Sunday, April 13, 2014

JANGAN REMEHKAN FIRMAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 April 2014

Baca:  Bilangan 21:4-9

"Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."  Bilangan 21:5

Yang dimaksud bangsa Israel makanan hambar itu adalah manna, yaitu makanan yang menopang orang Israel dalam pengembaraan mereka di padang gurun,  "...warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu."  (Keluaran 16:31).

     Orang-orang Israel mengungkapkan rasa kecewa dan marahnya kepada Musa yang telah membawa mereka ke luar dari Mesir, yang sama artinya dengan melawan dan menentang Tuhan, karena Musa adalah orang yang dipilih Tuhan untuk membawa mereka ke luar dari negeri perbudakan itu.  Mereka juga merasa bosan dan muak dengan makanan yang sama yang setiap hari dikirim Tuhan dari sorga.  Manna atau roti sorga adalah gambaran dari firman Tuhan, makanan rohani bagi orang percaya.  Ada tertulis:  "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  (Matius 4:4).  Bangsa Israel tidak menghargai berkat dari Tuhan, firmanNya pun diabaikan mereka.  Akhirnya mereka sendiri harus menanggung akibatnya:  "Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati."  (Bilangan 21:6).

     Dewasa ini banyak di antara kita berperilaku seperti bangsa Israel:  merasa bosan dan muak terhadap makanan rohani.  jangankan membaca Alkitab, mendengarkan khotbah saja kita sudah malas.  "Firmannya itu lagi, itu lagi.  Bosan ah!"  Kita tidak mau ditegur dan dikoreksi oleh firman Tuhan.  Begitu mendengar firman yang keras kita langsung naik pitam, marah, sakit hati dan tersinggung.  Ini menunjukkan bahwa kita masih mencintai  'Mesir'  dan enggan beranjak pergi.  Mesir adalah gambaran dari kehidupan duniawi  (kedagingan).  Kita lebih memilih menjadi budak di Mesir atau dikuasai oleh kedagingan daripada tunduk kepada pimpinan Tuhan.  Alkitab menegaskan:  "Dahulu memang kamu hamba dosa,"  (Roma 6:17b), tapi di dalam Kristus  "Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran."  (Roma 6:18).

Jika sampai hari ini kita masih meremehkan firman Tuhan, segeralah bertobat sebelum kita menuai akibatnya!

Saturday, April 12, 2014

DAMPAK MENDENGAR FIRMAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 April 2014

Baca:  Yesaya 42:18-25

"Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar."  Yesaya 42:20

Ketika hamba Tuhan menyampaikan khotbah di gereja ada banyak jemaat yang kurang sungguh-sungguh memperhatikan.  Ada yang tertidur pulas, asyik mengunyah permen, sibuk bbm-an atau mengobrol, ada juga yang kelihatannya diam tapi pikiran berkelana menjelajah bumi.  Kita tidak mendengarkan firman Tuhan dengan seksama.  Dampaknya:  kita tidak mengalami kemajuan rohani, iman lemah dan mudah sekali jatuh dalam dosa.  Alkitab menegaskan:  "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  (Roma 10:17)  dan  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Hasilnya akan berbeda bila kita mau mendengarkan dan memperhatikan firman dengan seksama.  Ibarat benih yang ditaburkan di tanah yang baik, benih itu akan berbuah,  "...ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."  (Matius 13:23).

     Di tengah dunia yang kian bergelora ini kita sangat membutuhkan firman Tuhan sebagai penuntun langkah hidup kita setiap hari, karena  "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."  (Mazmur 119:105).  Semakin kita mempertajam pendengaran akan firman Tuhan, iman kita akan semakin kuat di dalamNya.  "...tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah."  (Ibrani 11:6a).  Sebaliknya, saat kita terus membuka telinga untuk perkara-perkara dunia ini, maka pikiran dan perbuatan kita pun akan semakin duniawi, sebab situasi di sekeliling dan apa yang terlihat mata sangat mudah mempengaruhi kita  "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya."  (1 Yohanes 2:16-17).

     Tuhan ingin kita senantiasa memikirkan perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi, karena keberadaan kita di bumi ini hanyalah sementara.

"Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan."  Mazmur 119:16