Tuesday, May 6, 2014

IMAN: Dasar Menghadapi Masalah

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Mei 2014

Baca:  Ibrani 10:19-39

"Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."  Ibrani 10:38

Keadaan dunia saat ini benar-benar mencemaskan, bencana demi bencana datang silih berganti tiada pernah kita duga.  Kita masih ingat bagaimana bencana banjir melanda di hampir seluruh wilayah negeri ini.  Kota Jakarta sebagai ibukota negara tak luput dari musibah ini, bahkan banjir bisa dikatakan sebagai tradisi musiman;  banjir bandang meluluhlantakkan kota di Manado  (Sulawesi Utara), gempa bumi, tanah longsor, gunung Sinabung  (Sumut) pun turut menggeliat, kemudian disusul dengan letusan yang dahsyat dari gunung Kelud di Kediri  (Jatim).  Ribuan orang harus mengungsi dan kehilangan harta benda, perekonomian lumpuh, bahkan banyak korban jiwa berjatuhan.  Bumi ini benar-benar sedang bergoncang.

     Dalam kondisi seperti ini adakah yang bisa kita banggakan?  Uang, deposito di bank, mobil, jabatan, kesemuanya tidak bisa menolong, menjamin dan menyelamatkan kita.  Tidak ada jalan lain selain harus makin melekat kepada Tuhan dan menguatkan iman kepadaNya.  Memiliki dasar iman yang kuat adalah kunci untuk dapat bertahan menghadapi cobaan dan masalah yang ada.  "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."  (Ibrani 11:1).  Dengan iman kita dapat melihat sisi positif di balik setiap masalah atau peristiwa yang sedang terjadi.  Tanpa iman kita akan seperti bujang Elisa yang dihantui oleh ketakutan dan kekuatiran karena ia tidak bisa melihat dan merasakan kehadiran Tuhan.  Elisa berkata,  "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka. Lalu berdoalah Elisa: 'Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.' Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa."  (2 Raja-Raja 6:16-17).

     Tuhan mengijinkan masalah berat terjadi dalam hidup ini supaya kita selalu berjaga-jaga dan berdoa, serta menyadari betapa terbatasnya kekuatan dan kemampuan kita.  Sungguh, di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa!

Bagi orang percaya masalah adalah proses ujian menuju kepada kedewasaan rohani, kenaikan tingkat level iman kita.

Monday, May 5, 2014

PRIORITASKAN TUHAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Mei 2014

Baca:  Mazmur 9:1-21

"...sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN."  Mazmur 9:11

Tuhan Yesus tahu kita memiliki banyak kebutuhan dalam hidup ini, baik itu kebutuhan primer maupun sekunder.  Namun bukan sebatas kehidupan sehari-hari, kita pun mendambakan suatu kehidupan yang bermasa depan baik, pekerjaan yang mapan, usaha yang lancar, anak-anak berhasil dalam studi, juga dalam hal kerohanian pun kita rindu dipakai Tuhan untuk menjadi saksi-saksiNya di tengah dunia melalui pelayanan yang dipercayakan kepada kita.

     Itulah sebabnya Tuhan memiliki rancangan yang terbaik bagi kita,  "...yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."  (Yeremia 29:11).  Jadi  "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan."  (Yohanes 10:10b).  Supaya rancanganNya tergenapi dalam hidup ini Tuhan memberikan petunjuk dan jalanNya yaitu:  "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."  (Matius 6:33).  Artinya kita harus memprioritaskan perkara-perkara rohani terlebih dahulu, dengan demikian berkat Tuhan pasti mengikuti hidup kita, sebab  "Berkat ada di atas kepala orang benar,"  (Amsal 10:6).  Sebaliknya kalau kita tidak mengutamakan Tuhan dan memilih berjalan menurut kehendak dan keinginan diri sendiri niscaya kita menghadapi banyak kesulitan dan persoalan.

     Adam dan hawa tidak lagi mengutamakan Tuhan dan lebih memilih untuk menuruti bujuk rayu si Iblis yaitu makan buah pengetahuan baik dan buruk yang dilarang Tuhan.  Mereka pun menuai akibat perbuatan itu yaitu terusir dari taman Eden dan harus hidup dalam penderitaan demi penderitaan, padahal segala berkat telah Tuhan sediakan di taman Eden tersebut.  Yunus harus mengalami sejarah terkelam dalam hidupnya:  "...datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya."  (Yunus 1:17), karena ia tidak lagi mengutamakan Tuhan dan memilih lari dari panggilanNya walau akhirnya Tuhan memulihkan keadaannya.

Berkat disediakan Tuhan bagi orang-orang yang mengutamakan Dia dan hidup menurut kehendakNya!