Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Mei 2014
Baca: Mazmur 119:67-72
"Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu." Mazmur 119:67
Masalah yang datang silih berganti seharusnya membuat kita semakin peka rohani. Jika masalah diakibatkan pelanggaran kita maka segeralah mengoreksi diri, minta ampun kepada Tuhan dan bertobat dengan sungguh. "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala
kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu,
sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu." (Yesaya 59:1-2).
Setelah jatuh dalam dosa perzinahan dengan Betsyeba dan ditegur oleh nabi Natan Daud segera datang kepada Tuhan dan memohon, "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!" (Mazmur 51:3-4). Apabila masalah terjadi karena serangan Iblis, seperti yang dialami Ayub, larilah kepada Tuhan dan minta pertolonganNya. Percayalah Tuhan sanggup menolong dan memberikan jalan ke luar: "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;" (Mazmur 34:20), dan "...sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:2). Yang terpenting kita harus menjaga hati kita agar tetap berkenan kepada Tuhan seperti Ayub, yang saat terhimpit masalah berat masih bisa berkata, "'Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?' Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya." (Ayub 2:10).
Saat masalah datang umumnya kita sulit sekali menguasai diri. Kita mudah sekali goyah, ragu, takut, bimbang, panik, kuatir, cemas dan stres. Ayub memiliki pengalaman, "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku." (Ayub 3:25).
Masalah bisa terjadi akibat dari pelanggaran kita atau dari Iblis dengan tujuan untuk menjatuhkan iman kita, karena itu kita harus peka!
Friday, May 9, 2014
Thursday, May 8, 2014
IMAN: Firman yang Dipraktekkan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Mei 2014
Baca: Yosua 1:1-9
"...supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." Yosua 1:8
Mujizat atau perkara-perkara besar biasanya baru terjadi setelah didahului dengan masalah dan ujian. Goliat, yang adalah gambaran dari masalah besar, telah berhasil mengintimidasi bangsa Israel sehingga mereka mengalami ketakutan. Namun Daud memiliki sikap hati yang berbeda. Ia tidak bersikap seperti pengecut yang melarikan diri dari masalah, sebaliknya "Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu;" (1 Samuel 17:48). Terbukti karena campur tangan Tuhan Daud mampu mengalahkan raksasa Filistin itu! "Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya." (Mazmur 20:7).
Janda Sarfat juga harus mengalami proses ujian terlebih dahulu sebelum mengalami mujizat. Saat hanya memiliki segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli Elia memerintahkan dia, "...buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu." (1 Raja-Raja 17:13). Ini bukanlah pilihan yang mudah, namun "...perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia;" (1 Raja-Raja 17:15). Inilah iman yang hidup yaitu iman yang disertai perbuatan, firman yang dipraktekkan dalam sebuah tindakan nyata. Akhirnya "Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia." (1 Raja-Raja 17:16).
Mempraktekkan firman adalah kunci kemenangan setiap masalah. Jika tidak, kita seperti orang membangun rumah di atas pasir, "Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." (Matius 7:27). Iman berbicara tentang ketaatan, sebab "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17).
Ingin mengalami mujizat dan perkara besar? Hiduplah dalam ketaatan.
Baca: Yosua 1:1-9
"...supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." Yosua 1:8
Mujizat atau perkara-perkara besar biasanya baru terjadi setelah didahului dengan masalah dan ujian. Goliat, yang adalah gambaran dari masalah besar, telah berhasil mengintimidasi bangsa Israel sehingga mereka mengalami ketakutan. Namun Daud memiliki sikap hati yang berbeda. Ia tidak bersikap seperti pengecut yang melarikan diri dari masalah, sebaliknya "Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu;" (1 Samuel 17:48). Terbukti karena campur tangan Tuhan Daud mampu mengalahkan raksasa Filistin itu! "Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya." (Mazmur 20:7).
Janda Sarfat juga harus mengalami proses ujian terlebih dahulu sebelum mengalami mujizat. Saat hanya memiliki segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli Elia memerintahkan dia, "...buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu." (1 Raja-Raja 17:13). Ini bukanlah pilihan yang mudah, namun "...perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia;" (1 Raja-Raja 17:15). Inilah iman yang hidup yaitu iman yang disertai perbuatan, firman yang dipraktekkan dalam sebuah tindakan nyata. Akhirnya "Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia." (1 Raja-Raja 17:16).
Mempraktekkan firman adalah kunci kemenangan setiap masalah. Jika tidak, kita seperti orang membangun rumah di atas pasir, "Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." (Matius 7:27). Iman berbicara tentang ketaatan, sebab "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati." (Yakobus 2:17).
Ingin mengalami mujizat dan perkara besar? Hiduplah dalam ketaatan.
Subscribe to:
Posts (Atom)