Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Maret 2014
Baca: Roma 14:13-23
"Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." Roma 14:17
Salah satu wujud kebaikan dan kepercayaan Tuhan adalah diberikanNya talenta kepada kita agar kita pakai sungguh-sungguh untuk kepentingan pekerjaanNya. "Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang
seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia
berangkat." (Matius 25:15). Ketika kita mempergunakan talenta yang Tuhan berikan berarti kita sedang melayani Tuhan.
Ada banyak anak Tuhan yang menyia-nyiakan talenta dan membuang begitu saja kesempatan yang diberikan kepadanya untuk melayani, padahal pelayanan adalah panggilan Tuhan bagi setiap orang percaya yang seharusnya membuat kita bangga karena telah dipercaya oleh Tuhan. Memutuskan menjadi pengikut Kristus berarti harus siap dan rela melayani Dia dengan seluruh keberadaan hidup kita: "...siap sedialah baik atau tidak baik waktunya," (2 Timotius 4:2) untuk bersaksi, menceritakan Tuhan Yesus kepada orang lain dan memberikan firmanNya. Kita harus selalu memiliki roh yang menyala-nyala untuk Tuhan. "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11).
Hal penting lain yang harus kita perhatikan dalam pelayanan adalah perihal motivasi hati tulus dan murni yang harus kita miliki. Jangan sampai ada kepentingan-kepentingan terselubung: uang, mencari keuntungan diri sendiri, kemudian bermulut manis dengan kata-kata yang muluk-muluk supaya dipuji dan dihormati orang lain; namun teladanilah rasul Paulus ini: "Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku." (2 Timotius 1:3). Itulah sebabnya pelayanan Paulus membawa dampak yang luar biasa bagi banyak orang.
Jadi pelayan Tuhan yang benar harus bersikap sebagai hamba Tuhan, bukan hamba manusia, sehingga walaupun mengalami penderitaan, kesesakan dan kesukaran tetap memberitakan firman Tuhan dengan sikap hati yang tidak mudah berubah.
"Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih
siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat
bekerja." Yohanes 9:4
Saturday, March 8, 2014
Friday, March 7, 2014
MELAYANI PEKERJAAN TUHAN (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Maret 2014
Baca: Roma 12:1-8
"Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani;" Roma 12:7
Arti kata melayani berarti berkorban, memberi dan membagikan apa yang dimilikinya, seperti pelita atau lilin yang membagikan terang kepada sekelilingnya.
Melayani pekerjaan Tuhan berbeda dari konsep dunia: ada garis perintah menurut tingkat kedudukan atau jabatan, artinya siapa yang mempunyai kedudukan atau jabatan lebih tinggi berkuasa dan berhak untuk memerintah mereka yang berada di bawahnya. Namun dalam hal melayani pekerjaan Tuhan yang terjadi justru sebaliknya, siapa yang mau menjadi besar atau terkemuka justru harus menjadi pelayan atau hamba bagi sesamanya, "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28). Dengan demikian orang yang menyebut diri sebagai pelayan Tuhan harus lebih banyak memberi, melayani dan memiliki hati seorang hamba. Maka, "Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." (Lukas 17:10).
Seseorang yang dewasa rohani tentu memiliki kerinduan untuk memberi yang terbaik kepada Tuhan sehingga mendorongnya untuk terlibat dalam pelayanan. Mengapa kita harus melayani Tuhan? Karena kita adalah umat pilihan Tuhan, kita dipilih dan dipindahkan dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib dengan tujuan supaya kita melayani Dia dan menjadi partner kerjaNya. Dalam wujudnya, pelayanan kepada Tuhan tersebut kita tujukan kepada sesama: memberitakan Injil kepada jiwa-jiwa yang terhilang, mendoakan orang sakit, menjadi donatur gereja, menasihati dan membimbing orang lain untuk bertobat dan sebagainya. Perhatikan! Pada saat percaya kepada Tuhan Yesus status kita bukan lagi menjadi hamba dosa, sebab Tuhan telah melepaskan kita dari dosa melalui pengorbananNya, namun kita menjadi hamba kebenaran sehingga kita pun dilayakkan untuk menjadi pelayanNya. Dahulu kita melayani dosa, tetapi sekarang kita dipanggil untuk melayani Tuhan karena kita telah menjadi hamba-hambaNya.
Kesempatan melayani merupakan wujud kebaikan dan kepercayaan Tuhan kepada kita sebagai orang percaya, karena itu jangan pernah sia-siakan!
Baca: Roma 12:1-8
"Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani;" Roma 12:7
Arti kata melayani berarti berkorban, memberi dan membagikan apa yang dimilikinya, seperti pelita atau lilin yang membagikan terang kepada sekelilingnya.
Melayani pekerjaan Tuhan berbeda dari konsep dunia: ada garis perintah menurut tingkat kedudukan atau jabatan, artinya siapa yang mempunyai kedudukan atau jabatan lebih tinggi berkuasa dan berhak untuk memerintah mereka yang berada di bawahnya. Namun dalam hal melayani pekerjaan Tuhan yang terjadi justru sebaliknya, siapa yang mau menjadi besar atau terkemuka justru harus menjadi pelayan atau hamba bagi sesamanya, "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Matius 20:28). Dengan demikian orang yang menyebut diri sebagai pelayan Tuhan harus lebih banyak memberi, melayani dan memiliki hati seorang hamba. Maka, "Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." (Lukas 17:10).
Seseorang yang dewasa rohani tentu memiliki kerinduan untuk memberi yang terbaik kepada Tuhan sehingga mendorongnya untuk terlibat dalam pelayanan. Mengapa kita harus melayani Tuhan? Karena kita adalah umat pilihan Tuhan, kita dipilih dan dipindahkan dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib dengan tujuan supaya kita melayani Dia dan menjadi partner kerjaNya. Dalam wujudnya, pelayanan kepada Tuhan tersebut kita tujukan kepada sesama: memberitakan Injil kepada jiwa-jiwa yang terhilang, mendoakan orang sakit, menjadi donatur gereja, menasihati dan membimbing orang lain untuk bertobat dan sebagainya. Perhatikan! Pada saat percaya kepada Tuhan Yesus status kita bukan lagi menjadi hamba dosa, sebab Tuhan telah melepaskan kita dari dosa melalui pengorbananNya, namun kita menjadi hamba kebenaran sehingga kita pun dilayakkan untuk menjadi pelayanNya. Dahulu kita melayani dosa, tetapi sekarang kita dipanggil untuk melayani Tuhan karena kita telah menjadi hamba-hambaNya.
Kesempatan melayani merupakan wujud kebaikan dan kepercayaan Tuhan kepada kita sebagai orang percaya, karena itu jangan pernah sia-siakan!
Subscribe to:
Posts (Atom)