Tuesday, March 4, 2014

KEDEWASAAN ROHANI: Membangun Persekutuan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Maret 2014

Baca:  Mazmur 84:1-13

"Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik."  Mazmur 84:11

Aspek lain yang membawa seseorang kepada kedewasaan rohani adalah apabila ia suka bersekutu dengan Tuhan dan juga dengan sesama saudara seiman.  Persekutuan dengan Tuhan ini mutlak dimiliki setiap orang percaya, demikian juga persekutuan dengan sesama.

     Kata persekutuan artinya dipersatukan menjadi satu.  Jadi apabila ada persekutuan akan terjadi ikatan antara satu dengan lainnya begitu erat, bersatu dan tidak dapat dipisahkan.  Betapa pentingnya ikatan persekutuan ini sehingga banyak ayat Alkitab yang menyatakan tentang hal ini, contoh:  "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!"  (Pengkotbah 4:9-10).  Maka dari itu Rasul Paulus pun menasihati,  "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."  (Ibrani 10:25).

     Bersekutu dengan Tuhan berarti senantiasa melekat pada pokok anggur yaitu Tuhan Yesus, sebab kita ini adalah carang-carangNya.  Tidak mungkin carang bisa hidup tanpa menempel pada pokoknya, demikian juga kita tidak dapat hidup tanpa bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.  "Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."  (Yohanes 15:4b).  Jadi kalau kita tidak tinggal tetap di dalam Kristus kita tidak bisa menghasilkan buah.  Bukan hanya tidak bisa berbuah, tapi lambat laun kita bisa mengalami kematian atau kekeringan rohani karena tidak ada siraman air hidup yang biasa diperoleh melalui persekutuan tersebut.  Di luar Tuhan atau tanpa persekutuan dengan Tuhan Yesus mustahil kerohanian bisa bertumbuh.

Persekutuan dengan Tuhan harus selalu kita bina terus-menerus, bukan waktu-waktu tertentu saja.

Monday, March 3, 2014

KEDEWASAAN ROHANI: Rela Meninggalkan Segala Sesuatu

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Maret 2014

Baca:  Ibrani 6:1-8

"Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,"  Ibrani 6:1

Bukti kedewasaan rohani orang Kristen adalah kesiapan meninggalkan segala sesuatu;  rela meninggalkan kehidupan lama dan hidup sebagai manusia baru.  Ada tindakan iman yaitu berani keluar dari comfort zone yang selama ini membelenggu dan enggan kita tinggalkan.

     Abraham membuat tindakan iman ketika mendapat perintah dari Tuhan:  "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;"  (Kejadian 12:1).  Lalu  "...pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya,"  (Kejadian 12:4).  Begitu juga dengan Musa:  "Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa."  (Ibrani 11:24-25).  Bangsa Israel, umat pilihan Tuhan, harus meninggalkan Mesir, berarti meninggalkan masa perbudakan di Mesir, termasuk meninggalkan segala pikiran dan kebiasaan hidup lama mereka meski di tengah perjalanan mereka seringkali mengeluh, bersungut-sungut dan berkeinginan untuk kembali.  Rasul Paulus pun bertekad kuat,  "...karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,"  (Filipi 3:8).

     Kita dikatakan dewasa rohani bila kita dengan sepenuh hati tunduk kepada pimpinan Roh kudus dan meninggalkan segala yang salah dan jahat.  Artinya kita tidak lagi berkompromi dengan segala perkara yang mendatangkan kebencian dalam hati Tuhan.  Setiap orang yang meninggalkan segala sesuatunya bagi Kristus tidak aakan pernah mengalami kerugian.  Sebaliknya ia akan memiliki pengalaman-pengalaman rohani yang luar biasa.  Mengalami iman inilah yang akan menolong kita untuk meninggalkan segala perkara yang selama ini menjadi penghalang bagi kita untuk mengikut dan melayani Tuhan dengan sepenuh hati.

Tuhan rela turun ke dunia melayani, bahkan memberikan nyawaNya bagi kita;  biarlah dengan iman kita pun memiliki kerelaan meninggalkan segalanya bagi Dia.