Saturday, February 1, 2014

PERTOLONGAN TUHAN: Tidak Pernah Terlambat

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Februari 2014

Baca:  Yohanes 11:1-32

"Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;"  Yohanes 11:6

Dalam perjalanan hidup ini kita seringkali dihadapkan pada berbagai macam persoalan dan pergumulan.  Respons kita terhadap persoalan pun bermacam-macam, umumnya kita gampang kecewa dan putus asa karena merasa bahwa pertolongan dari Tuhan itu tidak tepat waktu seperti yang kita harapkan.

     Perihal waktu inilah yang selalu menjadi masalah serius dalam kehidupan orang percaya.  Mengapa?  Karena kita menghendaki pertolongan dan jawaban doa dari Tuhan itu secara cepat, tidak perlu menunggu lama.  Itulah keinginan kita!  Padahal waktu kita bukanlah waktu Tuhan.  Adakalanya jawaban Tuhan terhadap doa dan permohonan kita adalah:  tunggu.  Namun yang pasti suatu saat janji Tuhan pasti akan digenapi, karena janjiNya adalah ya dan amin.  Firman Tuhan berisi ribuan janji Tuhan dan tak satu pun janjiNya yang tak ditepatiNya.  "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah."  (Mazmur 12:7).

     Benarkah pertolongan Tuhan itu terlambat?  Kita menganggap bahwa pertolongan Tuhan itu terlambat dan tidak tepat waktu oleh karena kita mengukurnya menurut agenda, rencana dan waktu kita.  Sementara Tuhan bertindak sesuai dengan waktuNya.  Mungkin kita tidak akan mendapat masalah bila waktu Tuhan itu sama dengan waktu kita.

     Inilah yang mungkin juga dirasakan oleh sebuah keluarga di Betania.  Suatu ketika Maria dan Marta sedang menghadapi persoalan yang sangat berat, di mana Lazarus, saudaranya, sedang sakit parah.  Lalu mereka mengirim kabar tentang sakit yang dialami Lazarus ini kepada Yesus, dengan harapan Yesus akan bergegas datang ke Betania dan menyembuhkan saudaranya itu.  Kenyataannya?  Respons Yesus benar-benar di luar dugaan.  "...setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada;"  (ayat nats).  Setelah itu, sesuai dengan waktuNya, Yesus pun datang ke rumah mereka, namun apa yang terjadi?  "...ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur."  (Yohanes 11:17).

Secara manusia, kedatangan Tuhan Yesus ke rumah Lazarus sudah terlambat, tetapi dibalik itu ada rencanaNya yang luar biasa.

Friday, January 31, 2014

YESUS: Ada Kuasa di Balik Doa

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Januari 2014

Baca:  Markus 1:40-45

"Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir."  Markus 1:42

Inilah dampak kedisiplinan Yesus dalam berdoa,  "Semua orang mencari Engkau."  (Markus 1:37).  Orang banyak ingin bertemu denganNya karena melihat hal-hal yang luar biasa dalam diriNya.  Keberadaan Yesus benar-benar menjadi 'magnet' bagi banyak orang.

     Setelah mengawali hari baru dengan membangun persekutuan intim dengan Bapa, Yesus mengisi hari-hariNya dengan  "...pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."  (Markus 1:38).  Ini menunjukkan bahwa di mana pun dan ke mana pun pergi Yesus selalu membawa misi.  Dia selalu fokus dan memiliki semangat yang menyala-nyala untuk mengerjakan panggilanNya yaitu memberitakan Injil kerajaan Allah, melayani jiwa-jiwa, menyembuhkan orang yang sakit, mengusir setan serta  "...mencari dan menyelamatkan yang hilang."  (Lukas 19:10).  Dewasa ini ada banyak jiwa di sekitar kita yang sedang 'sakit' dan 'tersesat', sangat membutuhkan uluran tangan kita.  Adakah hati kita tergerak menjangkau mereka?

     Iman kita haruslah iman yang aktif, artinya melangkah atau melakukan sesuatu.  Kita tidak dapat menunggu atau berdiam diri sampai seseorang datang kepada kita baru kita mau menginjil dan melayani mereka.  Yesus selalu datang dan menghampiri orang-orang dan hatiNya selalu tergerak oleh belas-kasihan.  Hadirat Allah benar-benar memenuhi kehidupan Yesus, karena itu Ia tidak dapat berdiam diri melihat penderitaan orang lain, terlebih jika ada perbuatan mereka yang menyimpang dari kebenaran.  Setiap orang yang mengalami perjumpaan dengan Yesus hidupnya diubahkan:  yang sakit disembuhkan, yang buta dicelikkan, yang lemah dikuatkan, yang susah dihiburkan, yang terbelenggu dibebaskanNya.

     Memiliki hati seperti Yesus inilah yang harus menjadi tujuan hidup setiap orang percaya karena dunia ini sedang haus dan lapar akan kasih Tuhan.  Tuhan memanggil kita untuk menjadi alat kemuliaanNya, melakukan pekerjaan besar di tengah-tengah dunia ini.

Untuk bisa dipercaya Tuhan mengerjakan misi ini kita harus memiliki persekutuan karib denganNya melalui doa-doa kita, sebab  "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  Yakobus 5:16b