Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Februari 2014
Baca: Markus 10:35-45
"dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya." Markus 10:44
Tuhan Yesus memberikan teladan yang luar biasa bagaimana seharusnya seorang Kristen melayani. Saat jamuan menjelang hari raya Paskah, Tuhan Yesus dan para muridNya berkumpul, namun tidak seorang pun dari antara mereka yang mau saling melayani. "Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki
murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada
pinggang-Nya itu." (Yohanes 13:4-5).
Membasuh kaki orang biasanya dilakukan oleh orang yang paling rendah jabatannya, tapi Tuhan Yesus rela melakukanya. KataNya, "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." (Yohanes 13:14-15). Memiliki kerendahan hati seperti Yesus adalah syarat mutlak yang harus dimiliki setiap orang percaya, dan pelayanan adalah cara yang paling efektif menghasilkan sifat rendah hati. "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (Yakobus 4:6).
Kalau kita rindu pelayanan kita berkenan kepada Tuhan kita harus membuang sifat sombong dan belajar untuk rendah hati; jadi jangan buru-buru menyebut diri kita sebagi pelayan Tuhan, sebab karakter yang baik itulah yang akan menentukan kualitas pelayanan kita. Sering dijumpai ada banyak orang Kristen yang terlibat dalam pelayanan tapi memiliki karakter yang kurang baik. Jika demikian, bagaimana kita bisa menjadi berkat? Kita juga tidak boleh menilai kerohanian seseorang dari talenta atau karunia yang dimiliki, tetapi dari buah yang dihasilkannya. "Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka." (Matius 7:17, 20).
Seberapa banyak buah-buah Roh yang kita hasilkan itulah yang terpenting dan terutama, bukan aktivitas pelayanan semata!
Sunday, February 9, 2014
Saturday, February 8, 2014
MELAYANI TUHAN: Motivasi dan Terbeban
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Februari 2014
Baca: 2 Korintus 5:11-21
"Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka." 2 Korintus 5:15
Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam melayani Tuhan adalah motivasi kita. Motivasi pelayanan yang berkenan kepada Tuhan bukan semata-mata supaya diberkati, melainkan kita rela melayani oleh karena kasih. "Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil," (Filipi 1:16).
Adapun ciri-ciri orang yang melayani Tuhan karena kerelaan dan kasih adalah: tidak memperhitungkan untung-rugi, tidak menonjolkan diri sendiri dan tidak mencari hormat dan pujian dari manusia. Hal ini sangat bertolak belakang dengan orang yang melayani Tuhan karena terpaksa dan memiliki motivasi terselubung: selalu menghitug jasa, ingin dihormati dan beroleh pujian dari manusia, ingin diutamakan, tidak mau menanggung rugi, mudah sekali mengeluh, kecewa dan akhirnya pelayanannya pun tidak bertahan lama. Orang yang melayani Tuhan harus memiliki beban yang dalam untuk melayani. Seperti Tuhan Yesus yang melayani jiwa-jiwa karena hatinya tergerak oleh belas kasihan. "Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala." (Matius 9:36). Sedangkan keberadaan orang percaya di tengah dunia adalah untuk menjadi saksiNya: menjadi garam dan terang dunia, "...supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16).
Jadi ladang pelayanan itu sesungguhnya sangat luas, tapi seringkali kita salah dalam memahami arti sebuah pelayanan. Kita beranggapan bahwa melayani Tuhan berarti harus menjadi pendeta, penginjil atau terlibat dalam pelayanan mimbar, dan terlebih dahulu masuk Sekolah Alkitab. Padahal Tuhan ingin agar kita memberitakan Injil melalui sikap dan tindakan kita sehari-hari, di mana pun kita berada dan kapan saja, sesuai dengan profesi kita masing-masing.
Melayani Tuhan adalah jika kita melakukan firmanNya dan menyelesaikan pekerjaanNya. "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34).
Baca: 2 Korintus 5:11-21
"Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka." 2 Korintus 5:15
Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam melayani Tuhan adalah motivasi kita. Motivasi pelayanan yang berkenan kepada Tuhan bukan semata-mata supaya diberkati, melainkan kita rela melayani oleh karena kasih. "Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil," (Filipi 1:16).
Adapun ciri-ciri orang yang melayani Tuhan karena kerelaan dan kasih adalah: tidak memperhitungkan untung-rugi, tidak menonjolkan diri sendiri dan tidak mencari hormat dan pujian dari manusia. Hal ini sangat bertolak belakang dengan orang yang melayani Tuhan karena terpaksa dan memiliki motivasi terselubung: selalu menghitug jasa, ingin dihormati dan beroleh pujian dari manusia, ingin diutamakan, tidak mau menanggung rugi, mudah sekali mengeluh, kecewa dan akhirnya pelayanannya pun tidak bertahan lama. Orang yang melayani Tuhan harus memiliki beban yang dalam untuk melayani. Seperti Tuhan Yesus yang melayani jiwa-jiwa karena hatinya tergerak oleh belas kasihan. "Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala." (Matius 9:36). Sedangkan keberadaan orang percaya di tengah dunia adalah untuk menjadi saksiNya: menjadi garam dan terang dunia, "...supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16).
Jadi ladang pelayanan itu sesungguhnya sangat luas, tapi seringkali kita salah dalam memahami arti sebuah pelayanan. Kita beranggapan bahwa melayani Tuhan berarti harus menjadi pendeta, penginjil atau terlibat dalam pelayanan mimbar, dan terlebih dahulu masuk Sekolah Alkitab. Padahal Tuhan ingin agar kita memberitakan Injil melalui sikap dan tindakan kita sehari-hari, di mana pun kita berada dan kapan saja, sesuai dengan profesi kita masing-masing.
Melayani Tuhan adalah jika kita melakukan firmanNya dan menyelesaikan pekerjaanNya. "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34).
Subscribe to:
Posts (Atom)