Saturday, February 15, 2014

MELAYANI TUHAN: Komitmen Seumur Hidup

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Februari 2014

Baca:  Roma 14:1-12

"Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan."  Roma 14:9

Tanpa memiliki komitmen yang kuat sulit rasanya seseorang dapat bertahan lama melayani Tuhan.  Sedangkan untuk dapat berkomitmen melayani Tuhan seumur hidup kita harus mendasarinya dengan kasih dan kesetiaan.  Jika kita mengasihi Tuhan dengan sungguh, apa pun yang kita perbuat akan kita lakukan dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia  (baca  Kolose 3:23).  Apabila kasih kepada Tuhan ini sudah menjadi dasar, kita pun akan setia mengerjakan segala perkara, baik itu perkara kecil maupun besar sampai akhir hidup kita.

     Raja Saul adalah contoh orang yang tidak bisa memegang komitmennya dalam melayani Tuhan sampai akhir:  berhasil pada tahap awal, tetapi gagal pada akhirnya.  Begitu juga dengan Salomo, setelah dipercaya Tuhan dengan segala kekayaan dan hikmat yang luar biasa, ia akhirnya gagal menjaga kekudusan hidupnya dan jatuh dalam penyembahan berhala.  "Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya."  (1 Raja-Raja 11:4).  Lebih baik kita gagal di awal tetapi berhasil sampai garis akhir seperti Rasul Paulus.  "Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati."  (Pengkotbah 7:8).  Bukan langkah pertama yang penting tapi langkah yang terakhir itulah yang menentukan.  "...banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."  (Matius 19:30).  Meski demikian, yang terbaik adalah berkomitmen dan setia dari awal sampai akhir seperti yang diteladankan oleh Tuhan Yesus.

     Di akhir zaman ini banyak orang yang begitu mudah berubah.  Mereka tidak lagi setia melayani Tuhan oleh karena masalah sakit-penyakit, penderitaan, bahkan juga berkelimpahan.  Mereka berkata,  "Percuma melayani Tuhan, hanya buang-buang waktu dan uang."  Kita lupa bahwa dengan melayani tuhan seumur hidup kita akan diberkati oleh Tuhan sehingga pekerjaan kita berhasil dan tahan uji.

Tuhan Yesus sudah berkorban dan rela mati bagi kita, masakan kita tidak mau melayani dan melakukan yang terbaik bagi Dia seumur hidup kita?

Friday, February 14, 2014

MELAYANI TUHAN: Jangan Dengar Suara Iblis

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Februari 2014

Baca:  1 Yohanes 3:1-10

"Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu."  1 Yohanes 3:7a

Jika suara Tuhan adalah suara yang membawa seseorang kepada keselamatan, kesembuhan dan keberkatan, sebaliknya suara Iblis adalah suara yang membawa kepada kebinasaan, kehancuran dan kegagalan, karena misi Iblis adalah untuk mencuri, membunuh dan membinasakan manusia  (baca  Yohanes 10:10a).

     Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa dan harus terusir dari taman Eden karena mereka mendengar suara Iblis  (baca  Kejadian 3:1-7).  Tidak ada kebenaran di dalam diri Iblis karena suaranya adalah dusta dan kebohongan,  "...sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta."  (Yohanes 8:44).  Maka jangan sekali-kali membuka telinga atau memberi kesempatan sedikit pun kepada Iblis untuk memperdengarkan suaranya.  Suara Iblis hanyalah menghasut, mengintimidasi, melemahkan dan mendakwa manusia.  Iblis memakai dunia ini sebagai sarana untuk memikat, menggoda, memperdaya dan menyeret manusia agar semakin jauh dari kebenaran.  Firman Tuhan memperingatkan,  "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia."  (1 Yohanes 2:15-17).

     Karena mendengar suara Iblis banyak orang lebih memilih berkompromi dengan dosa dan mengasihi dunia ini daripada Tuhan.  "Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?"  (Yakobus 4:4).  Akhirnya fokus hidup mereka hanya untuk mengejar materi semata sehingga hari-hari mereka dipenuhi segala keinginan untuk memuaskan nafsu kedagingannya.  "Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya...barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.  (Galatia 5:19-21).

Semakin mendengar suara Iblis semakin kita hidup dalam kekuatiran, ketakutan dan kebimbangan, yang kesemuanya adalah tanda ketidakpercayaan kepada Tuhan.