Monday, March 10, 2014

TIDAK BERPUAS DIRI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Maret 2014

Baca:  Filipi 3:1-16

"Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus."  Filipi 3:12

Gelar atau mahkota kemenangan atlet adalah buah dari usaha dan kerja kerasnya.  Tanpa usaha dan kerja keras adalah mustahil ia meraih keberhasilan atau tampil sebagai pemenang.  Seorang atlet akan menjadi juara atau pemenang apabila ia berhasil melawan lawan-lawannya di setiap pertandingan yang diikutinya.  Melalui kompetisi atau perlombaan inilah kualitas dan kemampuan seorang atlet diuji;  adakah atlet yang setelah meraih satu gelar juara langsung berpuas diri dan berhenti berjuang?  Semua atlet pasti haus akan gelar dan berjuang meraihnya sebanyak mungkin.  Jika ada atlet yang setelah sekali menjadi juara berpuas diri dan tidak mau turut dalam kompetisi lagi sudah bisa dipastikan bahwa karirnya tidak akan bertahan lama dan pada akhirnya akan tamat.

     Dalam kehidupan rohani kita pun sedang berada di arena perlombaan iman.  Dalam hal ini bukan untuk mencari siapa yang lebih unggul atau yang lebih utama, tetapi firman Tuhan hendak menanamkan kepada kita bagaimana memiliki hidup yang berkemenangan di segala keadaan.  Di depan ada banyak sekali rintangan, situasi-situasi sulit dan pergumulan hidup yang berat.  Sebagai manusia kita ini banyak kelemahan dan tidak menutup kemungkinan kita jatuh dalam kesalahan-kesalahan.  Namun jika kita memiliki tujuan hidup yang benar, dengan mata yang tertuju kepada Tuhan dan janji firmanNya, kita akan tidak akan udah menyerah pada keadaan dan berpuas diri.  Rasul Paulus senantiasa pantang menyerah, apalagi berpuas diri.  Ia terus  "...berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."  (Filipi 3:14).

     Saat ini banyak orang Kristen yang merasa puas dengan ibadah, pelayanan dan doanya.  Mereka merasa kerohaniannya lebih baik dari orang Kristen lainnya.  Apakah kita juga demikian?

Paulus tidak pernah membiarkan dirinya terlena, ia terus berusaha mengejar perkara-perkara rohani lebih lagi, itulah sebabnya rohnya terus menyala-nyala bagi Tuhan!

Sunday, March 9, 2014

MELAYANI PEKERJAAN TUHAN (3)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Maret 2014

Baca:  Yohanes 12:20-36

"Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa."  Yohanes 12:26

Sebagai hamba atau pelayan Tuhan kita harus selalu mengikuti ke mana pun Dia pergi;  dan di mana pun ia berada di situ juga seharusnya kita berada  (ayat nas).  Artinya tunduk dan taat kepada kehendak Tuhan sepenuhnya, tidak boleh bekerja menurut kemauan sendiri karena tugas hamba hanyalah melakukan apa pun yang diperintahkan majikannya.

     Komitmen pelayan Tuhan seharusnya demikian:  "Aku telah disalibkan dengan Kristus;  namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."  (Galatia 2:19b-20).  Kita tidak mungkin dapat melayani Tuhan dengan benar apabila kita sendiri tidak mau melekat dan tinggal di dalam Dia.  Tuhan Yesus berkata,  "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."  (Yohanes 15:4).  Jadi kita harus memiliki persekutuan intim denganNya supaya kita dapat mengerti apa yang Tuhan kehendaki untuk kita kerjakan, sebab kita tidak boleh sembarangan dalam melayani pekerjaan Tuhan, dikarenakan yang kita kerjakan berkenaan dengan kebenaran yaitu firman Tuhan.  Yesus berdoa kepada Bapa,  "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran."  (Yohanes 17:17).  Pelayan Tuhan harus memberitakan kebenaran dan hidup dalam kebenaran itu sendiri.

     Pelayanan kepada Tuhan adalah pekerjaan Roh, maka dari itu kita harus memberi keleluasaan kepada Roh Kudus untuk bekerja.  Jadi kita melayani bukan dengan kekuatan atau mengandalkan pikiran kita sendiri, tapi sepenuhnya mengandalkan Roh Kudus dan berada di bawah kendaliNya sehingga pelayanan yang kita lakukan menjadi hidup dan penuh gairah.  "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam."  (Zakharia 4:6b).

Melayani Tuhan berarti tunduk pada kehendakNya dan mau dipimpin Roh Kudus!