Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Desember 2013 -
Baca: Lukas 2:8-20
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." Lukas 2:14
Sesungguhnya kebahagiaan natal bukan dikarenakan mewah atau semaraknya perayaan, melainkan bagaimana sikap hati kita setelah bertemu dengan Yesus, Sang Juruselamat dunia itu. Karena itu patut bagi kita untuk meneladani sikap para gembala ini.
Setelah menerima kabar sukacita para gembala pun "...berkata seorang kepada yang lain: 'Marilah kita pergi ke Betlehem untuk
melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan
kepada kita.'" (ayat 15). Para gembala memiliki respons yang benar akan kedatangan Sang Juruselamat, sehingga tanpa menunda-nunda waktu mereka pun segera pergi ke Betlehem bukan sekedar ingin tahu, tetapi mereka memiliki kerinduan yang mendalam untuk bertemu dengan Yesus. Mereka pergi bukan dengan keterpaksaan, melainkan kerelaan dan dipenuhi sukacita. Sukacita mereka bukan berasal dari dunia tapi dari sorga. Inilah sukacita sejati! Mereka mengalami sukacita sejati karena telah bertemu secara pribadi dengan Sang Juruselamat. Setelah bertemu Yesus gembala-gembala itu tidak tinggal diam. Sukacita yang mereka peroleh tidak mereka nikmati sendiri tetapi mereka bagikan kepada orang lain. "Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu." (ayat 17).
Inilah yang Tuhan kehendaki bagi kita yaitu menjadi saksi-saksiNya di tengah dunia ini. Bersaksi tentang Yesus, Sang Juruselamat, supaya orang-orang yang belum mengenal Dia juga diselamatkan. Untuk bersaksi dan memberitakan Injil tidak harus menjadi pendeta, pengkotbah atau masuk sekolah teologia terlebih dahulu. Apa pun pekerjaan dan profesi kita, di mana pun dan kapan pun waktunya, kita bisa menjadi saksi-saksi Kristus. Kesaksian yang efektif adalah melalui kehidupan kita sehari-hari yang bisa menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Sayang sekali apabila orang Kristen tidak bisa menjadi berkat, malahan sebaliknya menjadi batu sandungan bagi banyak orang oleh karena perbuatan mereka yang tidak jauh berbeda dari orang-orang dunia.
Kelahiran Yesus Kristus membawa sukacita sejati bagi setiap orang percaya kepadaNya, karena di dalam Dia ada keselamatan!
Thursday, December 26, 2013
Wednesday, December 25, 2013
SUKACITA BAGI DUNIA (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Desember 2013 -
Baca: Lukas 2:8-20
"Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." Lukas 2:11
Natal telah tiba! Hari ini seluruh umat Kristiani di seluruh penjuru bumi diliputi sukacita, karena kita kembali beroleh kesempatan merayakan natal. Semarak lagu-lagu natal sudah kita dengar di berbagai tempat sejak minggu-minggu kemarin, baik itu di pusat-pusat perbelanjaan, hotel dan sebagainya. Terlebih lagi gereja-gereja tak kalah antusias merias diri, mulai dari pernak-pernik hingga berbagai atraksi yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari guna menyambut momen yang sangat berbahagia ini, seperti latihan drama, paduan suara, gerak dan lagu, bahkan ada pula yang menggelar bazar atau pasar murah bagi jemaat. Seringkali waktu dan pikiran kita tersita hanya untuk menghias gereja dan mendisain acara natal semeriah mungkin, tapi kita lupa makna dari natal itu sendiri.
Biasanya suasana malam hari adalah sunyi senyap dan gelap gulita karena banyak orang sudah terlelap di balik selimutnya. Namun ada pemandangan yang berbeda di padang belantara, tempat di mana para gembala menjaga kawanan ternaknya pada suatu malam. Suatu tempat yang sama sekali tidak diperhitungkan oleh manusia, di mana biasanya hanya terdengar suara kambing domba mengembik, berubah menjadi gegap gempita. "Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: 'Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:'" (Lukas 2:9-10).
Apakah yang sedang terjadi? Terang dari sorga meliputi tempat itu seiring datangnya malaikat Tuhan membawa kabar sukacita bahwa telah lahir Sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus di kota Daud. Uniknya orang yang pertama kali menerima kabar sukacita dari sorga ini bukanlah orang-orang yang ternama, berpangkat atau rohaniawan, tetapi orang-orang yang mungkin dipandang sebelah mata oleh dunia. Mereka adalah para gembala domba, sekelompok orang yang berstatus sosial rendah, kaum yang sama sekali tidak masuk perhitungan. Hal ini menunjukkan bahwa kedatangan Sang Juruselamat ke dunia bukan hanya untuk orang-orang atau golongan tertentu saja, melainkan juga untuk segala kaum bangsa tanpa memandang kulit dan juga status sosial. (Bersambung)
Baca: Lukas 2:8-20
"Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." Lukas 2:11
Natal telah tiba! Hari ini seluruh umat Kristiani di seluruh penjuru bumi diliputi sukacita, karena kita kembali beroleh kesempatan merayakan natal. Semarak lagu-lagu natal sudah kita dengar di berbagai tempat sejak minggu-minggu kemarin, baik itu di pusat-pusat perbelanjaan, hotel dan sebagainya. Terlebih lagi gereja-gereja tak kalah antusias merias diri, mulai dari pernak-pernik hingga berbagai atraksi yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari guna menyambut momen yang sangat berbahagia ini, seperti latihan drama, paduan suara, gerak dan lagu, bahkan ada pula yang menggelar bazar atau pasar murah bagi jemaat. Seringkali waktu dan pikiran kita tersita hanya untuk menghias gereja dan mendisain acara natal semeriah mungkin, tapi kita lupa makna dari natal itu sendiri.
Biasanya suasana malam hari adalah sunyi senyap dan gelap gulita karena banyak orang sudah terlelap di balik selimutnya. Namun ada pemandangan yang berbeda di padang belantara, tempat di mana para gembala menjaga kawanan ternaknya pada suatu malam. Suatu tempat yang sama sekali tidak diperhitungkan oleh manusia, di mana biasanya hanya terdengar suara kambing domba mengembik, berubah menjadi gegap gempita. "Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: 'Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:'" (Lukas 2:9-10).
Apakah yang sedang terjadi? Terang dari sorga meliputi tempat itu seiring datangnya malaikat Tuhan membawa kabar sukacita bahwa telah lahir Sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus di kota Daud. Uniknya orang yang pertama kali menerima kabar sukacita dari sorga ini bukanlah orang-orang yang ternama, berpangkat atau rohaniawan, tetapi orang-orang yang mungkin dipandang sebelah mata oleh dunia. Mereka adalah para gembala domba, sekelompok orang yang berstatus sosial rendah, kaum yang sama sekali tidak masuk perhitungan. Hal ini menunjukkan bahwa kedatangan Sang Juruselamat ke dunia bukan hanya untuk orang-orang atau golongan tertentu saja, melainkan juga untuk segala kaum bangsa tanpa memandang kulit dan juga status sosial. (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)