Sunday, March 30, 2014

SIKAP MEMUJI TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Maret 2014

Baca:  Mazmur 99:1-9

"Biarlah mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu yang besar dan dahsyat; Kuduslah Ia!"  Mazmur 99:3

Sering kita jumpai ada banyak orang Kristen yang tidak bersungguh-sungguh dalam memuji Tuhan.  Mereka memuji Tuhan ala kadarnya padahal mereka tahu kepada siapa pujian itu ditujukan, bukan kepada manusia, tapi kepada Tuhan, Sang Pencipta langit dan bumi dan segala isinya.  Maka dari itu sikap hati dan sikap tubuh kita dalam memuji Tuhan adalah hal yang sangat penting.  Saat memuji Tuhan hati kita harus benar, tidak ada ganjalan, harus terbebas dari hal-hal yang negatif:  iri hati, amarah, jengkel, sakit hati, benci, dendam, sombong dan sebagainya.  Begitu juga sikap tubuh kita turut menentukan.

     Pemazmur menggambarkan bagaimana kita bersikap dan mengekspresikan puji-pujian bagi Tuhan:  a.  Bersorak-sorai.  "Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, "  (Mazmur 32:11).  b.  Bertepuk-tangan.  "Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! "  (Mazmur 47:2).  c.  Angkat tangan.  "Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu."  (Mazmur 63:5).  d.  Tari-tarian.  "Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi!"  (Mazmur 149:3).

     Ketika kita memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh dan dengan sikap hati yang benar Tuhan menyatakan hadiratNya di tengah-tengah kita, bahkan Ia sendiri bertakhta di puji-pujian kita.  Untuk menghormati hadirat Tuhan, selain memuji Dia, kita juga harus menyembahNya.  Penyembahan adalah ungkapan penghormatan atas kebesaran, keagungan dan kekudusan Tuhan.  Karena itu kita harus menghormati hadirat Tuhan dengan menyembahNya, bukan hanya lewat kata-kata saja, tetapi bisa juga melalui sikap bersujud, bertelut, tersungkur, mengangkat tangan dan sebagainya sebagai tanda merendahkan diri dan ketidaklayakan kita di hadapan Tuhan, karena Dia adalah  "...Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah."  (Mazmur 95:3).

Janganlah memuji dan menyembah Tuhan karena kebiasaan, apalagi jika kita tidak hidup dalam kebenaran;  niscaya Tuhan tidak akan pernah berkenan kepada puji-pujian kita!

Saturday, March 29, 2014

PUJIAN BAGI TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Maret 2014

Baca:  Mazmur 149:1-9

"Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh."  Mazmur 149:1

Nabi Amos sudah menubuatkan bahwa di hari-hari akhir menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kali akan terjadi pemulihan besar-besaran dalam hal pujian dan penyembahan.  "Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya;"  (Amos 9:11).  Tuhan berjanji memulihkan atau mendirikan kembali pondok Daud.  Apa maksudnya?  Dalam 1 Tawarikh 16:1-6 dijelaskan bahwa di dalam pondok atau kemah Daud ada tabut Tuhan, di mana raja Daud menempatkan para imam di situ dan mereka terus-menerus memainkan alat musik sambil memuji-muji Tuhan.  Di situlah hadirat Tuhan turun dan mereka merasakan lawatan Tuhan secara luar biasa.  Saat ini kemah Daud sudah tidak ada, tapi Tuhan berjanji memulihkannya;  dan waktu pemulihan itu sekarang!

     Kata pemulihan memiliki arti mengembalikan sesuatu yang telah hilang atau rusak kepada keadaan semula atau aslinya sehingga menata kembali, menyegarkan dan menyelesaikan hingga menjadi sempurna.  Saat ini pemulihan dalam hal pujian penyembahan nyata melanda gereja Tuhan;  kegerakan rohani terjadi di mana-mana.  Kepada siapa puji-pujian kita tujukan?  Puji-pujian kita harus tertuju dan terpusat pada Tuhan, bukan kepada hamba Tuhan, pemimpin pujian atau pemain musik, karena hanya Tuhanlah yang layak menerima pujian dan kemuliaan.  "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."  (Wahyu 4:11).  Apa itu pujian?  Adalah ungkapan hati penuh sukacita dan ucapan syukur kepada Tuhan karena kasih setiaNya, kebaikanNya, anugerahNya, pertolonganNya, kemenanganNya dan perbuatanNya yang ajaib.

     Dalam memuji dan menyembah Tuhan sudahkah kita memahami dan meresapi setiap kata yang kita nyanyikan?  Jika tidak, berarti kita memuji dengan bibir saja, sedangkan hati kita jauh dari Tuhan.  "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku,"  Markus 7:6