Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 April 2014
Baca: 2 Korintus 8:1-15
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan
mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu,
supaya ada keseimbangan." 2 Korintus 8:14
Adalah wajib bagi kita yang sudah berkeluarga untuk mencukupi semua kebutuhan keluarga kita. Demikian juga jika orangtua kita sudah tidak mampu lagi untuk bekerja, kita juga berkewajiban untuk menopang kebutuhan orangtua kita.
Setelah kewajiban kepada Tuhan dan keluarga terpenuhi, kita melangkah ke tahap selanjutnya yaitu memperhatikan orang lain atau membantu sesama. Inilah nasihat Paulus, "Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima,
kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan
apa yang tidak ada padamu." (2 Korintus 8:12). Apa artinya? Dalam memberi kepada orang lain kita juga harus menyesuaikan dengan kemampuan kita. Setelah kebutuhan keluarga terpenuhi dan kita masih punya kelebihan, maka kelebihan itulah yang kita gunakan untuk menolong sesama. Jangan sebaliknya, kita menolong orang lain tapi keluarga sendiri kita korbankan: orangtua, anak, isteri terlantar dan hidup dalam kekurangan.
Kita yang hidup keberkatan wajib memperhatikan orang lain, terlebih-lebih terhadap mereka yang hidup dalam kekurangan, supaya 'kelebihan' yang kita miliki dapat mencukupkan kekurangan mereka. Janganlah kita menjadi orang Kristen yang egois, yang hanya mementingkan diri sendiri. Saudara seiman adalah orang pertama yang harus kita perhatikan sebagaimana dikatakan paulus, "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat
baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman." (Galatia 6:9-10).
Kita hanyalah pengelola atas berkat yang Tuhan percayakan, bukan pemilik. Jika menyadari hal ini kita tidak akan menjadi orang yang pelit atau kikir, tapi mempunyai hati yang terbeban terhadap orang lain sebagai wujud nyata kasih kita kepada sesama.
"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita
kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu,
bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?" 1 Yohanes 3:17
Saturday, April 5, 2014
Friday, April 4, 2014
MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 April 2014
Baca: 1 Timotius 5:1-16
"...jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman." 1 Timotius 5:8
Sekalipun uang yang kita dapatkan merupakan hasil jerih lelah kita sendiri, bukan berarti kita dapat mempergunakannya dengan sekehendak hati melainkan haruslah dengan bijak. Selain untuk Tuhan kita harus gunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga kita, jangan membelanjakan uang tersebut untuk hal-hal yang tidak bermanfaat (berfoya-foya). Firman Tuhan: "Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat." (Yesaya 55:2). Kebutuhan pokok (makan, pakaian, rumah, pendidikan, kesehatan) jangan sampai kita abaikan, apalagi sampai berhutang dan 'gali lubang tutup lubang'.
Selagi masih produktif dan sehat mari gunakan kesempatan dan waktu yang ada untuk bekerja dan berusaha, supaya di usia tua nanti kita tidak mengalami kesulitan dalam keuangan dan menjadi susah. Contohlah Paulus, selain melayani Tuhan, ia juga bekerja sebagai pembuat tenda demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga untuk mendukung pelayanannya. "...dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku." (Kisah 20:34). Jadi, "...kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti." (2 Tesalonika 3:7-9).
Paulus sangat menentang orang yang tidak mau bekerja (malas), apalagi dalam usia produktif, dan hanya menjadi 'benalu' bagi orang lain. Itu sangat memalukan! Jadilah orang Kristen yang rajin bekerja supaya kebutuhan keluarga tercukupi.
"Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah." Titus 3:14
Baca: 1 Timotius 5:1-16
"...jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman." 1 Timotius 5:8
Sekalipun uang yang kita dapatkan merupakan hasil jerih lelah kita sendiri, bukan berarti kita dapat mempergunakannya dengan sekehendak hati melainkan haruslah dengan bijak. Selain untuk Tuhan kita harus gunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga kita, jangan membelanjakan uang tersebut untuk hal-hal yang tidak bermanfaat (berfoya-foya). Firman Tuhan: "Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat." (Yesaya 55:2). Kebutuhan pokok (makan, pakaian, rumah, pendidikan, kesehatan) jangan sampai kita abaikan, apalagi sampai berhutang dan 'gali lubang tutup lubang'.
Selagi masih produktif dan sehat mari gunakan kesempatan dan waktu yang ada untuk bekerja dan berusaha, supaya di usia tua nanti kita tidak mengalami kesulitan dalam keuangan dan menjadi susah. Contohlah Paulus, selain melayani Tuhan, ia juga bekerja sebagai pembuat tenda demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga untuk mendukung pelayanannya. "...dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku." (Kisah 20:34). Jadi, "...kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti." (2 Tesalonika 3:7-9).
Paulus sangat menentang orang yang tidak mau bekerja (malas), apalagi dalam usia produktif, dan hanya menjadi 'benalu' bagi orang lain. Itu sangat memalukan! Jadilah orang Kristen yang rajin bekerja supaya kebutuhan keluarga tercukupi.
"Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah." Titus 3:14
Subscribe to:
Posts (Atom)