Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 April 2014
Baca: 1 Timotius 5:1-16
"...jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi
seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak
beriman." 1 Timotius 5:8
Sekalipun uang yang kita dapatkan merupakan hasil jerih lelah kita sendiri, bukan berarti kita dapat mempergunakannya dengan sekehendak hati melainkan haruslah dengan bijak. Selain untuk Tuhan kita harus gunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga kita, jangan membelanjakan uang tersebut untuk hal-hal yang tidak bermanfaat (berfoya-foya). Firman Tuhan: "Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah
jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku
maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang
paling lezat." (Yesaya 55:2). Kebutuhan pokok (makan, pakaian, rumah, pendidikan, kesehatan) jangan sampai kita abaikan, apalagi sampai berhutang dan 'gali lubang tutup lubang'.
Selagi masih produktif dan sehat mari gunakan kesempatan dan waktu yang ada untuk bekerja dan berusaha, supaya di usia tua nanti kita tidak mengalami kesulitan dalam keuangan dan menjadi susah. Contohlah Paulus, selain melayani Tuhan, ia juga bekerja sebagai pembuat tenda demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga untuk mendukung pelayanannya. "...dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku." (Kisah 20:34). Jadi, "...kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan
berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di
antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti." (2 Tesalonika 3:7-9).
Paulus sangat menentang orang yang tidak mau bekerja (malas), apalagi dalam usia produktif, dan hanya menjadi 'benalu' bagi orang lain. Itu sangat memalukan! Jadilah orang Kristen yang rajin bekerja supaya kebutuhan keluarga tercukupi.
"Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik
untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka
jangan tidak berbuah." Titus 3:14
Friday, April 4, 2014
Thursday, April 3, 2014
PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 April 2014
Baca: Maleakhi 3:6-12
"Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." Maleakhi 3:10
Tuhan telah menetapkan agar setiap orang percaya memberikan sepersepuluh dari penghasilan mereka sebagai wujud kasih, ketaatan dan iman kita kepadaNya.
Mengapa kita harus mengutamakan Tuhan? Karena uang yang kita terima adalah berkat dari Tuhan. Memang kita yang bekerja, tetapi jika Tuhan tidak memberikan kita hikmat, kecerdasan, kekuatan, kesehatan dan sebagainya, apa yang bisa kita perbuat? "...di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5). Dengan memberikan persepuluhan sebenarnya Tuhan sedang mendidik kita untuk memuliakan Dia dengan harta kita, bahkan dengan hasil pertama dari penghasilan kita dan Tuhan berjanji memberkati berkelimpahan. Berapa besar yang harus diberikan kepada Tuhan? Firman Tuhan katakan minimal 10% dari penghasilan kita, yang adalah milik Tuhan.
Inilah janji Tuhan bagi setiap kita yang memberikan sepersepuluh dengan taat dan setia, "Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam." (Maleakhi 3:10-11). Maka, selalu sisihkanlah sepersepuluh dari berkat atau penghasilan kita sebagai persembahan persepuluhan ke bait kudusnya; bila kita memiliki berkat lebih, firman Tuhan mengajar kita memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan lain, misal: donatur pembangunan gereja, mendukung misi penginjilan, mensponsori atau menjadi orangtua asuh pelajar sekolah teologia dan sebagainya.
Percayalah bahwa setiap pengorbanan dan jerih lelah kita mendukung pekerjaan Tuhan di bumi ini tidak akan pernah sia-sia. Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak pernah berhutang, Ia akan mengembalikan itu dengan berlipat kali ganda. Oleh karena itu "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." (Amsal 3:9-10).
Sudahkah kita taat memberikan persepuluhan?
Baca: Maleakhi 3:6-12
"Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." Maleakhi 3:10
Tuhan telah menetapkan agar setiap orang percaya memberikan sepersepuluh dari penghasilan mereka sebagai wujud kasih, ketaatan dan iman kita kepadaNya.
Mengapa kita harus mengutamakan Tuhan? Karena uang yang kita terima adalah berkat dari Tuhan. Memang kita yang bekerja, tetapi jika Tuhan tidak memberikan kita hikmat, kecerdasan, kekuatan, kesehatan dan sebagainya, apa yang bisa kita perbuat? "...di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5). Dengan memberikan persepuluhan sebenarnya Tuhan sedang mendidik kita untuk memuliakan Dia dengan harta kita, bahkan dengan hasil pertama dari penghasilan kita dan Tuhan berjanji memberkati berkelimpahan. Berapa besar yang harus diberikan kepada Tuhan? Firman Tuhan katakan minimal 10% dari penghasilan kita, yang adalah milik Tuhan.
Inilah janji Tuhan bagi setiap kita yang memberikan sepersepuluh dengan taat dan setia, "Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam." (Maleakhi 3:10-11). Maka, selalu sisihkanlah sepersepuluh dari berkat atau penghasilan kita sebagai persembahan persepuluhan ke bait kudusnya; bila kita memiliki berkat lebih, firman Tuhan mengajar kita memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan lain, misal: donatur pembangunan gereja, mendukung misi penginjilan, mensponsori atau menjadi orangtua asuh pelajar sekolah teologia dan sebagainya.
Percayalah bahwa setiap pengorbanan dan jerih lelah kita mendukung pekerjaan Tuhan di bumi ini tidak akan pernah sia-sia. Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak pernah berhutang, Ia akan mengembalikan itu dengan berlipat kali ganda. Oleh karena itu "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." (Amsal 3:9-10).
Sudahkah kita taat memberikan persepuluhan?
Subscribe to:
Posts (Atom)