Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Maret 2014
Baca: Mazmur 149:1-9
"Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh." Mazmur 149:1
Nabi Amos sudah menubuatkan bahwa di hari-hari akhir menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kali akan terjadi pemulihan besar-besaran dalam hal pujian dan penyembahan. "Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh;
Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali
reruntuhannya;" (Amos 9:11). Tuhan berjanji memulihkan atau mendirikan kembali pondok Daud. Apa maksudnya? Dalam 1 Tawarikh 16:1-6 dijelaskan bahwa di dalam pondok atau kemah Daud ada tabut Tuhan, di mana raja Daud menempatkan para imam di situ dan mereka terus-menerus memainkan alat musik sambil memuji-muji Tuhan. Di situlah hadirat Tuhan turun dan mereka merasakan lawatan Tuhan secara luar biasa. Saat ini kemah Daud sudah tidak ada, tapi Tuhan berjanji memulihkannya; dan waktu pemulihan itu sekarang!
Kata pemulihan memiliki arti mengembalikan sesuatu yang telah hilang atau rusak kepada keadaan semula atau aslinya sehingga menata kembali, menyegarkan dan menyelesaikan hingga menjadi sempurna. Saat ini pemulihan dalam hal pujian penyembahan nyata melanda gereja Tuhan; kegerakan rohani terjadi di mana-mana. Kepada siapa puji-pujian kita tujukan? Puji-pujian kita harus tertuju dan terpusat pada Tuhan, bukan kepada hamba Tuhan, pemimpin pujian atau pemain musik, karena hanya Tuhanlah yang layak menerima pujian dan kemuliaan. "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat
dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh
karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." (Wahyu 4:11). Apa itu pujian? Adalah ungkapan hati penuh sukacita dan ucapan syukur kepada Tuhan karena kasih setiaNya, kebaikanNya, anugerahNya, pertolonganNya, kemenanganNya dan perbuatanNya yang ajaib.
Dalam memuji dan menyembah Tuhan sudahkah kita memahami dan meresapi setiap kata yang kita nyanyikan? Jika tidak, berarti kita memuji dengan bibir saja, sedangkan hati kita jauh dari Tuhan. "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku," Markus 7:6
Saturday, March 29, 2014
Friday, March 28, 2014
IMAN MENGHASILKAN MUJIZAT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Maret 2014
Baca: Ibrani 11:1-40
"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Ibrani 11:1
Sebagai orang percaya kita pasti memiliki kerinduan untuk mengalami segala hal yang baik dari Tuhan: mujizat, kesembuhan, pemulihan, kelepasan dan sebagainya. Namun ada pula yang masih ragu, bahkan tidak percaya dengan mujizat atau pekerjaan adikodrati. Mereka berpikir kalau ada orang Kristen yang sakit parah lalu disembuhkan dan mengalami kelepasan hanyalah sebuah kebetulan, toh ada banyak orang di luar sana yang juga mengalami hal yang sama, meski mereka tidak percaya kepada Tuhan. Mereka juga beranggapan zaman mujizat sudah lewat, dan di zaman yang serbamutakhir ini logikalah yang berbicara. Acapkali dengan logika kita sebagai manusia kita membatasi kuasa Tuhan bekerja. Segala sesuatu kita ukur dengan apa yang nampak secara kasat mata.
Mujizat itu tidak ada rumusnya dan hanya dapat dialami dengan iman. Mujizat itu sudah disediakan Tuhan, namun seringkali belum kita lihat secara kasat mata; adapun tugas kita adalah percaya dengan iman. Iman adalah bukti dari segala sesuatu yang belum terlihat. Memang kita belum melihatnya, tetapi semua yang tertulis di dalam Alkitab harus kita percayai. "demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:11). Karena itu setiap orang Kristen harus "...hidup karena percaya, bukan karena melihat." (2 Korintus 5:7). FirmanNya menciptakan yang tak ada menjadi ada, yang tak terlihat akan menjadi nampak, yang mustahil menjadi mungkin.
Kata firman (bahasa Yunani) memiliki dua pengertian: logos dan rhema. Logos adalah firman yang tertulis dalam Alkitab atau ayat-ayat Alkitab, sedangkan rhema adalah firman yang dihidupkan, suatu firman pilihan Tuhan yang spesifik, yang dihidupkan, firman dari Tuhan kepada kita yang dikhususkan untuk saat ini. Mintalah kepada Tuhan agar setiap firman yang kita baca menjadi rhema, tidak hanya sebatas logos.
Saat kita membaca, merenungkan dan mempercayai firman Tuhan, firmanNya itu menjadi rhema, menghidupkan iman kita, berbicara kepada kita dan menjadikan mujizat bagi kita.
Baca: Ibrani 11:1-40
"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Ibrani 11:1
Sebagai orang percaya kita pasti memiliki kerinduan untuk mengalami segala hal yang baik dari Tuhan: mujizat, kesembuhan, pemulihan, kelepasan dan sebagainya. Namun ada pula yang masih ragu, bahkan tidak percaya dengan mujizat atau pekerjaan adikodrati. Mereka berpikir kalau ada orang Kristen yang sakit parah lalu disembuhkan dan mengalami kelepasan hanyalah sebuah kebetulan, toh ada banyak orang di luar sana yang juga mengalami hal yang sama, meski mereka tidak percaya kepada Tuhan. Mereka juga beranggapan zaman mujizat sudah lewat, dan di zaman yang serbamutakhir ini logikalah yang berbicara. Acapkali dengan logika kita sebagai manusia kita membatasi kuasa Tuhan bekerja. Segala sesuatu kita ukur dengan apa yang nampak secara kasat mata.
Mujizat itu tidak ada rumusnya dan hanya dapat dialami dengan iman. Mujizat itu sudah disediakan Tuhan, namun seringkali belum kita lihat secara kasat mata; adapun tugas kita adalah percaya dengan iman. Iman adalah bukti dari segala sesuatu yang belum terlihat. Memang kita belum melihatnya, tetapi semua yang tertulis di dalam Alkitab harus kita percayai. "demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:11). Karena itu setiap orang Kristen harus "...hidup karena percaya, bukan karena melihat." (2 Korintus 5:7). FirmanNya menciptakan yang tak ada menjadi ada, yang tak terlihat akan menjadi nampak, yang mustahil menjadi mungkin.
Kata firman (bahasa Yunani) memiliki dua pengertian: logos dan rhema. Logos adalah firman yang tertulis dalam Alkitab atau ayat-ayat Alkitab, sedangkan rhema adalah firman yang dihidupkan, suatu firman pilihan Tuhan yang spesifik, yang dihidupkan, firman dari Tuhan kepada kita yang dikhususkan untuk saat ini. Mintalah kepada Tuhan agar setiap firman yang kita baca menjadi rhema, tidak hanya sebatas logos.
Saat kita membaca, merenungkan dan mempercayai firman Tuhan, firmanNya itu menjadi rhema, menghidupkan iman kita, berbicara kepada kita dan menjadikan mujizat bagi kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)