Saturday, March 15, 2014

KETAATAN: Kesempatan Beroleh Peninggian

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Maret 2014

Baca:  Ibrani 4:14-16; 5:1-10

"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."  (Ibrani 5:6)

  Tuhan mendisain manusia dengan kehendak bebas  (free will)  agar manusia dapat belajar memahami akibat dari pilihan-pilihan hidup yang diambil.  Tuhan sangat meninginkan manusia ciptaanNya membuat keputusan yang benar dalam hidupnya yaitu mengasihi Tuhan dengan sungguh dan menaati perintah-perintahNya, dan Tuhan tidak akan pernah berdiam diri melihat orang-orang yang hidup dalam ketaatan:  Ia selalu menyediakan upah.

     Hidup dalam ketaatan inilah kehendak Tuhan bagi manusia, sedangkan ketaatan itu sendiri untuk kebaikan dan mendatangkan manfaat bagi manusia.  Yesus berkata,  "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."  (Yohanes 14:15).  Ia sendiri telah meninggalkan teladan ketaatan kepada kita.  "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,"  (Ibrani 5:8).  Ketaatan yang ditunjukkan Yesus adalah ketaatan untuk mengalami penderitaan.  Bagi kita, untuk taat saja terasa sulit apalagi taat yang menimbulkan penderitaan.

     Tuhan Yesus harus mengalami penderitaan selama Ia hidup di dunia.  "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."  (Filipi 2:8).  Ketaatan Yesus dalam menghadapi penderitaan membawaNya kepada kesempurnaan.  "dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya, dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek."  (Ibrani 5:9-10).  KetaatanNya dalam menyelesaikan dan menggenapi misiNya menjadikan Yesus sebagai pokok keselamatan kekal bagi semua orang yang percaya kepadaNya.  "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: 'Yesus Kristus adalah Tuhan,' bagi kemuliaan Allah, Bapa!"  (Filipi 2:9-11).

     Saat kita hidup dalam ketaatan itulah Tuhan berkata,  "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu."  (Yohanes 15:14).  Ketaatan menjadikan kita sebagai sahabat Tuhan.

Ketaatan menghasilkan promosi dari Tuhan!

Friday, March 14, 2014

KARIB DENGAN TUHAN: Berjalan Dengan Dia

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Maret 2014

Baca:  Keluaran 33:1-23

"Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu."  Keluaran 33:14

Bagaimana perasaan Saudara saat berjalan berdampingan dengan seseorang yang sangat Saudara banggakan dan andalkan dalam hidup ini?  Tentunya Saudara akan merasa aman, tenteram dan juga merasakan ketenangan.  Itulah yang akan dirasakan oleh setiap orang percaya yang senantiasa berjalan berdampingan dengan Tuhan  (karib dengan Tuhan).

     Daud memiliki pengalaman yang luar biasa berjalan dengan Tuhan, karena itu ia berkata,  "Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah."  (Mazmur 62:2-3).  Ketidakmampuan berjalan sendiri dirasakan oleh Musa juga, karena itu ia sangat merindukan kehadiran Tuhan untuk menuntun, membimbing dan menyertai langkahnya.  Musa berusaha untuk melunakkan hati Tuhan supaya Ia mau berjalan bersamanya:  "Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu."  (Keluaran 33:13).  Tanpa campur tangan Tuhan mustahil Musa dapat memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, ke negeri yang telah dijanjikan Tuhan.

     Dalam menjalani hidup ini jangan sekali-kali bersandar dan mengandalkan kekuatan sendiri, semua akan sia-sia.  Sebaliknya andalkan Tuhan dalam segala perkara.  Mengandalkan Tuhan berarti kita senantiasa berjalan bersama Dia setiap waktu.  Semakin kita berjalan dengan Tuhan semakin kita beroleh kekuatan untuk menjalani hari-hari kita yang penuh dengan pergumulan hidup ini.  Memang, berjalan dengan Tuhan bukan berarti kita akan terbebas dari masalah, tapi di setiap permasalahan yang terjadi kita tidak menghadapinya sendirian karena ada Tuhan yang siap untuk menopang kita.  Tuhan berjanji,  "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu."  (Yesaya 46:4).

Jalan bersamaNya hidup kita penuh mujizat;  terhadap orang yang karib denganNya diberitahukanNya perjanjianNya dan dinyatakan kuasaNya  (baca  Mazmur 25:14).