Saturday, February 22, 2014

KUNCI KESEMBUHAN: Menjamah Jubah Yesus

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Februari 2014

Baca:  Markus 5:25-34

"Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."  Markus 5:28

Ada seorang wanita yang kondisi kesehatannya sangat buruk, karena  "...sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan."  (Markus 5:25).  Ia sudah pergi berobat kemana-mana, sampai harta bendanya ludes untuk biaya berobat, tapi hasilnya tetap saja nihil dan keadaannya makin memburuk.  Tak dapat dibayangkan betapa menderitanya wanita itu.  Secara manusia, ia sudah tidak punya harapan lagi.  Meski demikian, ia tidak menyerah dengan keadaan yang ada.  Itulah sebabnya, ketika melihat Yesus dari dekat, dengan sisa-sisa kekuatannya ia berusaha untuk menjamah jubah-Nya, karena ia sangat percaya bahwa dengan menjamah jubah Yesus saja sudah cukup baginya untuk mengalami kesembuhan, karena ia tahu bahwa segala kuasa ada dalam diri Yesus.  "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi."  (Matius 28:18), bahkan  "...dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,"  (Filipi 2:10).

     Saat mengalami pergumulan berat, seringkali kita berharap dan mencari pertolongan kepada manusia, padahal kita tahu bahwa manusia  "...tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?"  (Yesaya 2:22), dan akhirnya kita pun kecewa dan putus asa.  Ada kabar baik hari ini!  Masih ada harapan bagi orang percaya, datanglah kepada Tuhan Yesus dan jamahlah Dia.  Saat jubah-Nya dijamah oleh wanita itu, Yesus merasakan ada tenaga yang keluar dari dalam diri-Nya;  Ada kuasa yang keluar dari diri Yesus  (baca  Lukas 8:46), dan kuasa-Nya pun sanggup menyembuhkan dan memulihkan keadaan wanita itu.  Setelah menjamah jubah Yesus,  "Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya."  (Markus 5:29).  Jubah Yesus pasti tidak jauh berbeda dengan jubah yang dikenakan orang-orang pada saat itu, tapi yang membedakannya adalah jubah itu melekat pada diri Yesus.

     Jubah Yesus tidak bisa menyembuhkan, jubah Yesus hanyalah sarana atau alat saja, yang menyembuhkan adalah Pribadi Yesus.  Akhirnya, wanita ini pun pulang dengan sukacita yang luar biasa karena selain mengalami kesembuhan total, ia juga beroleh keselamatan.

"Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"  Markus 5:34

Friday, February 21, 2014

KUNCI KESEMBUHAN: Datang Kepada Yesus

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Februari 2014

Baca:  Matius 8:1-4

"Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya."  Matius 8:3b

Bagaimana supaya kuasa kesembuhan dari Tuhan itu terjadi dalam kehidupan kita?  Syarat satu-satunya adalah percaya dan beriman kepada Tuhan Yesus.  Tanpa iman yang sungguh, tidak mungkin terjadi kesembuhan.  Kita tidak akan beroleh kesembuhan jika kita tidak percaya dan masih meragukan kuasa Tuhan sanggup menyembuhkan segala penyakit dan menghancurkan segala kuasa setan.  Dimana ada kebimbangan dan keragu-raguan, disitu pasti tidak ada iman.  Alkitab menyatakan bahwa,  "...tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah."  (Ibrani 11:6)  dan orang yang bimbang tidak akan menerima sesuatu dari Tuhan  (baca  Yakobus 1:6-7), artinya mustahil kita akan melihat kemuliaan Tuhan dinyatakan atas kita.

     Saat berada di Nazaret, Yesus tidak banyak melakukan mujizat disana.  Hal ini bukan karena Yesus tidak sanggup, tapi karena orang-orang Nazaret tidak percaya kepada-Nya, dengan berkata:  "Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Lalu mereka kecewa dan menolak Dia."  (Matius 13:55-57a).

     Langkah awal untuk mengalami kesembuhan dari Tuhan adalah datang kepada Tuhan Yesus dengan iman.  Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus,  "...lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."  (Matius 8:2).  Kata  'sujud menyembah'  berarti datang dengan penuh kerendahan hati.  Banyak orang sakit tidak mau datang kepada Tuhan Yesus, yang adalah sang Juruselamat, tetapi mereka lebih memilih untuk mencari pertolongan kepada kuasa-kuasa gelap.  Dan pernyataan,  'jika Tuhan mau, Tuhan dapat mentahirkan aku'  adalah kata-kata yang positif sebagai ekspresi iman yang hidup.  Iman itu mengalahkan perasaan dan logika!  Iman itu tidak bergantung pada panca indera dan tidak terpengaruh oleh keadaan yang ada.  Iman itulah percaya yang sungguh akan perkara-perkara yang diharapkan dan keyakinan akan hal-hal yang tidak kelihatan.  Dan akhirnya,  "...Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: 'Aku mau, jadilah engkau tahir.' Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya."  (Matius 8:3).

Mujizat pun dinyatakan!