa yang diinginkan tercapai atau apa yang diharapkan tidak menjadi kenyataan, seperti 10 orang kusta yang telah disembuhkan Yesus, di mana hanya 1 orang saja yang kembali kepadaNya dan mengucap syukur, yang 9 orang lainnya pergi begitu saja meninggalkan Yesus.
Milikilah hati yang murni dan tulus dalam mencari Tuhan, jangan ada motivasi terselubung!
Subscribe to:
Posts (Atom)