Tuesday, April 1, 2014

MENGELOLA KEUANGAN: Tidak Boros

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 April 2014

Baca:  Amsal 21:1-31

"Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya."  Amsal 21:20

Ada banyak keluarga Kristen yang mengalami masalah dalam hal keuangan:  terus-menerus pas-pasan saja atau malah defisit, walaupun sebenarnya pendapatan mereka relatif besar dan mencukupi:  Pertanyaan:  ke mana saja uang itu raib?  Ternyata masalahnya adalah ketidakmampuan kita dalam mengelola keuangan kita.  Besar atau kecilnya pendapatan seseorang memerlukan kecermatan dalam mengelolanya, jika tidak, sewaktu-waktu kita akan mengalami kesulitan keuangan.  Ingat!  Kemampuan kita dalam mengelola uang akan menentukan kepercayaan Tuhan kepada kita atas kekayaanNya.  "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."  (Matius 6:21).

     Seringkali setelah mengembalikan persepuluhan kita berpikir bahwa urusan kita sudah beres dan sisa uang yang 90% menjadi milik kita sepenuhnya, lalu kita pun menghabiskannya tanpa perhitungan.  Sesungguhnya, uang yang kita miliki itu sepenuhnya milik Tuhan, sedangkan kita ini hanyalah bendaharaNya saja, dipercaya untuk mengelola.  Ketidakmengertian inilah yang akhirnya mendorong orang Kristen menjalani hidup boros, tidak bisa mengatur keuangannya dengan baik.  Alkitab menyatakan,  "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?"  (Lukas 16:10-11).

     Yang penting bukan seberapa banyak uang yang kita miliki atau seberapa besar penghasilan kita, tetapi seberapa bijak kita mengendalikan pengeluaran.  Inilah tandanya orang Kristen tidak dapat mengelola uangnya dengan baik, yaitu bergaya hidup konsumtif.  Ia selalu  'lapar'  mata sehingga tidak dapat mengendalikan diri untuk membelanjakan uangnya;  apalagi kalau sudah berada di mal, tanpa pertimbangan matang membeli apa saja yang diinginkan hanya untuk memberi kesan  'wah'  atau agar dipandang orang lain hebat;  inilah gaya hidup  'borju'  (borjuis, berlagak kaya)  sehingga berpikiran lebih tinggi daripada yang patut dipikirkannya.

Tidak ingin disebut orang bebal?  Atur keuangan dengan baik dan jangan boros!

Monday, March 31, 2014

MEMUJI TUHAN: Membungkam Musuh

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Maret 2014

Baca:  1 Samuel 16:14-23

"Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya."  1 Samuel 16:23

Tuhan suka dipuji dan disembah bukan berarti haus akan pujian umatNya sehingga Ia ingin terus dipuji-puji.  Jangan pernah berpikir bahwa ketika kita memuji-muji Tuhan semuanya itu untuk kepentinganNya, tapi sesungguhnya yang terutama adalah untuk kepentingan kita sendiri, sebab pada saat kita memuji Tuhan ada perkara besar yang Tuhan kerjakan bagi kita, yaitu Tuhan sedang membungkam musuh dan pendendam,  "Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam."  (Mazmur 8:3).

     Saat kita memuji-muji Tuhan berarti kita sedang mempercayai Tuhan berperang ganti kita.  Tuhan akan berperang ganti kita.  Tuhan akan menghancurkan pekerjaan Iblis dan menggagalkan setiap rencana jahatnya supaya Iblis menjadi tidak berdaya dan bertekuk lutut, sehingga jarahan-jarahan yang sudah dicuri Iblis dapat direbut kembali.  Jika saat ini kita sedang disakiti, diserang dan diintimidasi Iblis dengan berbagai masalah dan sakit penyakit jangan sekali-kali kita menyerah, sebaliknya angkatlah suara dan pujilah Tuhan!  Katakan,  "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!"  (Mazmur 42:6).

     Saat pujian kita naikkan kepada Tuhan, saat itu pula Tuhan membungkam kekuatan musuh.  Ketika roh jahat mengganggu Saul, Daud pun memainkan kecapi sambil memuji-muji Tuhan, saat itu pula roh jahat undur dan lari daripada Saul.  Pula ketika Yosafat diserang oleh bani Moab dan Amon, ia pun menaruh tim pujian di depan barisan pasukan perangnya.  "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi TUHAN, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"  (2 Tawarikh 20:21), dan ketika mereka mulai bersorak-sorai sambil memuji Tuhan,  "...dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah."  (2 Tawarikh 20:22).

Saat kita memuji Tuhan,  "TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."  Keluaran 14:14