Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Februari 2014
Baca: Yohanes 11:33-44
"Jawab Yesus: 'Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?'" Yohanes 11:40
Semua orang pasti akan berkata, "Nasi sudah menjadi bubur!" setelah mendapati Lazarus sudah mati, bahkan telah empat hari dikuburkan.
Nada penyesalan tersirat dalam pernyataan Marta, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." (Yohanes 11:21). Sambil tersungkur di bawah kaki Yesus Maria pun mengungkapkan hal yang sama, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." (Yohanes 11:32). Kita pun seringkali bersikap demikian, kecewa dan bersungut-sungut dengan mengatakan bahwa semuanya sudah terlambat, "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." (Yohanes 11:32). Benarkah demikian? Pertolongan Tuhan itu tidak pernah terlambat, karena "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkotbah 3:11). Hal ini dibuktikan ketika Yesus bertindak dengan berkata, "'Lazarus, marilah ke luar!' Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih
terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh." (Yohanes 11:43-44). Luar biasa! Lazarus yang sudah mati selama empat hari pun dibangkitkanNya!
Jika saat ini kita sedang mengalami pergumulan berat: sakit-penyakit, perekonomian, keuangan, karir/pekerjaan sepertinya sudah mati dan tiada harapan lagi, janganlah menyerah pada keadaan! Tetaplah berserah kepada Tuhan dan nantikan pertolongannya dengan sabar, maka kita akan melihat mujizatNya dinyatakan. Selalu ada rencana indah di balik 'keterlambatan' Tuhan dalam bertindak. Jika 'seolah-olah' Tuhan terlambat dan lamban, di balik itu pasti ada sesuatu yang sedang Dia kerjakan. Tuhan ingin kita belajar untuk percaya. Selama ini murid-murid atau orang-orang sudah biasa melihat Yesus menyembuhkan orang sakit, namun mereka belum melihat Yesus membangkitkan orang mati. Dalam hal ini Yesus sedang mengajar murid-muridNya untuk mengembangkan iman mereka supaya mereka tahu bahwa Yesus adalah kebangkitan dan hidup.
"...syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya." Yohanes 11:15
Sunday, February 2, 2014
Saturday, February 1, 2014
PERTOLONGAN TUHAN: Tidak Pernah Terlambat
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Februari 2014
Baca: Yohanes 11:1-32
"Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;" Yohanes 11:6
Dalam perjalanan hidup ini kita seringkali dihadapkan pada berbagai macam persoalan dan pergumulan. Respons kita terhadap persoalan pun bermacam-macam, umumnya kita gampang kecewa dan putus asa karena merasa bahwa pertolongan dari Tuhan itu tidak tepat waktu seperti yang kita harapkan.
Perihal waktu inilah yang selalu menjadi masalah serius dalam kehidupan orang percaya. Mengapa? Karena kita menghendaki pertolongan dan jawaban doa dari Tuhan itu secara cepat, tidak perlu menunggu lama. Itulah keinginan kita! Padahal waktu kita bukanlah waktu Tuhan. Adakalanya jawaban Tuhan terhadap doa dan permohonan kita adalah: tunggu. Namun yang pasti suatu saat janji Tuhan pasti akan digenapi, karena janjiNya adalah ya dan amin. Firman Tuhan berisi ribuan janji Tuhan dan tak satu pun janjiNya yang tak ditepatiNya. "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." (Mazmur 12:7).
Benarkah pertolongan Tuhan itu terlambat? Kita menganggap bahwa pertolongan Tuhan itu terlambat dan tidak tepat waktu oleh karena kita mengukurnya menurut agenda, rencana dan waktu kita. Sementara Tuhan bertindak sesuai dengan waktuNya. Mungkin kita tidak akan mendapat masalah bila waktu Tuhan itu sama dengan waktu kita.
Inilah yang mungkin juga dirasakan oleh sebuah keluarga di Betania. Suatu ketika Maria dan Marta sedang menghadapi persoalan yang sangat berat, di mana Lazarus, saudaranya, sedang sakit parah. Lalu mereka mengirim kabar tentang sakit yang dialami Lazarus ini kepada Yesus, dengan harapan Yesus akan bergegas datang ke Betania dan menyembuhkan saudaranya itu. Kenyataannya? Respons Yesus benar-benar di luar dugaan. "...setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;" (ayat nats). Setelah itu, sesuai dengan waktuNya, Yesus pun datang ke rumah mereka, namun apa yang terjadi? "...ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur." (Yohanes 11:17).
Secara manusia, kedatangan Tuhan Yesus ke rumah Lazarus sudah terlambat, tetapi dibalik itu ada rencanaNya yang luar biasa.
Baca: Yohanes 11:1-32
"Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;" Yohanes 11:6
Dalam perjalanan hidup ini kita seringkali dihadapkan pada berbagai macam persoalan dan pergumulan. Respons kita terhadap persoalan pun bermacam-macam, umumnya kita gampang kecewa dan putus asa karena merasa bahwa pertolongan dari Tuhan itu tidak tepat waktu seperti yang kita harapkan.
Perihal waktu inilah yang selalu menjadi masalah serius dalam kehidupan orang percaya. Mengapa? Karena kita menghendaki pertolongan dan jawaban doa dari Tuhan itu secara cepat, tidak perlu menunggu lama. Itulah keinginan kita! Padahal waktu kita bukanlah waktu Tuhan. Adakalanya jawaban Tuhan terhadap doa dan permohonan kita adalah: tunggu. Namun yang pasti suatu saat janji Tuhan pasti akan digenapi, karena janjiNya adalah ya dan amin. Firman Tuhan berisi ribuan janji Tuhan dan tak satu pun janjiNya yang tak ditepatiNya. "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." (Mazmur 12:7).
Benarkah pertolongan Tuhan itu terlambat? Kita menganggap bahwa pertolongan Tuhan itu terlambat dan tidak tepat waktu oleh karena kita mengukurnya menurut agenda, rencana dan waktu kita. Sementara Tuhan bertindak sesuai dengan waktuNya. Mungkin kita tidak akan mendapat masalah bila waktu Tuhan itu sama dengan waktu kita.
Inilah yang mungkin juga dirasakan oleh sebuah keluarga di Betania. Suatu ketika Maria dan Marta sedang menghadapi persoalan yang sangat berat, di mana Lazarus, saudaranya, sedang sakit parah. Lalu mereka mengirim kabar tentang sakit yang dialami Lazarus ini kepada Yesus, dengan harapan Yesus akan bergegas datang ke Betania dan menyembuhkan saudaranya itu. Kenyataannya? Respons Yesus benar-benar di luar dugaan. "...setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;" (ayat nats). Setelah itu, sesuai dengan waktuNya, Yesus pun datang ke rumah mereka, namun apa yang terjadi? "...ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur." (Yohanes 11:17).
Secara manusia, kedatangan Tuhan Yesus ke rumah Lazarus sudah terlambat, tetapi dibalik itu ada rencanaNya yang luar biasa.
Subscribe to:
Posts (Atom)