Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Mei 2014
Baca: Yohanes 6:22-24
"Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan
murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu
berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus." Yohanes 6:24
Hari ini kita membaca ada berbagai alasan orang mencari Yesus dan ingin menjadi pengikutNya, salah satunya karena mengharapkan mujizat kesembuhan. Mereka telah mendengar dan juga melihat secara langsung bagaimana Yesus menyembuhkan segala macam penyakit dan mengusir setan. "Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan
mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu
berbicara, sebab mereka mengenal Dia." (Markus 1:34). Alasan lain adalah mengharapkan roti dan makanan. Ini berbicara tentang berkat jasmani, sebab mereka tahu bahwa Yesus pernah memberi makan ribuan orang hanya dengan berbekal lima roti dan dua ikan, bahkan masih ada sisa sebanyak dua belas bakul. Sadar atau tidak, sampai saat ini pun banyak orang Kristen yang mencari Yesus karena sedang terbelit utang-piutang, usaha di ambang kebangkrutan, atau dilanda krisis keuangan.
Ayat nas menyatakan orang berbondong-bondong mencari Yesus, dan ketika mereka tidak menemukanNya bergegaslah mereka pergi naik perahu menuju Kapernaum, di mana Yesus diduga tengah berada. Mengapa mereka begitu merindukan sosok Yesus? Tentunya mereka telah melihat bahwa di dalam diri Yesus ada sesuatu yang berbeda dan luar biasa. Segala yang ada dalam diri Yesus benar-benar membuat banyak orang terheran-heran. "Maka takjublah mereka dan berkata: 'Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?'" (Matius 13:54b). Setiap perkataan yang ke luar dari mulutNya penuh dengan hikmat dan kuasa. Itulah sebabnya Yesus menjadi figur yang sangat dicari-cari. Semua orang rindu untuk menjadi pengikutNya. Di mana pun Yesus berada, kehadiranNya benar-benar menjadi 'magnet' bagi sekelilingnya.
Pada waktu itu Yesus benar-benar menjadi tokoh idola baru bagi orang-orang israel yang sangat merindukan kehadiran seorang pemimpin sejati. "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" (Kisah 1:6).
Yesus dicari banyak orang karena Dia sangat istimewa, penuh kuasa dan luar biasa!
Sunday, May 11, 2014
Saturday, May 10, 2014
PERCAYA TUHAN: Setia Menantikan Dia
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Mei 2014
Baca: Amsal 20:1-30
"Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?" Amsal 20:6
Jika kita percaya kepada Tuhan, apa pun yang terjadi, mari tetap setia menantikanNya. "Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!" (Mazmur 27:14), sebab "...semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;" (Mazmur 25:3). Apabila pertolonganNya sepertinya "...berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3). Banyak orang Kristen gagal dalam ujian kesetiaan ini. Ketika pertolonganNya belum datang, segera mereka berpaling dan mencari pertolongan manusia. "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5).
Bagaimana kita bisa menjadi orang Kristen yang berkualitas dan berdampak, bila terkena masalah sedikit saja kita langsung down? Ingatlah, pribadi yang tangguh tidak dihasilkan melalui kemudahan dan kenyamanan, tetapi dibentuk melalui masalah, kesukaran, tantangan, keringat dan air mata. Kita begitu mudah berjanji setia kepada Tuhan saat dalam masalah, namun setelah ditolong Tuhan kita lupa dengan janji dan komitmen kita sendiri. Kita tidak lagi setia kepada Tuhan. "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?" (Amsal 20:6). Sesungguhnya "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya;" (Amsal 19:22). Tuhan selalu siap sedia menolong umatNya, tapi Ia membutuhkan sarana untuk menyatakan kuasa dan mujizatNya, dan sarana itu adalah iman kita, sebab tanpa iman tak seorang pun berkenan kepada Tuhan (baca Ibrani 11:6), dan dalam iman ada unsur kesetiaan menantikan Tuhan.
Kalau kita sendiri tidak mau mengerjakan bagian kita, jangan pernah menuntut Tuhan melakukan bagianNya yaitu memberkati dan menyatakan mujizatNya. Betapa ruginya kalau kita berkata percaya kepada Tuhan tetapi tidak mau taat dan mempraktekkan iman itu, karena sama artinya iman kita itu mati.
Tetaplah setia menantikan Tuhan karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," Pengkotbah 3:11
Baca: Amsal 20:1-30
"Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?" Amsal 20:6
Jika kita percaya kepada Tuhan, apa pun yang terjadi, mari tetap setia menantikanNya. "Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!" (Mazmur 27:14), sebab "...semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;" (Mazmur 25:3). Apabila pertolonganNya sepertinya "...berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3). Banyak orang Kristen gagal dalam ujian kesetiaan ini. Ketika pertolonganNya belum datang, segera mereka berpaling dan mencari pertolongan manusia. "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5).
Bagaimana kita bisa menjadi orang Kristen yang berkualitas dan berdampak, bila terkena masalah sedikit saja kita langsung down? Ingatlah, pribadi yang tangguh tidak dihasilkan melalui kemudahan dan kenyamanan, tetapi dibentuk melalui masalah, kesukaran, tantangan, keringat dan air mata. Kita begitu mudah berjanji setia kepada Tuhan saat dalam masalah, namun setelah ditolong Tuhan kita lupa dengan janji dan komitmen kita sendiri. Kita tidak lagi setia kepada Tuhan. "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?" (Amsal 20:6). Sesungguhnya "Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya;" (Amsal 19:22). Tuhan selalu siap sedia menolong umatNya, tapi Ia membutuhkan sarana untuk menyatakan kuasa dan mujizatNya, dan sarana itu adalah iman kita, sebab tanpa iman tak seorang pun berkenan kepada Tuhan (baca Ibrani 11:6), dan dalam iman ada unsur kesetiaan menantikan Tuhan.
Kalau kita sendiri tidak mau mengerjakan bagian kita, jangan pernah menuntut Tuhan melakukan bagianNya yaitu memberkati dan menyatakan mujizatNya. Betapa ruginya kalau kita berkata percaya kepada Tuhan tetapi tidak mau taat dan mempraktekkan iman itu, karena sama artinya iman kita itu mati.
Tetaplah setia menantikan Tuhan karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," Pengkotbah 3:11
Subscribe to:
Posts (Atom)