Thursday, May 8, 2014

IMAN: Firman yang Dipraktekkan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Mei 2014

Baca:  Yosua 1:1-9

"...supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."  Yosua 1:8

Mujizat atau perkara-perkara besar biasanya baru terjadi setelah didahului dengan masalah dan ujian.  Goliat, yang adalah gambaran dari masalah besar, telah berhasil mengintimidasi bangsa Israel sehingga mereka mengalami ketakutan.  Namun Daud memiliki sikap hati yang berbeda.  Ia tidak bersikap seperti pengecut yang melarikan diri dari masalah, sebaliknya  "Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu;"  (1 Samuel 17:48).  Terbukti karena campur tangan Tuhan Daud mampu mengalahkan raksasa Filistin itu!  "Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya."  (Mazmur 20:7).

     Janda Sarfat juga harus mengalami proses ujian terlebih dahulu sebelum mengalami mujizat.  Saat hanya memiliki segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli Elia memerintahkan dia,  "...buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu."  (1 Raja-Raja 17:13).  Ini bukanlah pilihan yang mudah, namun  "...perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia;"  (1 Raja-Raja 17:15).  Inilah iman yang hidup yaitu iman yang disertai perbuatan, firman yang dipraktekkan dalam sebuah tindakan nyata.  Akhirnya  "Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia."  (1 Raja-Raja 17:16).

     Mempraktekkan firman adalah kunci kemenangan setiap masalah.  Jika tidak, kita seperti orang membangun rumah di atas pasir,  "Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."  (Matius 7:27).  Iman berbicara tentang ketaatan, sebab  "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati."  (Yakobus 2:17).

Ingin mengalami mujizat dan perkara besar?  Hiduplah dalam ketaatan.

Wednesday, May 7, 2014

MASALAH: Proses Pembentukan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Mei 2014

Baca:  Mazmur 126:1-6

"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai."  Mazmur 126:5

Ada pepatah mengatakan:  "Palu menghancurkan kaca, palu membentuk baja."  Apa maksudnya?  Kaca memiliki sifat mudah sekali retak, pecah dan hancur apabila terkena benturan.  Sedangkan baja itu kuat, kokoh dan tidak mudah pecah.  Ini berbicara tentang reaksi seseorang terhadap masalah.  Apakah kita bersifat seperti kaca yang rentan terhadap benturan  (masalah), sehingga mudah sekali kita kecewa, hancur, putus asa, marah, tersinggung, sakit hati, frustasi, mengasihani diri sendiri dan menyalahkan orang lain?  Sedikit benturan saja sudah lebih dari cukup untuk merampas sukacita kita.

     Sebagai orang percaya seharusnya kita memiliki sikap seperti baja yang berkarakter kuat dan tangguh.  Seseorang yang bermental baja akan selalu berpikiran positif, optimis dan tetap bisa mengucap syukur meski berada dalam tekanan dan himpitan.  Ia bisa mengambil sebuah pelajaran berharga dari setiap masalah yang terjadi.  Masalah baginya adalah sebuah proses yang membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih baik.  Kita tahu bahwa sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang berguna bagi kehidupan manusia setelah terlebih dahulu dibentuk dan ditempa dengan palu.  Memang setiap pukulan terasa menyakitkan dan terkadang kita harus bercucuran air mata, namun semua itu akan mendatangkan kebaikan bagi kita.  Sebaliknya jika kita seperti kaca maka kita akan melihat palu sebagai musuh yang menakutkan dan menghancurkan.

     Masalah adalah salah satu cara yang dipakai Tuhan untuk membentuk, memproses, memurnikan dan menguji kualitas iman kita.  "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  (Roma 8:28).  Karena itu jangan pernah lari dari masalah, namun hadapilah masalah dengan iman.  Perhatikan Daud!  Ia tidak gentar sedikit pun ketika harus berhadapan dengan Goliat, bahkan dengan penuh iman berkata,  "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu."  (1 Samuel 17:45).

Jadilah orang Kristen yang bermental baja, yang tetap kuat meski diterpa masalah!