Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Februari 2014
Baca: 1 Petrus 4:1-6
"supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah." 1 Petrus 4:2
Setelah beroleh keselamatan secara cuma-cuma dari Tuhan ada bagian yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita sebagai umat tebusanNya yaitu memelihara, mengerjakan dan mempertahankan keselamatan tersebut dengan takut dan gentar. Salah satu caranya adalah dengan melibatkan diri dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.
Ada dua kata kunci bagi setiap orang Kristen yaitu marilah dan pergilah. Tuhan berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28), dan juga "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus," (Matius 28:19). Jadi kita dipanggil bukan hanya untuk menerima karunia keselamatan, tetapi juga untuk melaksanakan Amanat AgungNya: pergi dan menghasilkan buah. Tuhan tidak ingin kita hidup tanpa bekerja, tetapi aktif bekerja bagi Dia.
Kita memiliki tugas memenangkan jiwa bagi kerajaan Allah. Inilah undangan Yesus kepada setiap orang percaya, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Matius 4:19). Mengapa kita harus melayani? 1. Karena Tuhan Yesus telah terlebih dahulu memberikan teladan hidup kepada kita. "...sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk
melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang." (Matius 20:28). Sebagai pengikut Kristus adalah mutlak bagi kita mengikuti teladanNya. 2. Karena Tuhan telah memberikan talenta dan karunia kepada kita yang kesemuanya itu harus kita kembangkan dan maksimalkan. Jangan sekali-kali kita berlaku seperti hamba yang mendapat satu talenta dan menyembunyikan talentanya itu di dalam tanah. Ia tidak mau bekerja dan berkarya bagi Tuhan. Akhirnya hamba itu pun harus menanggung akibatnya (baca Matius 25:30).
Jika kita tidak berbuat apa-apa bagi kerajaan Allah kita bersikap sama seperti hamba yang jahat, malas dan tidak berguna. Dosanya tidak terletak pada apa yang dilakukannya, melainkan pada apa yang tidak dilakukannya, di mana ia telah menyia-nyiakan kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan oleh tuannya itu.
Tanggapilah panggilan Tuhan dengan benar!
Thursday, February 6, 2014
Wednesday, February 5, 2014
HIDUP BENAR ADALAH KUNCI BERTAHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Februari 2014
Baca: Mazmur 25:1-22
"Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;" mazmur 25:3
Jika menghadapi situasi yang serba tidak menentu, kita sebagai anak-anak Tuhan harus memiliki sikap yang berbeda, karena kita memiliki keyakinan bahwa bersama Roh Kudus kita memiliki kesanggupan untuk menjalani hari-hari berat kita. "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7) dan "...Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4). Kekuatan adikodrati inilah yag senantiasa menguatkan, menopang dan menyertai kita. Pemazmur menyatakan, "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;" (Mazmur 34:20). Tantangan, penderitaan, masalah, ancaman dan sebagainya akan selalu ada dan mewarnai hari-hari manusia. Bagi orang dunia itu adalah hal yang menakutkan dan mengkhawatirkan, tapi bagi kita adalah kesempatan untuk melihat dan mengalami mujizat Tuhan dinyatakan. "TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Keluaran 14:14).
Supaya kita dapat bertahan di tengah pergumulan yang berat kita perlu tetap fokus pada janji Tuhan, sebab "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian,..." (2 Petrus 3:9). Apa pun keadaannya kita harus tetap menanti-nantikan Tuhan karena Dia tidak pernah lalai menepati janjiNya. Dalam menantikan Tuhan terkandung beberapa aspek yang harus dipenuhi, yaitu kesabaran, ketekunan dan penguasaan diri; dan kesemuanya itu tidak terlepas dari tindakan kita membangun persekutuan yang karib dengan Tuhan. Ketika kita sabar dan tekun menanti-nantikan Tuhan, iman kita sedang dilatih supaya kuat.
Fokus pada janji Tuhan berarti memahami bahwa waktu Tuhan bukanlah waktu 'saya', sehingga kita tidak berubah sikap sampai Tuhan bertindak. Fokus pada janji Tuhan berarti kita 'tinggal' di dalam firmanNya, artinya kita mengerjakan bagian kita yaitu hidup dalam kebenaran dengan melakukan firmanNya setiap hari.
"Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya." Mazmur 25:10
Baca: Mazmur 25:1-22
"Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu;" mazmur 25:3
Jika menghadapi situasi yang serba tidak menentu, kita sebagai anak-anak Tuhan harus memiliki sikap yang berbeda, karena kita memiliki keyakinan bahwa bersama Roh Kudus kita memiliki kesanggupan untuk menjalani hari-hari berat kita. "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7) dan "...Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4). Kekuatan adikodrati inilah yag senantiasa menguatkan, menopang dan menyertai kita. Pemazmur menyatakan, "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;" (Mazmur 34:20). Tantangan, penderitaan, masalah, ancaman dan sebagainya akan selalu ada dan mewarnai hari-hari manusia. Bagi orang dunia itu adalah hal yang menakutkan dan mengkhawatirkan, tapi bagi kita adalah kesempatan untuk melihat dan mengalami mujizat Tuhan dinyatakan. "TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Keluaran 14:14).
Supaya kita dapat bertahan di tengah pergumulan yang berat kita perlu tetap fokus pada janji Tuhan, sebab "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian,..." (2 Petrus 3:9). Apa pun keadaannya kita harus tetap menanti-nantikan Tuhan karena Dia tidak pernah lalai menepati janjiNya. Dalam menantikan Tuhan terkandung beberapa aspek yang harus dipenuhi, yaitu kesabaran, ketekunan dan penguasaan diri; dan kesemuanya itu tidak terlepas dari tindakan kita membangun persekutuan yang karib dengan Tuhan. Ketika kita sabar dan tekun menanti-nantikan Tuhan, iman kita sedang dilatih supaya kuat.
Fokus pada janji Tuhan berarti memahami bahwa waktu Tuhan bukanlah waktu 'saya', sehingga kita tidak berubah sikap sampai Tuhan bertindak. Fokus pada janji Tuhan berarti kita 'tinggal' di dalam firmanNya, artinya kita mengerjakan bagian kita yaitu hidup dalam kebenaran dengan melakukan firmanNya setiap hari.
"Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya." Mazmur 25:10
Subscribe to:
Posts (Atom)