Tuesday, February 18, 2014

PENYAKIT SEBAGAI MUSUH MANUSIA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Februari 2014

Baca:  Mazmur 91:1-16

"terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang."  Mazmur 91:6

Semua orang tanpa terkecuali pasti menginginkan tubuhnya sehat wal'afiat.  Siapa diantara kita yang mau menderita sakit?  Tak seorang pun tidak.  Sakit-penyakit adalah musuh atau momok utama manusia dibelahan bumi manapun.  Itulah sebabnya, berbagai upaya dilakukan orang untuk menjaga tubuhnya agar tetap sehat dan bugar, salah satu caranya adalah dengan melakukan olahraga.  Bahkan, tidak sedikit orang rela menghabiskan banyak uang untuk berolahraga.  Semua orang pasti setuju dengan pernyataan ini,  "Sehat itu mahal, tetapi sakit itu lebih mahal lagi, karena membutuhkan banyak biaya untuk menjadi sembuh."  

     Adalah wajar bila semua orang berusaha mencari kesembuhan dari penyakit yang dideritanya.  Ada yang mencari kesembuhan dari sumber alamiah yaitu melalui pengobatan ilmu kedokteran.  Tetapi banyak juga yang akhirnya terjerat dalam perangkap perdukunan, jampi-jampi, ocultisme dan bentuk-bentuk lain dari kuasa gelap.  Hal itu menunjukkan bahwa kesembuhan benar-benar menjadi kebutuhan yang paling utama bagi orang yang menderita sakit.

     Berbicara tentang kesembuhan, tentu tidak terlepas dari apa yang disebut dengan sakit-penyakit, karena keduanya saling berkaitan.  Kesembuhan akan dialami oleh seseorang setelah ia menderita sakit dahulu.  Kabar buruknya, dunia tempat dimana kita hidup sekarang ini adalah dunia yang tidak dapat menjamin kita tetap sehat atau melindungi kita dari sakit-penyakit.  Sakit bisa datang kapan saja, dimana saja tanpa mengenal tempat, dapat menyerang manusia siapapun itu tanpa mengenal batas usia, warna kulit, ataupun tingkat pendidikan.  Saat kita tidak bisa menjaga kesehatan, terlebih lagi saat kondisi tubuh kita lemah, maka semakin mudah penyakit datang menyerang, mulai dari penyakit yang ringan sampai yang berat, yang dapat mengancam keselamatan jiwa.  Selain itu, ada pula penyakit lain yang seringkali tidak kita sadari, padahal itu sangat berbahaya dan berdampak luar biasa yaitu penyakit  'rohani'.  Jenis penyakit ini jika dibiarkan terus, akan membawa seseorang kepada  'kematian'  rohani.

Kepada siapa seharusnya kita datang untuk mencari pertolongan?  Datanglah kepada Yesus, Dia lebih dari cukup, karena Dialah yang sanggup menyembuhkan segala penyakit kita.

Monday, February 17, 2014

MENGAKHIRI DENGAN DAGING

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Februari 2014

Baca:  2 Korintus 6:11-18

"Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu."  2 Korintus 6:17

Jika ada orang Kristen yang kembali kepada dunia dan menyangkal imannya berarti sedang berbalik arah, ke luar dari jalan kehidupan kekal  (sorga)  ke jalan kebinasaan kekal  (neraka).

     Kembali kepada dunia berarti berkompromi dengan dosa dan tidak lagi hidup dalam kekudusan.  Yang Tuhan kehendaki adalah kita tetap bertahan di segala situasi, baik kelimpahan atau kekurangan, suka atau duka sampai akhir hidup kita, sebab apa yang akan kita peroleh di kekekalan kelak tidak sebanding dengan apa yang kita dapatkan di dunia ini.  "...penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita."  (Roma 8:18).  Terhadap orang percaya yang murtad itu Alkitab menyatakan,  "...mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum."  (Ibrani 6:4-6).  Adalah lebih baik jika seseorang tidak pernah mengenal kebenaran sama sekali, daripada sudah mengenal kebenaran tapi berbalik lagi kepada dunia, karena orang yang demikian keadaannya akan lebih buruk dari keadaan sebelumnya.  Tidak saja lebih buruk, namun ia telah melakukan penghinaan besar terhadap pengorbanan Kristus di atas Kalvari demi menebus dosa-dosanya.

     Bukankah saat ini banyak orang Kristen yang meremehkan korban Kristen di kayu salib?  Mereka menyia-nyiakan anugerah keselamatan yang telah diterimanya, menjual dan menukarnya dengan apa yang ada di dunia ini.  Mereka rela menyangkal Kristus demi harta kekayaan, uang, pasangan hidup, jabatan, popularitas dan sebagainya.  Ironis sekali!

"Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!  Galatia 3:3-4